Share

Kesalahan Besar

Author: Lavien Wu
last update Last Updated: 2024-10-25 20:40:04

"Bagaimana bisa Edna seperti itu? Anak itu adalah anak yang bermoral dan bermartabat!" Claudia benar-benar tak habis pikir dengan ucapan Edna tadi. Dokter sudah didatangkan ke rumah itu untuk memeriksa Edna dan hasilnya benar-benar membuat mereka tercengang. Edna benar-benar hamil.

"Aku hanya bingung mengapa dokter di rumah sakit itu tidak bilang jika Edna hamil. Bukankah kehamilan adalah kondisi yang serius? Tapi mengapa mereka diam saja?" Patrik juga benar-benar kalang kabut menghadapi situasi. Dirinya benar-benar kesulitan untuk berpikir jernih.

"Pilihannya sekarang hanya ada dua. Menggugurkan kandungan anak itu atau menikahkan dia dengan Jagad." Harjokusumo benar-benar kecewa hingga dia tidak ingin mengucap nama Edna lagi.

Claudia dan Patrik yang mendengar pilihan seperti itu langsung menatap tidak terima pada Harjokusumo. "Apa-apaan kamu itu mas! Pilihan apa yang kamu berikan pada Edna. Edna itu adalah anak kita. Kebahagiaan dia adalah prioritas utama. Apakah disaat seperti ini kamu masih memikirkan harga diri keluarga ini?!" Claudia benar-benar tidak habis pikir dengan cara berpikir Harjokusumo. "Aku pikir kamu benar-benar menganggap Edna sebagai putri kita. Nyatanya kamu tetap menganggap dia sebagai barang yang bisa kamu kendalikan sesuka hati agar tetap bisa menjaga harga diri keluarga ini.

Kini giliran Harjokusumo yang menatap tegas ke arah Claudia. " Claudia, kamu pikir apa yang aku lakukan itu bukan kasih sayang kepada dia? Anak itu sampai nekat berbuat demikian hingga hamil pasti karena rasa cintanya pada Jagad. Edna tahu ada kemungkinan keluarga kita tidak akan merestui hubungan mereka sampai ke pernikahan karena keadaan keluarga Jagad yang seperti itu. Kalau memang maunya Edna menikah dengan Jagad hingga bisa hamil di luar nikah seperti itu ya sudah aku turuti keinginannya. Anak itu nantinya pasti akan sadar kalau menikah dengan Jagad adalah keputusan terburuk dan akan kembali ke rumah ini lagi. Sekali-kali Edna harus tahu bahwa dunia tidak selalu bekerja sesuai dengan keinginan dia. Edna harus tahu bahwa dia tidak bisa seenaknya seperti itu." Harjokusumo tidak pernah menganggap Edna sebagai aset atau benda mati apapun itu. Edna adalah putrinya yang sangat dia sayangi. Harjokusumo hanya ingin Edna belajar untuk lebih hati-hati dalam bertindak.

"Pa, sepertinya aku tidak ingin Edna menikah dengan Jagad. Hidup Edna terlalu berharga untuk jadi seperti itu. Bunuh Jagad saja, pa. Tolong bunuh dia saja agar Edna bisa sadar dengan sendirinya." Pada awalnya Patrik masih menaruh rasa kasihan pada Jagad walaupun laki-laki itu berkendara di bawah pengaruh alkohol hingga membuat keadaan Edna menjadi seperti itu. Namun setelah hari ini Edna berkata dia hamil, Patrik tidak terima. Hidup Edna masih panjang dan berharga tapi dia harus hamil di usia sekarang. Manusia itu benar-benar cari mati.

"PATRIK! Bicara apa kamu hah?! Apakah semudah itu kamu bicara tentang pembunuhan orang lain? Jangan pernah mengatakan hal rendahan seperti itu lagi! Pokoknya hari ini jangan ada yang berbicara pada Edna. Hari ini aku akan menyita ponsel, laptop, dan alat komunikasi apapun itu. Aku akan mengurung Edna di kamarnya. Jangan ada yang berani-berani menganggu ini!" Harjokusumo kemudian dengan langkah yang terburu-buru langsung menghampiri Edna yang masih ada di kamarnya.

