Pernikahan Ardy dan Anggun dinyatakan sebagai pernikahan termegah tahun ini.
Ijab qobul akan dilakukan pukul 9 siang di kediaman pribadi Ardy. Untuk resepsi pernikahan dilakukan di hotel bintang 5 miliknya pukul 5 sore.
Berita pernikahan Ardy dan Anggun tersebar dengan cepat dan menghebohkan netizen selama 1 minggu ini. Pernikahan termegah dari raja bisnis seasia dengan seorang gadis desa. Banyak komentar-komentar yang menyudutkan Anggun.
"Perempuan penggoda"
"Perempuan itu hanya mau hartanya saja."
"Cinderella"
"Perempuan itu tidak pantas untuk seorang pangeran."
"Aku sungguh iri dengannya wanita itu. Berdampingan dengan seorang raja bisnis."
Perkataan netizen yang iri dan menyudutkan Anggun banyak mengisi kolom komentar pemberitaan pernikahan Ardy dan Anggun. Ardy yang membacanya sangat geram tetapi dibiarkannya karena melihat Anggun tidak terpengaruh dengan semua komentar-komentar itu. Selama ini Anggun tidak pernah
"Sayang, apa kamu lelah?" Pipi Anggun memerah karena Ardy memanggil dengan kata "sayang" lalu menundukkan wajahnya dan mengangguk pelan. "Sini mas pijitin." Ucap Ardy sambil menuntun Anggun menuju ranjang dan membaringkannya. Ardy mulai memijat dari kaki lalu semakin ke atas. Dia sengaja menaikkan daster yang di pakai Anggun dengan alasan untuk memudahkannya memijat sehingga terlihatlah paha mulusnya. "Kamu mau ngapain mas?" "Mau pijitin kamu sayang." "Mas Ardy modus." Gumam Anggun pelan tapi masih bisa didengar oleh Ardy. "Pejamkan matamu dan nikmati saja." Ucap Ardy sambil terus memijat. Ardy memijat pelan sambil meraba paha Anggun. Melihat Anggun yang telah memejamkan matanya, tangan Ardy mulai naik ke perut lalu naik ke area dada dari balik daster Anggun hingga tersingkap sampai dada. Ardy merem*s pelan kedua gunung Anggun hingga desahan keluar dari mulutnya. "Ssshhh" "Ssshhh" Desahan
Pagi hari di mansion Ardy terasa sepi tanpa ada kehadiran suaminya. Anggun meraba tempat tidur di sebelahnya kosong. Dia tidak menemukan Ardy. Anggun bangun, memunguti pakiannya dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah segar, Anggun turun ke bawah untuk sarapan. "Bi, mas Ardy ke mana?" Tanya Anggun kepada seorang kepala pelayan. "Tuan Ardy sudah pergi ke kantor bersama tuan Rayhan dari jam 6 tadi nyonya." Jawab kepala pelayan itu. "Terima kasih bi" "Mungin ini ada kaitannya dengan masalah kantor kemarin." Gumam Anggun pelan. Anggun duduk di meja makan dan menikmati sarapannya sendirian. "Devi, kau ada di rumah? Tidak ikut dengan mas Ardy?" Tanya Anggun ketika melihat Devi melintas di depannya. "Saya ditugaskan tuan Ardy untuk menjadi bodyguard anda nyonya." Jawab Devi dengan sopan. "Jangan terlalu formal padaku. Panggil saja namaku sama seperti dulu sebelum aku menikah dengan mas Ardy." "Tapi nyonya sekara
Setelah meninggalkan kantor, Anggun bergegas pulang ke mansion. Dia berkemas dan pergi bersama pak Sukri, kepala pelayan dan juga Devi. Mereka pergi ke tempat yang telah di atur oleh Ardy. Mereka mengecoh orang yang mengawasi mansion supaya kepergian Anggun tidak diketahui oleh mereka. Beberapa mobil keluar dari mansion itu secara bersamaan setelah agak jauh dari mansion mobil-mobil itu berpencar dengan arah yang berbeda-beda.Mobil Anggun keluar setelah mobil yang mengawasi mansion itu pergi mengikuti beberapa mobil yang keluar dari mansion.Setelah berhasil pergi, Anggun merasa semakin cemas memikirkan keadaan suaminya. Entah apa yang akan terjadi masalah datang bertubi-tubi.2 jam perjalanan dan Anggun sampai di rumah sederhana dengan pekarangan yang luas, Anggun turun terlebih dahulu bersama dengan Devi.Kepala pelayan dan pak Sukri menurunkan semua barang-barang dari mobil."Pemandangan yang indah." Ucap Anggun sambil berjalan masu
Ini adalah hari pertama Anggun masuk kuliah. Dengan rambut dikuncir 2, memakai papan nama dengan kalung rafia hitam, tas dari karung tepung, kemeja putih dan rok selutut berwarna hitam. Anggun pergi ke kampus untuk mengikuti ospek. Tak lupa Anggun menyiapkan bekal makan siang karena diperkirakan ospek akan berlangsung dari pagi hingga sore hari. Ardy sudah menyarankan untuk tidak mengikuti ospek akan tetapi Anggun keukeuh ingin merasakan kegiatan ospek sebagai mahasiswa baru. Anggun ingin merasakan seperti mahasiswa lain yang melakukan ospek. Baginya itu adalah pengalaman yang menyenangkan. Anggun berangkat ke kampus bersama dengan Ardy dan beberapa bodyguard. Sebuah mobil mewah masuk ke halaman kampus, sebelum Anggun turun dari mobil dia mencium punggung tangan suaminya dan Ardy mencium kening istrinya. Devi ditugaskan untuk menjaga Anggun dari jarak dekat sedangkan beberapa bodyguard bayangan menjaga dari jarak jauh. "Nanti pulang ja
