Share

BAB 59

Penulis: jasheline
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-09 23:20:47

Pagi itu, sekitar pukul tujuh, Rangga datang ke rumah Selena dengan wajah penuh kepanikan. Nafasnya terengah-engah, seolah telah berlari sejauh mungkin tanpa henti.

"Assalamu'alaikum!" sapanya terburu-buru, suaranya terdengar tergesa-gesa.

"Wa'alaikumussalam," jawab Selena dan Linggar serempak, keduanya saling melirik, bingung melihat Rangga yang tampak panik.

"Loh, Selena! Lehermu kenapa? Kok diperban?" tanyanya tanpa basa-basi, matanya melebar penuh kekhawatiran.

"Semalam ada tamu tak diundang nyusup ke rumah. Dia berhasil merasuki Bibi dan menyerangku. Tapi aku nggak apa-apa. Linggar sempat nolongin," jawab Selena santai, seolah kejadian itu bukan hal besar.

"Astaghfirullah, mereka bener-bener keterlaluan!" ujar Rangga, tangannya mengepal.

"Lalu, pagi-pagi begini kenapa kamu panik datang ke sini?" tanya Linggar sambil menatapnya tajam.

Rangga menghela nafas panjang. "Astaghfirullah, hampir lupa! Selena, aku butuh bantuanmu. Tolong ibuku," ucapnya dengan nada penuh desakan.

"Bude? M
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • CALON TUMBAL   BAB 145

    Selena pulang ke rumah, namun tidak dengan Nicholas, Nicholas di rumah sakit menemani ayahnya. Selena hanya pulang untuk mengambil pakaian ganti dan yang lainnya lalu nanti akan kembali ke rumah sakit lagi untuk tidur di sana."Non, bapak gimana keadaannya?" Tanya bibi yang bekerja di sana."Papa udah bisa lahap makan bi, papa makan malem minta kepiting dan yang lain, makanan favorit papa." Ujar Selena antusias."Alhamdulillah," Ujar si bibi."Minta doanya ya, bi, semoga papa bisa pulih, sehat lagi dan bisa pulang ke rumah." Ujar Selena sambil tersenyum."Aamiin ya Allah.." Ujar si bibi.Selena memasukan pakaiannya dan pakaian Nicholas kedalam koper, serta barang-barangnya yang lain. Setelah sudah selesai semua, Selena pun turun ke bawah.Saat di lantai satu, Selena menoleh ke ruang kerja ayah Nicholas, dan dia merindukan sosok yang selalu mondar mandir dengan jubah dokter putihnya.'Papa, cepet sembuh. Selena kangen papa.' Batin Selena.Selena lalu pergi ke dapur untuk membuat susu,

  • CALON TUMBAL   BAB 144

    Keesokan harinya setelah Selena sudah selesai kuliah, dia dan Nicholas sungguhan datang ke rumah Pak Hasan. Dan ya, lagi-lagi di sana dia disambut oleh yang gaib.Tapi entah mengapa Selena merasakan perasaan tak asing sekarang. Jika sebelumnya waktu itu dia merasakan tidak enak sekarang rasanya ia memang pernah bertemu mereka dan energi di tempat Pak Hasan bagai menuntun Selena untuk mengingat sesuatu.Sementara Nicholas, itu adalah kali pertama Nicholas datang ke sana, jadi dia sangat asing. Kini keduanya sedang duduk di ruang tamu Pak Hasan, dan Pak Hasan berada di depan mereka."Sayang, kamu kenapa?" Tanya Nicholas, karena sejak tadi Selena seperti diam namun ekspresi wajahnya berubah-ubah."Aku ngerasa kayak ketemu sama temen lama, bang." Sahut Selena."Rasanya, aku.." Selena menggantung,"Reuni, sekarang kamu merasa pernah bertemu mereka?" Tanya Pak Hasan, dan Selena mengangguk."Seperti yang om bilang, kamu mungkin belum ingat mereka, tapi mereka selalu ingat kamu." Ujar Pak Has

