Share

Jeritan

Netraku mengarah ke rumah Nona Muda. Di seberang jalan, hanya beberapa meter jaraknya. Daun-daun kering dari pohon berjatuhan dengan lembut. Loteng putih, aku mengerling lama, di jendela itu seperti ada seseorang yang mengamati. Sontak, menggigit bibir bawah dan menoleh ke pintu, ada pemilik rumah berdiri di sana. Dia memandangiku dan mengangguk seolah-olah bertanya ada apa. Tangan kanannya menangkup ponsel abu-abu.

"Supirnya masih lama, Dik?" Dia melabuhkan tubuh di kursi teras. Kami saling menatap.

"Aku juga tak tahu, Bi. Padahal ini sudah jam 11," jawabku sembari melirik jam di ponsel.

Dia menoleh ke segala arah dan sejenak termenung. Namun, mobil hitam berhenti di depan pagar, membuat kami sontak berdiri.

"Itu mobilnya?" Telunjuk bibi pemilik rumah mengarah ke mobil dengan sedikit menekuk siku.

Aku mengangguk. "Iya, Bi." Mengeratkan tas di genggaman. "Terima kasih banyak, Bi! Aku sudah merepotkan," ucapku mengulurkan tangan dan ditautnya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status