Setelah melewati masa ospek, Anggun pun memulai perkuliahannya. Hari pertama terdapat 2 mata kuliah pagi. Anggun turun dari mobil mewah suaminya lalu berjalan masuk ke lobby kampus. Banyak mata lelaki memandang Anggun dengan tatapan kagum. Sedangkan banyak wanita yang merasa iri dengan Anggun. Anggun masuk ke kelas untuk mengikuti perkuliahan. "Anggun! Duduk sini." Teriak Lita ketika melihat Anggun memasuki kelas. Anggun duduk di sebelah Lita. Kelas yang awalnya ramai mendadak jadi tenang karena kedatangan seorang dosen tampan di kelas mereka. "Wah dosennya ganteng banget Nggun tapi sayang dari yang aku dengar dia killer. Pelit kasih nilai, banyak tugas, banyak aturan." Ucap Lita yang pada awalnya terpesona dengan dosen itu tapi mengeluh pada akhirnya. Anggun hanya mendengarkan perkataan Lita tanpa ingin mengkomentarinya. "Selamat pagi. Nama saya Mirza. Saya akan menjelaskan aturan dalam kelas saya.
Sejak perdebatannya dengan Luna tentang pernikahan, hubungan keduanya menjadi semakin jauh. Keduanya tidak pernah bertemu lagi sejak peristiwa itu. Luna menghindari Rama lebih tepatnya. Saat ini Rama lebih sering memuaskan nafsunya kepada wanita malam. Setelah puas Rama memberikan sejumlah uang lalu mengusir pergi wanita malam itu dari apartemennya. "Luna kenapa kamu menghindariku? Apakah pernikahan begitu penting bagimu? Aku belum memikirkan pernikahan, pernikahan orang tuaku saja berakhir." Ucap Rama pada dirinya sendiri. Pikirannya melayang memikirkan yang telah dia lakukan beberapa hari belakangan ini. Setelah pulang dari kantor, Rama mencari Luna ke kontrakannya tapi tidak menemukannya bahkan kata para tetangga Luna sudah pindah beberapa hari yang lalu. Dia juga menunggu Luna di depan kantor tempat Luna bekerja tapi tidak pernah bertemu. Luna selalu menghindar dengan keluar kantor sebelum Rama sampai di depan kantornya setelah beber
Mansion Ardy "Sayang sebaiknya kamu fokus untuk kuliah saja dulu. Tidak perlu bekerja di kantor. Aku takut kamu kecapekan." Ucap Ardy sambil memainkan rambut Anggun. Aroma khas rambut Anggun membuat Ardy merasa nyaman. "Baiklah mas. Aku akan fokus kuliah dan mengurus suami." Ucap Anggun. "Mas senang kamu mau menuruti perkataan mas." Ucap Ardy dengan tangan yang sudah menjalar di balik piyama Anggun. Ardy meluma* bibir istrinya sangat dalam hingga nafsunya sudah tidak bisa dia tahan lagi. Anggun menerima semua perlakuan suaminya karena itu memanglah kewajibannya. Malam panas mereka lalui hingga berkali-kali mengeluarkan benihnya dalam rahim Anggun. "Cepat tumbuh di perut mama ya sayang." Ucap Ardy sambil mengelus mesra perut istrinya. Akhirnya mereka berdua terlelap karena kelelahan. Pagi-pagi keduanya telah bangun lalu mandi dan bersiap ke rutinitas masing-masing. Anggun kuliah dan Ardy ada rapat penting di kantor. Ardy mengant
Ardy sampai di mansion sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dia masuk ke dalam kamar, melihat istrinya telah terlelap dan telah menyiapkan baju untuknya. Ardy masuk ke dalam kamar mandi. Anggun membuka matanya mendengar gemericik air dalam kamar mandi. Saat keluar dari kamar mandi, dia melihat Anggun duduk di tepi ranjang. Anggun memperhatikan suaminya yang baru saja keluar dengan rambut basah, menambah kadar ketampanannya. Anggun menyadarkan dirinya lalu mengambil handuk kecil untuk membantu mengeringkan rambut suaminya. "Mas mau makan malam? Biar aku panaskan makanannya." Tanya Anggun lalu akan berdiri untuk menyiapkan makan malam. "Mas sudah makan tadi di kantor." Jawab Ardy singkat. "Mas kenapa pulangnya malam sekali?" "Mas banyak pekerjaan sayang." "Mas tadi aku nunggu mas jemput aku di kampus. Aku juga telepon berkali-kali tapi tidak diangkat-angkat." "Maaf sayang." Ucap Ardy. Raganya memang berada di