CALON TUMBAL

CALON TUMBAL

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-07-04
Oleh:  jashelineOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat. 4 Ulasan-ulasan
180Bab
663Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Selena Claire terlahir di detik-detik terakhir kehidupan ibunya, sebuah takdir yang menjadikannya gadis Indigo, gadis istimewa yang tak terhindarkan menjadi sasaran makhluk gaib. Dengan kemampuan uniknya, Selena memiliki kekuatan untuk membantu arwah-arwah tersesat menemukan kedamaian. Namun, semakin dalam ia terlibat dalam dunia arwah, kemampuannya semakin tajam dan membuatnya berhadapan dengan calon tumbal yang ia tolong. Ancaman terhadap nyawanya pun semakin nyata. Banyak makhluk kuat yang merasa terganggu oleh keberadaannya, mengancam hidupnya dengan kekuatan yang jauh melebihi imajinasi. Selena pun terus mengasah kemampuannya, namun pertanyaannya tetap ada, dapatkah ia menjadi cukup kuat untuk menolong mereka yang membutuhkan, sementara keselamatannya sendiri kini berada di ujung tanduk? Dalam perjalanan penuh bahaya ini, Selena harus memilih melindungi dirinya sendiri atau terus membantu mereka yang terjebak di antara dunia hidup dan mati.

Lihat lebih banyak

Bab 1

BAB 1

Jakarta, 10 Oktober 2022.

"Tess!"

"Tess!"

"Di mana aku.."

Seorang gadis bergaun putih panjang berjalan perlahan di sebuah tempat yang asing. Langkahnya penuh keraguan, karena ketakutan menyelimutinya. Gadis itu adalah Selena.

Selena menelusuri area yang lembab dan diselimuti kabut tebal. Suasana di sekitarnya terasa suram, dan jarak pandangnya terbatas hanya beberapa meter dari tempat ia berdiri.

"Papa?" panggil Selena, berharap ayah angkatnya mendengar. Namun, keanehan tempat itu membuatnya semakin resah.

"Rangga?"

Selena melangkah dengan hati-hati, seolah-olah ia berjalan dalam kegelapan. Lalu, dari balik kabut di depannya, tampak sosok perempuan berdiri mengenakan busana kerajaan zaman dahulu, dengan bunga melati menghiasi sisi kanan kepalanya.

Wanita itu berdiri membelakangi Selena. Rasa penasaran menyelimuti Selena, namun ia tetap diam, hanya memperhatikan tanpa berani bertanya.

"Jangan ikut campur, Nak," ujar perempuan itu tiba-tiba.

"Anda berbicara padaku?" tanya Selena kebingungan.

"Ya, menurutmu siapa lagi? Aku peringatkan sekali lagi, jangan ikut campur atau akan ada konsekuensinya," kata wanita itu.

"Maaf, saya kurang memahami maksud Anda, Nyai," jawab Selena, menyapa sosok itu dengan sebutan Nyai.

"Aku tidak akan mengganggumu karena ada yang melindungimu. Tapi jika kamu terus mencampuri urusanku, sebesar apa pun pelindungmu, akan kuhadapi," ujar wanita itu dengan tegas.

Sosok tersebut lalu berbalik dan perlahan menghilang di tengah kabut.

"Nyai, tunggu!" panggil Selena, tetapi wanita berbusana kerajaan kuno itu telah pergi.

Selena melangkah lebih jauh ke depan, mencoba mencari sosok perempuan itu, memusatkan pandangannya, namun tetap tidak menemukannya. Hingga tiba-tiba, sesosok wajah mengerikan dengan mata hitam pekat dan mulut menganga muncul tepat di hadapannya.

"AAAH!!" Selena tersentak ketakutan.

Ternyata, Selena hanya bermimpi. Ia terbangun dengan napas terengah-engah, syok dengan mimpi yang baru dialaminya.

"Astaghfirullah.. Sudah berkali-kali aku bermimpi hal seperti ini, ada apa ini, ya Allah..." gumam Selena, masih terguncang.

Ia bangkit dan meminum air putih dari nakasnya, lalu menyadari sosok teteh putih menatapnya dengan tatapan tajam.

"Teteh, ada apa?" tanya Selena, keheranan.

"Hati-hati, ya, Selena..." ujar Teteh Putih sambil mengusap rambut panjangnya.

"Hati-hati? Aku kan hanya tidur, bukan mau pergi," balas Selena bingung.

"Pokoknya hati-hati, Selena..." ulang Teteh Putih, lalu dia mulai menangis dan perlahan menghilang.

