Share

Dunia Jungkir Balik

Setelah melewati malam dengan ketegangan yang tak tersalurkan, aku bangun tidur dengan kepala yang nyeri tak tertahankan. Rati yang mencoba membangunkanku seperti biasanya pun kubentak supaya dia pergi meninggalkanku dan membiarkan aku tidur lebih lama. Namun, keributan yang terjadi di luar akhirnya membuatku tak lagi bisa nyenyak. Tanpa tenaga aku keluar dari kamar, menyeret langkah demi langkah.

“Ibuk, sih. Kenapa bikin susunya pakai air panas,” keluh Xai.

Rati hanya mengerang kesal, lalu menyingkirkan gelas susu yang masih penuh dari meja makan. “Ibuk lupa. Ini bukan masalah yang harus kamu besar-besarkan, Xai. Ibuk bisa buatkan kamu susu yang lain. Enggak pakai air panas.”

“Enggak usah! Aku sudah telat!”

“Tapi....”

Begitu Xai hendak meninggalkan meja makan, dia menyadari kehadiranku yang berdiri di belakangnya. Aku menahan bahunya, mencengkramnya di sana dengan sedikit tenaga yang tersisa, mendorongnya untuk kembali duduk ke tempatnya semu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status