Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼"Eh Pak Wafa hari ini mukanya cerah banget lho. Jadi makin cakep ngeliatnya, Hahaha." Puji Nadine, salah satu pekerja di perusahaan e-commerce yang didirikan oleh Wafa sejak masih di bangku kuliah.Astrid yang baru saja sholat dhuha terheran-heran dengan berita heboh pagi ini.Memangnya sejak kapan Pak Wafa bermuka suram?Paling ia hanya akan bertindak lebih tegas dan sedikit menyerupai serigala kalau saat rapat dan kinerja perusahaan atau pegawai yang sedang menurun.Tapi selebihnya, ia sering menyapa hangat setiap pegawai yang ditemuinya.Sambil melipat mukenah ke dalam tas, Astrid duduk di bangkunya. "Bukannya sering gitu ya?""No! Makanya Mbak jangan ngurusin kerjaan doang dong, kali-kali perHai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎🌼🌼🌼Nadine merutuki nasib sedihnya. Terutama soal percintaan yang belum kunjung membuahkan hasil."Wah, Masya Allah, selamat pak!" Ujar Astrid, ia berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah Wafa untuk memberi selamat.Wafa membalas dengan senyuman. "Terima kasih banyak Mbak Astrid.""Iya Pak, selamat juga dari saya. Semoga perjalanan kesananya diberikan kemudahan sama Allah." Sahut Gian, pegawai lainnya."Pasti ceweknya cakep ya Pak, sampai-sampai bisa mengambil hati Bapak." Ledek Dimas, seorang anak magang yang juga tengah duduk di semester 5.Mendengar ledekan itu membuat Wafa sedikit tersipu malu. Ia juga terlihat salah tingkah dengan beberapa kali mengusap hidungnya untuk mengalihkan."Nanti saya
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼"Kamu beneran Wafa? Benar-benar jadi kalian akan menikah?!" Ujar Raiza senang. Matanya berbinar-binar.Wafa menganggukan kepalanya, ia ikut tersenyum bahagia. "Insya Allah yah, doain ya semoga lancar.""Tidak usah ditanya soal itu Nak, selalu Ayah doakan,"Balas Raizan. "Lalu soal kalian akad 2 minggu lagi benar?""Kalau Ayah dan Mamah mengizinkan, Insya Allah aku siap.""Tidak perlu ditanya itu, kami selalu mendoakan yang terbaik." Timpal Hera, Bunda Wafa yang tak kalah senang."Alhamdulillah kalau kalian pada setuju.""Lalu bagaimana dengan tempat pernikahannya? Apakah hal itu sudah disiapkan?"Wafa menggeleng. Justru itu adalah hal yang hendak dibicarakan hari ini bersama dengan kedua orang tuan
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Langkahnya mulai terluntai-luntai saat pandangan matanya mengabur.Dadanya juga terasa amat sesak.Nasya hampir tumbang.Dirinya yang sudah tidak kuat berjalan di tengah keramaian pejalan kaki yang tengah menyebrang, akhirnya memilih untuk duduk sejenak di bangku halte bis.Ia tidak ingin menjadi pusat perhatian mendadak dengan pingsan di tengah keramaian."Kenapa harus dia? Kenapa dia lagi?!" Nasya berdesis tajam, tatapannya memerah lagi.Suaranya terdengar begitu lirih dan seperti dipenuhi oleh amarah yang luar biasa.Lalu, kepalanya menunduk lemah.Perlahan, air matanya mulai jatuh. Ia menangis sesenggukan.Nasya tidak peduli jika orang lain melihat dirinya yang mena
