Share

25. Berlumuran Darah

Bimantara berhasil menepi ke pinggir sungai. Buaya-buaya yang mengejarkanya tiba-tiba kembali menyelam lalu menghilang dari permukaan air. Kini pakaiannya yang basah itu semakin membuatnya menggigil. Dia terlentang menghadap langit. Mencoba berjemur dari sinar matahari yang mulai meninggi. Agar pakaiannya kering dan gigilnya menghilang. Dia penu menoleh pada hilir sungai. Sekarang tongkatnya sudah hanyut. Dia bingung bagaimana harus kembali berjalan? Akhirnya dia pasrah menunggu sampai pakaiannya kering.

Bimantara duduk. Dia mengitari sekitar. Mencoba untuk berkonsentrasi lagi untuk mendengarkan suara-suara di dalam hutan rimba itu.

“Hutan apa ini?” gumamnya. “Apakah ini hutan buatan? Atau mataku saja yang menganggap ini hutan padahal bukan? Tapi jika ini tidak nyata, kenapa semuanya terasa nyata?”

Tiba-tiba Bimantara teringat Pangeran Sakai. Dia tidak tahu kemana Pangeran itu sekarang.

“Apa mungkin Pangeran Sakai sudah menem

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Abdus Somad
suka sma ceritanya tapi koin nya gila
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status