Selena tertegun melihatnya, merasa aneh dengan sikap Teteh Putih yang tiba-tiba murung. Namun, ia tak terlalu memikirkannya lagi. Ketika melihat jam, ternyata sudah menjelang pagi, dan Selena pun bangun untuk berwudhu di kamar mandi.

Sudah beberapa bulan berlalu sejak Nicholas pergi ke luar negeri, dan selama itu, Selena masih terus membantu sosok-sosok atau orang-orang yang terkena gangguan tanpa bantuan Nicholas. Kini, ia ditemani oleh Rangga, yang tinggal di rumah ayah Nicholas sebagai pelindung sekaligus teman bagi Selena.

Musim hujan pun tiba, dan setiap hari hujan terus turun, seperti pagi ini, saat Selena sudah siap mengenakan seragam sekolahnya, hujan deras mengguyur di luar.

"Nak, nanti Papa ada jadwal operasi, jadi mungkin pulangnya agak malam," ujar ayah Nicholas sambil sarapan bersama Selena.

Rangga duduk di meja yang sama, ikut sarapan bersama mereka.

"Baik, Pa," sahut Selena sambil tersenyum.

"Kenapa abangmu tidak menelepon hari ini? Biasanya pagi-pagi sudah ribut seperti orang demo," tanya ayah Nicholas, membuat Selena tertawa kecil.

"Tadi malam bilangnya pagi ini tidak telepon, katanya sedang sibuk," jawab Selena.

"Hmm, sok sibuk," ujar ayah Nicholas sambil terkekeh, membuat Selena ikut tertawa.

"Mungkin nggak ya, Pa, kalau Bang Nicholas sudah punya pacar?" tanya Selena sambil tersenyum lebar.

"Bisa jadi," sahut Rangga menimpali.

"Hmm... menurut Papa, itu kecil kemungkinan. Abangmu bukan tipe yang mudah tertarik untuk pacaran dengan orang asing. Lagipula, budaya di sana sangat berbeda dengan budaya kita, pergaulannya sangat.. bebas," jawab ayah Nicholas.

"Iya juga sih.. Bang Nicholas itu kayak tembok," celetuk Selena, membuat ayahnya tertawa kecil.

"Tanya saja langsung ke abangmu, siapa tahu dia bisa jawab rasa penasaranmu," ujar ayah Nicholas.

"Papa pergi dulu ya, hati-hati ke sekolah," ujar ayahnya.

Selena pun mencium tangan ayah Nicholas, diikuti oleh Rangga yang melakukan hal sama. Meskipun Rangga bekerja di rumah itu, ayah Nicholas memperlakukannya dengan penuh kebaikan, seolah-olah ia bagian dari keluarga.

Setelah itu, Selena dan Rangga berangkat ke sekolah. Saat di dalam mobil, tiba-tiba Nicholas menelepon lewat video, membuat Selena tersenyum senang.

"Abang!" panggil Selena dengan antusias.

Terdengar suara tawa dari Nicholas di seberang.

"Mau berangkat sekolah, ya?" tanya Nicholas, dan Selena mengangguk.

"Iya, tapi suara Abang bindeng, sakit ya?" tanya Selena khawatir.

"Hmm, beberapa bulan nggak ketemu, anak cerewet jadi sakit, nih," sahut Nicholas, membuat Selena cemberut sambil terkekeh.

"Bilang aja kangen, kan.." ledek Selena, membuat Nicholas tertawa kecil.

Rangga tersenyum melihat keakraban Selena dengan abang kandungnya. Selena yang baik hati memang selalu bisa membuat orang di sekitarnya menyayanginya. Rangga teringat masa kecil mereka, saat dirinya menjadi satu-satunya teman Selena karena Selena sering dianggap aneh. Tapi sekarang, semua orang menyayanginya. Rangga merasa senang melihat perubahan itu.

Selena dan Nicholas hanya berbicara sebentar, sekitar sepuluh menit saja, karena Nicholas sedang sangat sibuk. Namun, ia tetap menyempatkan diri untuk menghubungi Selena.

Sesampainya di sekolah, mereka melanjutkan pelajaran seperti biasa, hingga akhirnya tiba waktu istirahat. Saat itu, Linggar, pemuda berwajah dingin yang selalu terlihat tak tersenyum, mendekati Selena.

"Linggar, ada apa?" tanya Selena.

"Bisa ikut gue sebentar?" tanya Linggar.

"Eh, kemana?" tanya Selena, namun Linggar hanya diam dan menatapnya. Selena merasa ngeri karena tatapan Linggar sulit untuk dipahami.

"Selena, kenapa?" tanya Rangga, sambil menatap Linggar. Linggar juga melirik Rangga.

Suasana di kelas mendadak tegang, dengan Selena dikelilingi dua cowok tampan yang kepribadiannya begitu berbeda, Linggar yang dingin seperti es dan Rangga yang hangat seperti api.

"Nanti aja," kata Linggar singkat, lalu pergi meninggalkan Selena. Selena pun menghela napas panjang setelah Linggar pergi.

"Kenapa, Selena? Dia ganggu kamu?" tanya Rangga, terlihat khawatir.

"Ayo, kita keluar dulu. Nanti aku ceritakan di kantin," ajak Selena, dan Rangga mengangguk setuju.

Mereka pun keluar dari kelas, dan Selena mulai menceritakan mengapa Linggar mendatanginya. Rangga hanya mengangguk-angguk mendengarkan cerita Selena.

"Hm.. tapi kayaknya dia anak nakal, ya? Wajahnya bengis banget, nggak ada senyum-senyumnya," komentar Rangga. Selena terkekeh mendengarnya.

"Jangan gitu, nanti kalau dia dengar gimana?" ujar Selena sambil tertawa, lalu mereka mLinggarkah ke kantin.

“Cuma nggak nyangka aja.. aku harus bertemu dengan calon tumbal pesugihan di zaman yang sudah sangat maju ini. Entah orang tua Linggar yang terlibat, atau mungkin Linggar punya nasib yang sama seperti aku dulu,” pikir Selena dalam hati.

Selena sudah paham arti dari asap hitam yang sering mengikuti seseorang, artinya orang itu akan segera meninggal karena akan dijadikan tumbal dalam pesugihan. Beruntung, Selena telah dilatih oleh Ustadz Sholeh dan ayah Nicholas, jadi dia bisa mengenali dan mengusirnya, dengan bantuan sosok aki.

Setelah itu, Selena merasa perutnya sangat sakit. Dia memutuskan untuk pergi ke toilet, meninggalkan Rangga yang sedang makan di kantin. Meskipun Rangga ingin ikut, Selena melarangnya dan menyuruhnya untuk melanjutkan makan.

"Aduh.. sakit banget," gumam Selena sambil memegang perutnya yang terasa melilit.

Saat keluar dari toilet, Selena tak sengaja bertemu dengan Linggar yang baru keluar dari kamar mandi. Saat itu, dia melihat asap hitam kembali mengelilingi Linggar.

“Asapnya ada lagi..” pikir Selena, khawatir.

"Ikut gue," kata Linggar, sambil menarik tangan Selena menjauh dari toilet. Mereka berdua kini berada di samping lapangan tenis.

"Linggar, maaf," kata Selena, sambil menggenggam tangan Linggar dengan erat dan memejamkan matanya.

Linggar terdiam, terkejut, sambil memandang tangan yang digenggam oleh Selena. Ia juga memperhatikan Selena yang tampak sangat fokus dengan mata terpejam.

Di dalam hati Selena, ia sedang melihat sosok wanita cantik seperti ratu, mengenakan pakaian kuno, namun matanya tampak seperti mata reptil. Selena hanya bisa melihat setengah tubuh sosok itu, yang kemudian berkata sesuatu padanya.

"Jangan ikut campur, nak.." kata sosok itu dengan senyuman, tapi senyumnya penuh makna.

"Aku akan menyelamatkannya," jawab Selena tegas, lalu membuka matanya dan bertemu tatap dengan Linggar.

"Lu, mau menyelamatkan siapa?" tanya Linggar, bingung.

"Elu.." jawab Selena, lalu melepaskan genggaman tangannya dari tangan Linggar.

Waktu istirahat kelas Selena pun berakhir, dan Selena buru-buru berlari meninggalkan Linggar yang masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi.

"Nyelametin gue?" gumam Linggar pelan. Sebelumnya, dia berniat bertanya sesuatu pada Selena, namun kini semua rencananya terlupakan setelah Selena mengatakan hal yang sangat aneh.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Mujahidul Islam
bagus Thor, serem , Dan sebenarny penasaran banget kisah masa lalunya
2025-06-23 14:02:42
0
user avatar
jasheline
BRAVO!!!!!
2025-06-08 23:58:16
0
user avatar
bobafc
LANJUT THOR!
2024-11-30 23:13:32
0
user avatar
jasheline
MANTAP AUTHOR
2024-11-28 22:14:33
0
180 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status