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Kayla menghempaskan badannya ke atas kasur, ia mencoba untuk merenggangkan punggungnya yang terasa pegal.Matanya sayup-sayup melihat ke arah langit kamarnya.Dalam diam, ia kembali memikirkan kejadian yang baru saja hadir di hidupnya.Ucapan Nasya, ucapan Kak Adila, dan ucapan Wafa yang saling sahut menyahut."Aku harus apa?" Ujar Kayla lirih.Kemudian, lenganya sengaja menutupi separuh wajahnya dan matanya terpejam.Situasi yang tak mudah bagi Kayla. Ia harus memutuskan apa yang memang perlu diperjelas.Apakah ia harus mendengarkan kata Kak Adila?Apakah ia benar-benar menerima Wafa untuk jadi calon suaminya?Dan, apakah ia perlu mengikuti perasaan Nasya? Mengingat se
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Biasanya Kayla jarang mengeluh jika harus berangkat ke kampusnya.Walaupun tidak sedikit teman-teman kelasnya yang tidak menyukainya setidaknya ia tetap merasa baik-baik saja ketika datang ke kampus.Tapi kali ini berbeda.Mungkin, karena Nasya sudah tau bahwa dirinya adalah calon Istri dari Wafa Irzan Ramadhan.Seorang aktor dengan prestasi yang berlimpah, sosok yang cerdas, dan seorang CEO dari perusahaan e-commerce yang sudah dirintisnya sejak masih duduk di bangku kuliah.Sosok definisi yang terbilang almost perfect.Sebenarnya, Kayla sendiri tidak tau apakah Nasya juga diam-diam menganggumi Wafa seperti Salsha yang selalu menunjukannya padanya bahkan pada dunia.Akan tetapi, tatapan
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Sepanjang kelas Kayla tidak hentinya meminta kepada Allah agar menguatkan dirinya untuk menyelesaikan perkuliahan pada hari ini.Ia tidak mau ambruk setelah mendengar ucapan Nasya padanya tadi.Apalagi pelajaran kali ini adalah mata kuliah wajib yang perlu dicermati agar tidak mengulang di semester berikutnya."Untuk kalian belum presentasi, makalahnya dikumpulin minggu depan aja ya, Ibu mau ada rapat dengan dekan jurusan sehabis ini.""Baik Bu.""Oke, kita akhiri saja perkuliahan hari ini. Semangat terus kalian. Sebentar lagi semester 5 yang mungkin akan makin menguras tenaga dan pikiran kalian jadi jangan lupa jaga kesehatan ya.""Siap Bu.""Sekian dari saya, selamat siang.""
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎🌼🌼🌼Untuk sementara waktu, Kayla mencoba untuk mencerna situasi sendiri. Ia akan mendengarkan semua yang hendak disampaikan. Kayla harus mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi."Selamat datang di Royal Palace Hotel Kak, perkenalkan nama aku Charlotte yang akan mengajak Kakak untuk berkeliling melihat gedung kami hari ini."Tanpa berpikir lama, Kayla segera beradaptasi dengan sambutan hangat yang terjadi tiba-tiba itu.Senyumnya ia kembangkan, badannya mulai ia miringkan ke arah Charlotte, dan badannya mulai ditegakan.Setidaknya jangan sampai Wafa dipermalukan hanya karena ketakutan dan kebingungan dirinya yang berlebihan."Terima kasih atas sambutannya Kak, boleh, terima kasih." Balas Kayla. Ia mencoba
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Hera makin lama merasa jengah dengan situasi hening ini.Kayla yang menatap 'sesuatu' pada Wafa sementara terlihat beku dan tidak mengatakan sepatah kata apapun.Sepertinya ini karena Kayla yang baru tau bahwa resepsi pernikahan mereka akan dilaksanakan di hotel mewah."Hm, Kayla udah makan?" Tanya Hera mencoba mencairkan suasana."Alhamdulillah udah Tante." Balas Kayla seandanya, kemudian ia kembali melihat ke arah Wafa."Oh gitu, hm..," Bola mata Hera terlihat berputar, ia kembali mencari topik. "Mau makan lagi ngga? Kebetulan Tante masak ikan bakar gurame.""Makasih banyak Tante, aku masih kenyang.""Kalo dessert mau? Kebetulan si Dila buat cheese cake."Merasa tak enak hati,