  • CALON TUMBAL   BAB 143

    Selena menoleh ke arah suara yang muncul, tadi dan dia melihat sosok perempuan yang berada di mimpinya, ada di ruangan itu. Masih sama dengan yang di mimpi Selena, wajahnya tidak terlihat."Selena.." Panggilnya, Selena hanya masih memperhatikan saja."Kemari Selena." Panggilnya lagi."Kalau kamu mau menceritakan sesuatu, cerita aja, aku akan dengerin. Kamu selalu muncul di mimpiku, tapi aku nggak tau kamu siapa." Ujar Selena.Dan yang Selena lihat sekarang adalah, di belakang sosok perempuan itu berdiri ada singgasana yang sama yang Selena lihat di mimpinya."Ceritaku adalah ceritamu, ingat Selena.." Ujarnya.Selena masih tetap hanya diam, bahkan ketika Selena memanggil aki, aki juga tidak berkata apapun dan hanya hadir di sana. Itu membuktikan bahwa sosok perempuan itu dihormati oleh aki."Aku tidak mengerti." Ujar Selena.Sementara Selena sedang kebingungan menatap sosok perempuan itu. Di luar ruangan itu, tepatnya di lobby, Nicholas sedang berjalan hendak naik ke atas setelah ia me

  • CALON TUMBAL   BAB 142

    Selena sudah selesai kuliah dan kini dia keluar di lobby bersama Linggar dan Deon, mereka masih membahas hantu Meisya yang ikut Linggar pulang."Dianya nggak mau, maunya ikut lu." Ujar Selena sambil terkekeh."Yah, Selena.. bilangin dong, gue nggak mau dia ikut, serem ih." Ujar Linggar."Coba lu bilang sendiri, dia di sebelah lo." Ujar Selena, Linggar panik jadinya."Elu si Nggar, pake mirip segala mukanya sama mantannya dia, kan jadi ngikut." Ujar Deon, Linggar pun melirik tajam si Deon."Mana gue tau muka ganteng gue ini pasaran! Mana cowoknya dia brengsek dan tolol pula." Ujar Linggar kesal.Sampai akhirnya mereka tiba di lobby dan sudah ada Nicholas yang menunggu Selena di depan universitas."Eee cie.. dijemput mas suami." Goda Deon saat melihat Nicholas.Selena tersenyum melihat Nicholas dan Nicholas pun melambaikan tangannya sambil senyum.."Duluan ya gaes, dah.." Ujar Selena, dia langsung berlari kecil menghampiri Nicholas."Jangan lari, sayang." Ujar Nicholas, Selena tersenyum

  • CALON TUMBAL   BAB 141

    Selena, Linggar dan Deon masih berada di kantin. Selena sedang menceritakan pada Linggar dan Deon tentang hantu perempuan yang basah kuyup itu, menurut cerita dari si hantu perempuan itu, selama ini dia berada di apartemen Linggar dan dan mengamati setiap gerak-gerik Linggar dan Deon."Kok gue nggak tau!? Gue nggak liat dia di apartemen gue!" Ujar Linggar."Nggak tau, dia bilangnya gitu." Sahut Selena. Mungkin karena kekuatan Linggar dan Selena tidak setara makanya Linggar tidak merasa kehadiran sosok itu."Aku suka liat Deon mandi.. Hihihihihi.." Ujar hantu perempuan itu dan Selena menahan tawa."Kenapa lu, Sel?" Tanya Deon, karena melihat Selena menahan tawa."Jangan kasih tau, Selena.. Hihihihi.." Ujar hantu perempuan itu."Nggak boleh gitu, kasihan Deonnya." Sahut Selena, sosoknya malah terus terkikik.."Hihihihi.. Dia tiap malem nontonin orang anu-anu di komputer." Ujarnya lagi, Selena yang mendengar itu menutup mulutnya, kini dia mengerti kata anu-anu setelah menikah."Kenapa si

  • CALON TUMBAL   BAB 140

    Esok harinya Selena sudah bisa berjalan biasa saja tidak seperti kemarin sakitnya. Dia berangkat pagi-pagi dengan Nicholas ke rumah sakit untuk menjenguk ayahnya yang kondisinya masih sama saja."Gimana kondisi papa?" Tanya Selena, sambil menggenggam tangan ayah Nicholas."Papa baik, nak.." Sahut ayah Nicholas dengan tersenyum."Papa sangat ingin melihat kalian menikah.." Ujarnya dan Selena tertegun mendengar itu."Kan Selena sama abang udah nikah, pa.." Sahut Selena halus."Udah ya?" Tanya ayahnya, dan kini ayahnya seperti berpikir keras.Selena dan Nicholas pun saling pandang melihat itu, ayahnya lupa bahwa mereka sudah menikah."Sayang, ayo abang anter ke kampus, udah siang.." Ujar Nicholas, dan Selena menangguk."Papa, Selena kuliah dulu, ya.. Ntar Selena jenguk papa lagi kalo udah kelar kuliah." Ujar Selena."Iya nak, hati-hati.." Ujar ayah Nicholas, Selena lalu salim tangan."Nicholas anter Selena dulu ya, pa.." Ujar Nicholas dan ayahnya mengangguk."Kalian harus tetap hati-hati

