Share

Fitnah Anak Pak Rete 1

"Nay, tumben olahraga pagi?"

Seorang laki-laki berkaos kuning jreng, mensejajari langkah cepatku. Senyum manis langsung tercipta simetris, saat aku menoleh untuk menjawab sapaan.

"Eh, Kang Iwan. Jalan juga," balasku.

"Sesekali, Nay. Di rumah suntuk. Udah seharian capek kerja, sampai rumah Mama masih ngomel-ngomel!"

Wah, ternyata laki-laki juga bisa curhat. Tapi, sepertinya masalah Kang Iwan seru dan serius ditanggapi. Secara, dia jarang sekali berbaur dengan warga. Meski ketampanannya menjadi idola ibu-ibu satu komplek perumahan.

Introvert kali istilahnya.

"Memangnya kenapa, Kang? Kan Akang udah mau kerja, depresi dari Teh Sari juga nggak lama?"

Setahuku tentang duda tanpa anak yang jalan santai di sebelahku ini sih begitu. Sempat depresi gara-gara bercerai dengan istri cantik blasteran bule.

Kang Iwan mengembuskan napas kasar. "Itulah, Nay. Mama ngomel pengen punya cucu, sedangkan aku masih trauma nikah lagi!"

Tiba-tiba

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status