Bagaimana jadinya jika iblis yang biasanya menjadi musuh seluruh makhluk nyatanya justru yang menjadi pembela kebenaran dan sosok yang diagungkan yang dikenal sebagai para Dewa adalah pembelot sejati? Ling Tian, pemuda yang merupakan reinkarnasi dari Kaisar Dewa sekaligus murid dari Sang Maha Dewa harus terpisah dari saudara dan saudarinya ketika sedang dalam perjalanan menuju ke Alam Dewa. Dia justru jatuh ke Alam Bawah atau biasa disebut dengan nama Alam Neraka. Ketika dalam keputusasaan karena mengalami luka berat, lambang Yin Yang yang ada di tengkuknya dan merupakan tanda lahirnya menyelaraskan energi dalam tubuhnya hingga terjadilah sebuah perubahan menjadi iblis. Ling Tian lalu diselamatkan oleh iblis tua baik hati yang ternyata adalah sosok yang dulunya pernah mengabdi setia kepada Kaisar Dewa Ling atau dirinya di masa lalu. Untuk menutupi identitasnya, Ling Tian terpaksa juga harus mengubah namanya menjadi Mo Tian, mengikuti nama marga iblis tua penyelamatnya. Bagaimanakah kisahnya selanjutnya? Berhasilkah Ling Tian menuju ke Alam Dewa dan merebut kembali tahtanya dari Dewa Perang yang dulunya mengkhianati serta membunuhnya?
Lihat lebih banyakDi atas sebuah hutan terpencil yang sangat rimbun dan di huni oleh ribuan hewan iblis yang sangat ganas, sebuah celah spasial tampak terbentuk lalu dari dalamnya muncul lesatan sesuatu bercahaya hitam putih bagaikan bintang mistis jatuh.
Swoooosshh... Sesuatu bercahaya hitam dan putih itu terus melesat dengan kecepatan tinggi hingga akhirnya jatuh mendarat sangat keras hingga menciptakan sebuah ledakan besar yang mengguncang daratan. Booommmm... Hewan-hewan iblis yang menghuni hutan belantara terpencil itu langsung berlarian menjauh dari pusat ledakan karena selain adanya distorsi udara di sekitar, sebuah aura yang sangat mencekam dan menekan juga menyebar membuat ketakutan tersendiri untuk mereka. Di sebuah gua sederhana yang tidak terlalu jauh dari tempat terjadinya ledakan, sesosok iblis tua terlihat keluar dan menatap intens ke satu arah. 'Apa yang terjadi? Bagaimana bisa terjadi ledakan yang begitu kuat seperti itu di hutan terpencil ini? Apakah terjadi pertarungan antar iblis kuat?' gumam pria iblis tua tersebut yang penasaran. 'Dan apa-apaan aura mencekam ini?' Lanjutnya dengan hati gusar. Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya iblis tua itu memutuskan untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di hutan sana. . . "I-ini.." Iblis tua yang telah mencapai tempat terjadinya ledakan tidak bisa untuk tidak terkejut ketika melihat kerusakan yang terjadi. Hutan-hutan dan pepohonan yang sangat rimbun itu kini telah hancur luluh lantak menjadi tanah tandus dengan sebuah kawah raksasa berarurakan misterius serta menekan. Namun sang iblis tua itu dapat merasakan bahwa aura tirani itu secara perlahan semakin menyusut dan terus menghilang seiring berjalannya waktu. Hal tersebut memicu rasa penasarannya hingga membuat dirinya memutuskan untuk menunggu dan melihat dengan mata kepalanya sendiri apakah sesuatu yang sebenarnya jatuh dari atas langit dan menciptakan bencana sebesar ini. Setelah hampir seharian, akhirnya aura tirani tersebut menghilang sepenuhnya dan iblis tua yang merasakannya segera enyah dari tempatnya menunggu. Dia berjalan memasuki kawah raksasa itu dengan rasa penasaran tertingginya. Akan tetapi alangkah betapa terkejutnya dia ketika melihat sesosok pemuda iblis yang sangat tampan tampak terluka dan tidak sadarkan diri berada di pusat sumber bencana. Mata iblis tua itu melotot karena tidak menyangka bahwa ternyata dugaannya akan terjadinya suara ledakan adalah karena