Share

Tawaran Maya

Duduk di dekat jendela, melihat kilau senja mengundang senyap dalam dada. Suasana rumah di kampung, saat aku dan keluarga masih bersama. Tak pernah terbayang, hidupku  semakin menderita karena kepergian ayah. Mungkin, ibuku telah bahagia bersama suami barunya.

Pemilik rumah menutup tirai, membuyarkan lamunanku. Dia tersenyum saat aku sedikit menengadah ke wajahnya. Kupaksa menyungging senyum agar dia tak merasa diacuhkan. Lalu, dia duduk di sebelah sofa. Aku mengarahkan tubuh ke depan, memegang tangan.

"Kau masih bingung untuk tawaran sahabat Maria?" tanyanya dengan suara pelan.

Kepalaku terangguk. "Iya, Bi. Ingin rasanya membawa adik-adik bersamaku, tetapi takut mereka tak aman. Tinggal di kampung juga mereka tersiksa, tidak ada yang mengurusnya dengan baik." Mata mendadak perih saat mengungkapkan isi hati dan pikiran.

"Umur adik-adikmu berapa tahun?" Raut wajah wanita berkepala tiga itu tampak serius. Ia menghujaniku dengan tatapan lebih dalam.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status