Share

Bertemu Rani

Rani sudah menunggu di kafe yang berada di basement area apartemen yang akan kami lihat. Kulihat ibu muda itu tengah asyik mengobrol via ponsel dengan secangkir minuman di hadapannya. Tampaknya dia tak menyadari kehadiranku hingga kami hanya berjarak satu meter, Rani melambaikan tangan dengan senyum lebar. Ia segera menyudahi percakapan ketika aku berada tepat di hadapannya.

"Udah lama?" tanyaku sambil mengecup pipi kiri dan kanan sahabatku itu.

"Ng, bentar!" Aku menempelkan telapak tanganku ke cangkir yang ada di meja kemudian berkata, "Masih anget," tukasku dengan senyum penuh kemenangan.

Cara itu selalu kami lakukan setiap kali janjian. Jika minuman hangat yang kami pesan masih dalam kondisi hangat, itu pertanda bahwa waktu menunggu belum lama, pun sebaliknya, jika minuman hangat tersebut berubah dingin, pertanda salah seorang dari kami sudah lama menunggu.

"Lupa tadi nambahin es, biar lo ngerasa bersalah," kekeh Rani. Aku ikut tertawa mendengar i
Alfarin

Hai readers... Terima kasih buat kalian yang masih membaca tulisanku ini. Jika berkenan, boleh bantu kasih reviewnya ya.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status