sebuah pertarungan antara dua entitas kuat dan salah satu diantara mereka adalah iblis muda yang sangat tampan ini. Sang iblis tua segera mendekati pemuda iblis itu dan mengecek nadi di tangannya. "Hmm.. Dia masihlah hidup, namun hampir seluruh organ tubuh bagian dalamnya telah terluka parah. Sungguh, mungkin dia telah mengalami pertarungan yang sangat luar biasa." Batin iblis tua itu meskipun merasa sedikit aneh karena kekuatan yang dimiliki oleh pemuda iblis tampan ini hanyalah berada di Ranah Dewa Bumi Tahap Awal saja. "Baiklah.. Aku memutuskan untuk menolong bocah iblis ini saja! Haiih.. Lagipula sudah cukup lama aku tidak memiliki teman di tempat terpencil ini setelah kejadian itu.." Katanya lagi namun ada jejak kesedihan yang sangat dalam terlihat dari nada berbicaranya ketika mengingat kembali akan kejadian masa lalunya. Entah mengapa dia juga tiba-tiba teringat dengan kejadian di masa lalu ketika melihat iblis muda yang saat ini sedang tidak berdaya itu, padahal dia sungguh menjauhi semua hal yang berhubungan dengan dunia luar adalah agar dapat melupakan masa-masa kelam itu. Sang iblis tua itu pada akhirnya hanya menghela nafasnya beberapa kali lalu membawa iblis muda yang rupawan dan terluka tersebut di gua tempatnya tinggal dan merawatnya dengan sepenuh hati. *** Empat puluh hari setelah itu, iblis muda rupawan yang sedang terbaring lemah di atas pembaringan yang ada di dalam gua akhirnya membuka matanya. Pandangannya sedikit kabur pada awal mulanya namun setelah itu dia dapat dengan jelas melihat langit-langit gua dan sekitarnya. "D-dimana aku?" Ucapnya dengan lemah. "Ah! Akhirnya kau sadar juga, anak muda!" Terdengar suara serak dari arah mulut gua yang tentu saja adalah berasal dari sang iblis tua yang selama empat puluh hari ini merawatnya. Iblis muda rupawan itu pun mengalihkan pandangannya ke arah sang iblis tua tersebut sehingga terdapat jejak keterkejutan pada raut wajahnya. "Aura ini..? Aura iblis..?" Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Dia mengingat dengan jelas bahwa saat itu dirinya bersama dengan beberapa saudara dan saudarinya sedang berada di halaman Istana Suci untuk melakukan perjalanan serentak menuju Alam Dewa dengan cara melepaskan kekuatan yang telah melebih batas aturan dimensi Alam Menengah. Saat itu sebuah portal raksasa tercipta di atas langit Istana Suci yang merupakan jalan bagi dirinya dan semua saudara-saudarinya untuk menuju Alam Dewa. Pada awalnya tidak ada masalah sama sekali ketika semua orang memasuki portal tersebut. Akan tetapi ketika dalam tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba sebuah badai ruang dan waktu terjadi dan membuatnya terpisah seorang diri lalu tersedot di sebuah portal lain yang tiba-tiba muncul. Pemuda tampan yang tidak lain adalah Ling Tian itu harus berjuang mati-matian demi menyelamatkan nyawanya di dalam ruang kehampaan tersebut. Dia beberapa kali menerima hempasan bebatuan ruang angkasa yang memiliki energi yang membuatnya terluka dengan parah. Hingga pada akhirnya dirinya sudah tidak dapat mempertahankan lagi kesadarannya karena telah kehabisan seluruh energi Qi. Dia pun pasrah dan tubuhnya terus terseret memasuki aliran ruang portal misterius tersebut tanpa tahu ke manakah arah berakhirnya aliran ruang itu. 'Sial! Ini pasti ulah tua bangka sialan itu!' gumamnya dalam hati yang mengingat sosok yang selalu membuatnya kerepotan jika dirinya sedang melewati sebuah portal antar dimensi. Ya, sosok itu tentu saja adalah gurunya yang merupakan Sang Maha Dewa seluruh alam semesta ini. Ling Tian sadar bahwa saat ini pastilah dia telah dilemparkannya memasuki Alam Neraka, tempat para iblis berada. 