  • CALON TUMBAL   BAB 139

    Setelah selesai berkemas, akhirnya Selena dan Nicholas pun kini akan pulang ke Jakarta.Selena sedang berpamitan sekarang dengan ibunya Rangga dan bibi dan keduanya tersenyum-senyum tidak jelas."Selena pulang dulu ya bude, bibi.." Pamit Selena."Iya nak, ati-ati di jalan. Tadi bibi bikin jamu ada tiga botol, diminum ya ntar, supaya nggak gampang sakit." Ujar si bibi dan Selena mengangguk."Makasih, bi." Ujar Selena, Selena lalu salim tangan selayaknya dengan orang tua sendiri, dia tidak membedakan status."Tapi nak Selena minumnya kalo malem sebelum tidur aja, soalnya supaya efeknya lebih terasa." Ujar si bibi dan Selena manggut-manggut saja tanpa curiga."Oke deh.." Sahut Selena dengan senyumannya."Mas Nicholas juga minum, supaya.. sehat!" Ujar si bibi, namun ucapannya menggantung penuh arti."Iya bi, makasih banyak ya bi, bude." Ujar Nicholas dan kedua wanita itu mengangguk.Akhirnya Selena pun berjalan dengan pekan menuju ke mobil, sebenarnya Nicholas ingin menggendongnya, tapi S

  • CALON TUMBAL   BAB 138

    Selena dan Nicholas sudah berada di rumahnya, ibunya Rangga tidak berada di sana dan pulang ke rumahnya sendiri, pun dengan bibi yang satu lagi. Jadilah hanya sepasang suami istri muda itu saja di rumah itu.Selena sedang mengerjakan tugas kuliahnya di meja belajar di kamarnya, sementara Nicholas, ia sedang mengotak-atik ponselnya entah apa yang sedang dia kerjakan."Hoamm.." Perhatian Nicholas teralihkan karena Selena menguap, dia pun meletakkan ponselnya di nakas.Nicholas bangun dari ranjang dan menghampiri Selena, lalu ia memijat pelan pundak Selena."Capek, sayang?" Tanya Nicholas, dan Selena mengangguk."Otak udang ku nggak berfungsi, bang." Ujar Selena, wajahnya sudah frustasi, Nicholas yang melihatnya pun terkekeh."Ya udah, itu tandanya tubuh kamu minta istirahat. Yuk bobo.." Ajak Nicholas"Tapi belom kelar." Ujar Selena."Ntar abang bantuin, yuk.." Nicholas membantu Selena bangun dari duduknya."Adeh.. Udah faktor usia pinggangnya sakit." Ujar Selena, Nicholas terkekeh jadin

  • CALON TUMBAL   BAB 137

    Selena melihat ibunya yang sedang berdiri dengan wajah yang sangat cantik dan tersenyum padanya, Selena pun tersenyum pada ibunya."Bunda.. aku kaget, kirain siapa." Ujar Selena, dia lalu menggunakan mukenanya."Mau sholat yah anak bunda?" Tanya ibunya Selena dan Selena mengangguk."Selena sholat dulu ya, bun." Ujar Selena dan ibunya mengangguk dengan senyumannya.Selena agak merasa janggal dengan ibunya yang selalu senyum tapi seperti sedih, dia lalu menggelengkan kepalanya dan akhirnya sholat. Setelah selesai sholat, Selena pun melihat ibunya yang kini berpindah ke sebelahnya sambil memandanginya."Bunda, bunda kenapa?" Tanya Selena, dia sangat yakin ada yang salah."Selena sayang, bunda mau pamit.."DEG!Selena langsung terdiam mendengarnya."B-bunda.." Selena, seketika teringat dengan janji ibunya, yang akan pergi setelah melihat dirinya menikah."Hiks! Hiks! Kenapa aku bisa lupa, bunda.." Selena seketika menangis."Jangan nangis, sayang.." Bundanya pun ikut bersedih melihat Selen

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status