*

Sial. Kenapa malah jadi seperti ini? Bukankah keluarga ini sangat menyayangi Edna hingga apapun kesalahan dia akan bisa ditoleransi? Lalu mengapa sekarang Ana yang menjadi Edna ini malah dikurung seperti ini karena kesalahan seperti itu? Bukankah mereka harusnya khawatir karena Edna hamil? Bukankah mudah saja solusi dari permasalahan ini? Edna kan tinggal dinikahkan dengan Jagad. Di lingkungan Ana sangat wajar apabila orang hamil duluan baru menikah. Bahkan hal itu memang sudah jalannya. Hamil duluan baru kemudian menikah. Kenapa di keluarga ini tidak seperti itu?

"Mama, mas Patrik, tolong buka pintunya. Aku takut sendirian disini. Aku minta maaf. Aku minta maaf karena melakukan perbuatan yang tercela. Tolong buka pintunya!" Ana tidak punya cara lain selain memohon sambil menggedor-gedor pintu seperti itu. Memang cara lain apalagi yang bisa dia lakukan? Ana juga tidak akan memohon pada Harjokusumo karena dia lah yang tadi memarahi Ana dengan begitu kejamnya hingga mengurung Ana di kamar ini Harjokusumo bahkan memukul Jagad berkali-kali karena Jagad tidak ingin keluar dari kamar ini.

"Patrik. Ayo dobrak saja pintu kamar adik kamu. Mama gak tega, nak. Edna baru saja sembuh dan sekarang hamil. Kondisi dia pasti benar-benar gak stabil. Apalagi Edna sudah bersusah payah menyembunyikan kehamilan dia kan." Claudia tidak sanggup lagi mendengar tangisan permohonan Edna yang minta agar pintu kamarnya dibuka.

"Gak bisa, ma. Mau bagaimana pun juga Edna itu sudah berbuat kesalahan yang besar. Kita gak bisa terus menoleransi kesalahan dia. Untuk kali ini ayo nunggu papa saja untuk melakukan sesuatu." Patrik juga punya perasaan tidak tega pada adiknya itu. Hanya saja Patrik mampu berpikir jernih bahwa Edna telah melakukan kesalahan yang amat besar. Bukankah tidak semua kesalahan itu bisa ditoleransi.

"Kamu itu sama saja seperti papamu. Bagaimana kalau terjadi hal yang tidak diinginkan pada Edna di dalam sana? Bagaimana kalau Edna nekat berbuat sesuatu?" Claudia teringat ucapan dokter yang mengatakan bahwa lupanya Edna akan identitasnya saat sadar itu adalah karena Edna telah berhasil menciptakan mekanisme pertahanan untuk mengingkari identitas dia yang sebenarnya. Edna tidak ingin menjadi Edna dan itu adalah fakta yang menyakitkan bagi Claudia.

Patrik sempat goyah sesaat hingga berniat untuk membuka pintu kamar Edna. Namun niatnya itu tidak jadi dia realisasikan karena Harjokusumo datang dan membuka pintu kamar Edna. Dari luar terdengar Harjokusumo memarahi Edna untuk kesekian kalinya.

"Papa tahu kamu sedang dalam masa pemulihan dan sekarang sedang hamil juga. Tapi kamu tidak bisa menghindari kesalahan yang telah kamu buat. Sekarang ayo ikut papa." Harjokusumo menggandeng tangan Edna dengan kuat dan menariknya keluar dari kamar itu.

"Mas, kamu ini apa-apaan sih! Edna sedang hamil dan sakit. Gak pantas kamu menyeret dia seperti itu!" Claudia mulai histeris dan menghampiri Harjokusumo dan Edna. Namun dengan secepat kilat Patril langsung mencegah hal tersebut. "Sudah, ma Sudah jangan campuri dulu tindakan papa. Papa gak akan menyakiti Edna." Sebenarnya Harjokusumo tidak sampai menyeret Edna. Edna juga tidak terlihat kesakitan. Pada intinya adalah Claudia saja yang terlalu histeris ketika melihat hal tersebut. Patrik sudah terbiasa dengan betapa hiperbolanya Claudia.