'Tapi bagaimana mungkin aura dan energi dalam tubuhku juga berubah menjadi iblis? Apakah ini juga perbuatannya?' Lanjutnya bergumam. Iblis tua yang melihat iblis muda rupawan di hadapannya justru terlihat termenung ketika baru sadarkan diri dibuat mengerutkan keningnya. "Nak, apakah kau sudah baik-baik saja?" Dia bertanya. "Ah! Maaf, kek! Aku sekarang sudah baikan," Ling Tian terkejut dan tersadar dari lamunannya. "Hmm.. Baguslah jika begitu.. Ini, makanlah untuk memulihkan sedikit energimu!" Ucap sang iblis tua sembari memberikan sebuah mangkuk tempurung kelapa yang berisikan racikan herbal yang berguna memulihkan tenaga. Meskipun dia masih heran dengan alasan iblis muda rupawan dihadapannya yang tiba-tiba termenung, namun dirinya tidak menanyakannya lebih jauh. "Terima kasih, kek!" Ling Tian menerimanya dengan sudut bibir tersenyum lembut. Ling Tian meminumnya dengan perlahan dan menyerap esensi yang terkandung dalam ramuan itu. Dalam hatinya dia berkata, "Alam Neraka ini akan menjadi awal mula yang baru untukku sebelum naik ke Alam Dewa dan merebut tahta Kekaisaran Langit dari bocah itu! Huh! Baiklah.. Di sini juga tidak terlalu buruk!"Tuan Muda Yui Cheng hanya bisa menggelengkan kepala serta menghela nafas panjangnya ketika melihat ekspresi wajah dari iblis muda yang mengenakan topeng separuh wajah di hadapannya.Dia mungkin bisa menganggap bahwa pemuda itu benar-benar telah gila karena ingin menuju suatu tempat di mana tempat tersebut justru hanya akan menjadi kuburannya. Setor mati saja, jika dalam pembahasaan gampangnya. Tuan Muda Yui Cheng tidak lagi membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan Makam Sejuta Pedang ataupun membujuk iblis muda di depannya agar tidak mendatanginya. Dia merasa akan sangat sia-sia saja. Namun dalam hatinya ada sedikit harapan yang timbul agar pemuda gila ini akan selamat seperti halnya sang jenius sejati di seluruh Alam Neraka alias Yang Mulia Kaisar Iblis, Mogui Tufui.Selesai dengan hidangan yang disajikan, Mo Tian kemudian pamit undur diri kepada Yui Cheng dengan alasan ingin beristirahat, karena merasakan sedikit kelelahan akibat melakukan latihan bersama dengan Patriark Yui Qui
Di Klan Yui.Mo Tian yang tidak tahu dengan rencana Patriark Klan Wen serta putranya Wen Danye yang akan melakukan hal sama dengan apa yang dilakukan oleh Patriark Yui Qui ketika dirinya berkunjung ke Klan Wen suatu hari nanti saat ini sedang menikmati jamuan mewah yang disuguhkan oleh Tuan Muda Yui Cheng.Mo Tian sama sekali tidak sungkan dan memakan semua jamuan itu dengan sangat lahap. Baginya, makan-makan merupakan hal penting sekaligus menyenangkan, meski sebenarnya bagi tingkatan kultivator yang telah mencapai Ranah Dewa Raja Tahap Akhir sepertinya dapat tidak makan sampai waktu tak terbatas lagi masih ada energi Qi di tempat yang dia pijaki."Senior Mo Tian, jika saya boleh tahu, ke manakah senior akan pergi setelah dari klan kami?" Tuan Muda Yui Cheng mencoba bertanya dan mengakrabkan diri dengan iblis muda yang begitu kuat di depannya itu."Emm.. Sebenarnya aku sedang dalam perjalanan menuju ke Kekaisaran Iblis atau lebih tepatnya Makam Sejuta Pedang. Jadi, aku hanya ingin me
