Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Oleh:  RicnyTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
95Bab
3.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Akhir-akhir ini aku sering menemukan uang dengan nominal yang cukup besar di tas sekolah anakku. Tapi setiap aku menanyakan dari mana asal muasal uang tersebut, anakku selalu menjawab dengan jawaban yang tak meyakinkan. Karena penasaran, aku pun mencoba mencari tahu sendiri, dan kenyataan yang kudapat membuatku amat terkejut.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Part 1

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku

Part 1

"Ada uang sebanyak 500 ribu yang udah ketiga kalinya Mamah temuin di tas sekolah kamu dalam sebulan ini Lala, jujur, ini uang kamu dapat dari mana sebenarnya?" Aku menggebrak meja makan dan menatapnya tajam.

Anak sulungku yang masih berusia 15 tahun dan masih duduk di kelas 3 SMP itu hanya terdiam di depan piring makan siangnya.

"Kalau Mamah lagi nanya itu dijawab, punya mulut 'kan kamu?"

"Lala gak tahu itu uang dari mana, kalau Mamah butuh ambil aja," katanya kemudian.

Mataku melotot. "Mamah gak butuh uang ini, Mamah cuma pengen tahu, dari mana asal muasal uang yang selalu Mamah temuin di tas sekolah kamu ini, Lala?!" Aku makin geram. Pasalnya, setiap kali kutanya perihal uang yang akhir-akhir ini kutemukan di dalam tasnya itu, dia selalu menjawab dengan jawaban yang sama. Siapa yang gak naik darah?

"Ada uang di dalam tas sekolah kamu, kok bisa-bisanya kamu gak tahu? Jangan sampai Mamah berpikir yang nggak-nggak, ya!" lanjutku dengan suara yang semakin meninggi.

Dia yang tak terima refleks menjatuhkan sendoknya. "Emang Mamah berpikir yang nggak-nggak gimana sih, Mah? Lala 'kan udah jawab gak tahu, ya gak tahu, kok Mamah gak percaya?"

"Jelas aja Mamah gak percaya, jawaban kamu gak menyakinkan. Ada uang 500 ribu dan ini udah ketiga kalinya, masa iya kamu gak tahu. Punya pacar kamu, hah? Atau maling? Atau-"

"Atau apa? Mamah mau nuduh Lala apa lagi?" potongnya, lalu bangkit dan melengos pergi dengan raut kecewa.

Astaghfirullah anak itu. Dia yang salah dia juga yang merasa tertuduh. Stres banget rasanya aku, makin besar Lala makin susah aja diatur.

Tring!

Ponselku dering. Panggilan telepon dari Mas Darma, suamiku.

"Hallo, Pah. Kenapa?"

"Lala udah balik, Mah? Mau Papah jemput dia kalau belu, sekalian Papah balik dari toko."

"Udah, nih barusan Mamah marahin dia."

"Loh kenapa dimarahin, Mah?"

"Mamah nemu uang lagi di tasnya."

"Astaga Mah, tapi 'kan gak perlu Mamah marahin dia tiap hari. Coba bicara baik-baik dulu. Sabar ngadepin dia itu."

"Auk ah."

Tut!

Malas meladeninya aku langsung mematikan sambungan telepon. Kepalaku makin pusing rasanya kalau suamiku nyuruh aku sabar, sabar dan sabar ngadepin si Lala.

Udah tahu itu anak makin hari makin ngeyel, tapi suamiku selalu aja nyuruh aku sabar. Apa gak gila lama-lama aku di sini?

"Biarin aja, bodo amatlah mau mereka apa." Sambil menggerutu aku kembali membuka ponsel, menyekrol media sosial untuk menghilangkan kepenatan dengan sedikit mencari hiburan.

Tapi yang kutemukan justru berita-berita yang membuat kepala ini makin terasa pusing dan berat.

Barusan aku lihat berita seorang siswi SMP di Gorontalo yang jadi korban Grooming dan tindak asusila gurunya sendiri sejak 2022 lalu.

"Astaghfirullah, gak ada berita yang bikin seneng emak-emak apa? Kalau gak soal sembako naik, ini berita pasti soal tindakan asusila, pele*han, kekerasan, terus ...." Tiba-tiba mulut ini berhenti mengomel, baca berita siswi SMP barusan aku jadi teringat pada Lala.

"Astaghfirullah apa jangan-jangan Lala ...? Duit itu duit dari ...."

Tok tok tok.

Aku mengerjap, seseorang mengetuk pintu di depan.

"Siapa yang dateng? Si Papah apa?"

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," balasku, seraya gegas beranjak ke depan.

Seorang pria usia paruh baya, berambut klimis dan memakai kemeja batik panjang ternyata yang datang.

"Iya, cari siapa ya?"

"Benar ini rumah Lala?" Dia balik bertanya.

"Iya. Bapak ini siapa ya?"

"Oh saya wali kelasnya Lala, Bu." Dia mengulurkan tangan kanannya.

Teg teg teg!

Entah kenapa, perasaanku mendadak tak karuan. Wali kelasnya Lala, buat apa dia datang kesini?

"Mohon maaf kalau saya mengganggu waktunya. Saya cuma mau mengembalikan ini pada Lala, Bu." Pria itu menyodorkan ponsel berwarna pink dengan lambang apel tergigit.

"Hah? Maksudnya ini milik siapa, Pak?" Aku yang terkejut refleks bertanya. Terkejut karena aku tahu, Lala tidak punya ponsel seperti itu.

"Loh, bukannya ini milik Lala? Saya lihat tadi ponsel ini jatuh dari dalam tas Lala saat dia buru-buru pergi dari mejanya."

"Hah? Apa iya?" Pelan kuambil benda itu, lalu menelitinya dengan seksama.

"Coba saja Ibu buka, kalau itu benar punya Lala pasti ada foto Lala di dalamnya," usul guru tersebut.

Aku tak membuang waktu, cepat kutekan layar ponsel seharga puluhan juta tersebut.

"Astaghfirullah!"

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Eli Yusnarita
cukup bagus ceritanya
2025-03-13 08:59:48
0
95 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status