Setelahnya mereka semua duduk di ruang keluarga rumah itu. Harjokusumo kemudian mulai berbicara. "Dengar Edna, kamu hanya punya dua pilihan. Gugurkan kandungan itu atau menikah dengan Jagad secepat mungkin. Pilihan mana yang akan kamu ambil?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Asal Sama Kamu

    "Kamu belum juga hamil, Edna?" Saat ini pertemuan keluarga Sastrawidjaja. Lebih tepatnya para wanita keluarga ini. Ana sudah tahu pertanyaan ini akan dia terima di perkumpulan keluarga ini. Namun tetap saja rasanya tidak nyaman. Ana masih bingung harus menjawab bagaimana. Tidak ada yang menemani dirinya untuk menjawab pertanyaan ini. Biasanya Edric yang akan menemani Ana untuk menjawab pertanyaan ini. Namun sekarang Ana harus menghadapi pertanyaan ini. "Edna, kamu kok diam saja?" Pandangan tante yang menatap Ana dengan tatapan tajam karena merasa diabaikan. "Ah, maaf tante. Aku lagi gak fokus jadi gak bisa menjawab pertanyaan tante dengan baik. Ya mohon doanya saja tante." Ana menjawab dengan diplomatis dan tidak menyinggung siapapun disini. "Ya ampun. Kamu ini padahal kesibukannya cuma kuliah tapi masa untuk memfokuskan hal seperti ini saja tidak bisa." Lagi-lagi ada saja kesalahan Ana yang terlihat di mata para tante ini. Ana menghela nafas lelah tapi lirih hingga hampir tidak

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Saran dari Teman

    Tidak Ana sangka bahwa hubungannya dengan Edric sudah sejauh ini. Mereka bahkan sudah melakukan aktivitas yang sepantasnya hanya dilakukan oleh suami istri. Yah walaupun hati Ana berdebar saat akan melakukan, saat melakukan, dan setelah melakukan tapi tetap saja dirinya sadar bahwa ini semua hanyalah rencana Edric yang sempurna. Edric ingin punya keturunan demi bisa memperkuat posisinya di keluarga. Ana harus bersyukur karena Edric tidak mensyaratkan kriteria tertentu seperti perempuan atau laki-laki. Dengan hal itu saja sudah membuat Ana lega bukan main. Jika ada tambahan kriteria jenis kelamin tertentu tentu saja Ana bisa-bisa mengalami keguguran karena stress memikirkan jenis kelamin bayinya. "Aku dengar kamu udah mulai perkuliahan kamu dengan baik. Bagus deh kalau begitu." Patrik mengajak Ana untuk bertemu dengan tujuan yang Ana sendiri tidak paham. Walaupun mereka tidak pernah saling memberitahu bahwa mereka sudah paham kalau Edna yang asli sudah meninggal dan yang saat ini berp

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Kehidupan Manusia

    Edric membuat gebrakan macam apa ini? Kenapa tiba-tiba memanggil sayang di depan teman barunya? Biasanya gak ada tuh mereka panggil sayang-sayang karena ya hubungan mereka memang gak sedekat itu. Ada yang aneh dan Ana khawatir akan sesuatu. "Ini teman sekelas aku. Namanya Sore. Sore, ini suami aku. Namanya Edric." Ana buru-buru menghilangkan kecanggungan yang muncul dengan memperkenalkan kedua orang ini. Kedua orang ini tidak saling mengenal hingga mungkin saja kecanggungan itu akan lebih kental atmosfernya dibanding yang Ana kira. "Sore""Edric""Yaudah kalau kamu mau main sama temanmu ya main aja. Kamu mau main di rumah ini atau di luar?" Setelah menyelesaikan basa-basinya kemudian Edric segera mengalihkan pembicaraan ke Ana. "Aku mau main di rumah saja sih. Di kamar pribadiku itu lebih tepatnya. Kamu sendiri ngapain jam segini udah pulang?" Ini masih sore dan tentu saja merupakan hal yang aneh kalau Edric sudah pulang. Apakah terjadi sesuatu? Memangnya terjadi apa sih di kantor?

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Sayang?

    Sore menatap Ana dengan tatapan heran dan penuh tanda tanya. "Maksudnya ekonomi kamu di bawah kami itu bagaimana? Duh lelucon ini benar-benar deh. Aku gak tahu kalau gaya bercandamu kayak gini. Edna, aku kasih tahu ya. Kalau bercandaan kamu kayak gini orang-orang justru akan menganggap kamu aneh dan gak bersyukur. Yah aku tahu kamu cuma bercanda tapi gak dengan beberapa orang di kampus ini. Yah ini mungkin ada kaitannya sama ekonomi menengah jadi mereka jadi lebih sensitif dan gampang tersinggung untuk hal yang sebenarnya biasa saja. Jadi aku sarankan kalau kamu mau temenan sama yang lain bercandanya jangan yang begitu. Nanti orang-orang gak mau temenan sama kamu dan malah nganggap kamu orang yang sombong sama gak punya empati. Tapi ya kalau kamu cuma mau temenan sama aku juga gakpapa kok. Aku tuh menerima semuanya dengan baik dan hati yang lapang. Jadi kamu gak perlu khawatir dengan semua itu." Sore tersenyum lebar. Ana menebak dibalik senyum yang lebar itu Sore kemungkinan menjalan

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Menguji

    Ana pikir kuliah seperti ini adalah cara terbaik untuk mencari kesibukan jika tidak bekerja. Ana sudah tidak sanggup lagi jika harus bekerja di tempat penyihir yang tak lain dan tak bukan adalah mantan kekasih Edric. Orang itu benar-benar seperti hama yang menghambat langkah hidup Ana dan Edric. Yah walaupun orang itu adalah penyelamat tempat usaha Edric kan tetap saja yang untung itu adalah orang itu. "Edna, jadi kamu udah nikah ya." Seorang teman baru bernama Sore langsung menyapa Ana. Yah Ana sudah dengan Sore sejak zaman ospek dan sekarang mereka berteman akrab. Ana belum bisa memprediksi kapan mereka akan bertengkar ataupun tidak akur tapi yang penting Sore sekarang ini menjadi temannya. "Yah aku emang udah nikah. Satu tahun yang lalu aku nikahnya." Ini entah kemampuan sosialisasi Ana yang buruk atau bagaimana tapi orang yang bisa akrab dengan dirinya hanyalah Sore ini. Teman-temannya yang lain hanyalah sebatas teman kerja kelompok. Yah padahal setahu Ana dirinya sudah berusaha

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Peramal

    "Semua urusan kamu lancar gak tadi?" Edric lagi-lagi datang terlebih dahulu dibanding Ana di rumah. Ana heran pekerjaan macam apa yang dikerjakan oleh Edric hingga dirinya bisa berada di rumah padahal ini kan masih sore."Lancar aja kok." Tadi Ana memang sengaja berbohong dengan bilang bahwa dirinya ada urusan dengan temannya. Ana pikir Edric akan bertanya macam-macam tapi ternyata Edric tidak bertanya apapun dan malah meminta Ana untuk menyelesaikan urusannya. Tadi Edric bahkan bilang kalau mau pulang bilang saja pada Edric untuk menjemput. Kalaupun Edric tidak bisa menjemput secara langsung maka akan ada orang lain yang menjemput Ana. Yah tapi lagi-lagi karena Ana takut merepotkan pada akhirnya Ana bilang dia akan pulang sendiri dan anehnya Edric tidak bertanya apapun bahkan tidak membantah sedikitpun. Edric tidak bertanya lagi dan segera membuat es kopi. Ana yang merasa situasi ini agak aneh, ya dari tadi pagi sih anehnya langsung mencoba bertanya pada Edric. "Edric, aku ada bikin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status