Patriark Yui Qui sadar betul dengan kekuatan yang dimiliki oleh iblis muda bertopeng separuh wajah di sampingnya ini. Bahkan, setelah dia mengerahkan seluruh kekuatannya yang telah mencapai kultivasi Ranah Dewa Kaisar Tahap Menengah, pemuda ini masih saja sanggup mengimbanginya serta teknik pedang yang dimilikinya benar-benar terlalu mengerikan. Patriark Yui Qui masih ingat dengan jelas ketika pemuda ini hendak menebaskan pedangnya ke arah lehernya dibatalkannya sehingga pria paruh baya yang menjadi salah satu entitas terkuat di Kota Yunluo terselamatkan. Lalu bagaimana mungkin para tertuanya yang hanya berada di tingkatan di bawah kultivasinya dapat mengalahkan sosok semengerikan ini? Itu benar-benar sangat mustahil di dalam penilaian Patriark Yui Qui. Yang ada, mereka semua pasti akan dibantai habis oleh Mo Tian jika dirinya merasa tersinggung. Beruntungnya ayah Yui Cheng atau Patriark Yui Qui tidak bertindak impulsif sejak awal kepada pemuda ini sehingga menghindarkan dari sesuat
Wush!Bammmm!Bammmm!Mo Tian dan Patriark Yui Qui sama-sama terpental mundur akibat ledakan pertemuan antara dua jurus terkuat. Keduanya terlihat imbang dalam segala aspek dan hal ini tentu saja mengejutkan salah satu orang paling kuat di Kota Yunluo itu."Cukup, temanku!" Patriark Yui Qui dengan cepat berbicara seraya mengangkat tangannya menghentikan Mo Tian yang telah bersiap untuk melakukan serangan selanjutnya menggunakan jurus terkuat lainnya."Oh..? Apakah disini anda menyerah, Patriark Yui?" Mo Tian bertanya dengan seringai tipis terpancar dari sudut bibirnya."Ha-ha-ha.. Tentu saja tidak, teman Mo Tian! Aku tidak mungkin kalah darimu yang hanya memiliki kekuatan Ranah Dewa Raja Tahap Akhir!" Patriark Yui Qui menjawab sembari tertawa terbahak-bahak. Namun dalam hatinya dia mengakui bahwa kekuatan pemuda bertopeng di hadapannya ini benar-benar sangat luar biasa menakutkan karena dapat mengimbangi dua tahapan tingkatan kultivasi. Hanya mereka yang dianggap sebagai monster atau
Tempat latih tanding antara Mo Tian dan Patriark Yui Qui memang telah dilindungi oleh susunan formasi array yang sangat kuat. Namun, hal itu masih saja tidak dapat menyamarkan dari suara dentuman yang sangat keras disertai sebuah getaran yang melingkupi dihampir keseluruhan wilayah mansion Klan Yui.Kepanikan tentu saja terjadi dan semua orang mengira bahwa terjadi sebuah penyerangan di kediaman keluarga Yui. Bahkan Yui Cheng yang sebelumnya mengantarkan Mo Tian untuk menghadap kepada sang ayah ayahnya melakukan suatu hal yang sependapat dengan Yui Gong hingga terpantik lah sebuah perseteruan yang berujung pada pertarungan.'Apa ayah lebih memilih mengambil pendapat iblis tidak masuk akal itu daripada putranya sendiri?' Yui Cheng bergumam dalam hatinya dan merasakan kekecewaan kepada sang ayah karena setelah menyerang dermawannya.Di tempat salah satu Tetua Klan Yui, Yui Zo dan Yui Gong yang sedang berbicara beberapa hal di kejutkan dengan suara dentuman keras dan getaran hebat. Kedua
"Salam, ayah!" Yui Cheng memberikan salam sembari menangkupkan kedua tangan dan membungkukkan badan kepada sosok pria paruh baya yang sedang duduk di gazebo taman belakang kediaman Patriark."Salam, Patriark Yui!" Mo Tian juga melakukan hal sama namun sama sekali tidak membungkukkan badannya."Hmm.. Yui Cheng, kau boleh pergi! Ayah ingin berbicara empat mata dengan dermawan mu ini. Tuan Muda Mo Tian, silakan duduk bersamaku! Aku telah menyiapkan teh galaxy untuk kita nikmati bersama!" Patriark Yui Qui berkata dengan sangat ramah."Baik, ayah!" Yui Cheng menurut dan pergi."Terima kasih, Patriark Yui!" Sedangkan Mo Tian dengan tanpa sungkan langsung duduk di tempat yang dipersilahkan oleh sang Patriark Yui.Mo Tian dengan santai menyeruput teh galaxy itu hingga sudut bibir Patriark Yui Qui terangkat sedikit. Dia cukup kagum dengan pemuda bertopeng separuh wajah ini karena masih begitu tenang meskipun sebenarnya sejak awal dia telah mengumbarkan aura kultivasi Ranah Dewa Kaisar Tahap Me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen