Beranda / Romansa / CEO Baru Itu Mantan Rivalku / Serangga Yang Berterbangan Dari Masa Lalu..

Share

Serangga Yang Berterbangan Dari Masa Lalu..

Penulis: Moon_L03
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-27 21:27:21

Ji An keluar dari kamar mandi sambil merapikan pakaiannya yang sedikit kusut. Ia menghela napas kecil, berusaha menenangkan diri sebelum kembali ke meja. Namun, baru beberapa langkah keluar, ia mendapati Seon Woo sudah berdiri bersandar di dinding tak jauh dari pintu, kedua tangan disilangkan di dada.

Ji An hanya meliriknya sinis dan melangkah melewatinya tanpa berkata sepatah kata pun.

Namun tangan Seon Woo cepat meraih lengannya. "Tunggu."

"Lepaskan." Suara Ji An terdengar tajam. Ia menoleh, menatap pria itu dengan tatapan penuh ketidaksenangan.

"Kita perlu bicara," ucap Seon Woo, tetap tenang tapi terlihat mendesak.

"Nggak ada yang perlu dibicarakan," balas Ji An.

"Ada," jawab Seon Woo singkat.

"Berarti itu masalah kamu. Sekarang lepasin tangan aku," timpal Ji An tajam. Ia mencoba menarik tangannya kembali, tapi tidak bisa lepas dari lelaki itu.

Seon Woo mendekat selangkah. Cukup membuat gadis itu menahan napasnya sejenak.

Tatapan Seon Woo menusuk. "Kamu keras kepala, Ji An. Mau sa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • CEO Baru Itu Mantan Rivalku   Cara Tidak Ideal Mengakhiri Malam

    Ruang makan mulai lengang. Gelas-gelas kosong tertinggal di meja, beberapa kursi sudah kosong, dan sisa suara tawa terdengar samar di antara dengkuran pelan. Pesta itu perlahan mereda, menyisakan jejak hangat dan sedikit kelelahan.Min Seok tertidur setengah duduk di sofa, wajahnya merah, mulutnya masih menyunggingkan senyum entah karena mimpi atau alkohol. Seon Woo masih di kursinya, kepala tertunduk, kedua tangan terkulai di paha. Ia tak sepenuhnya sadar, tapi cukup tenang untuk tak membuat keributan.Yuri berjongkok di samping Min Seok, menepuk pipinya pelan. “Min Seok-aa, bangun. Ayo pulang,” katanya sambil menghela napas. Hyun Woo membantu menopang tubuh Min Seok, nyaris tak bisa menyembunyikan rasa lelahnya.“Dia udah nggak bisa dibangunin,” gumam Hyun Woo.Yuri melirik ke arah Seon Woo. “Kayaknya Seon Woo juga. Dari tadi diem aja.”Seo Ri berdiri ragu dari kursinya. “Kalau begitu… biar aku saja yang antar dia pulang.”Ucapan itu membuat Ji An—yang masih duduk di kursinya sambil

  • CEO Baru Itu Mantan Rivalku   Serangga Yang Berterbangan Dari Masa Lalu..

    Ji An keluar dari kamar mandi sambil merapikan pakaiannya yang sedikit kusut. Ia menghela napas kecil, berusaha menenangkan diri sebelum kembali ke meja. Namun, baru beberapa langkah keluar, ia mendapati Seon Woo sudah berdiri bersandar di dinding tak jauh dari pintu, kedua tangan disilangkan di dada.Ji An hanya meliriknya sinis dan melangkah melewatinya tanpa berkata sepatah kata pun.Namun tangan Seon Woo cepat meraih lengannya. "Tunggu.""Lepaskan." Suara Ji An terdengar tajam. Ia menoleh, menatap pria itu dengan tatapan penuh ketidaksenangan."Kita perlu bicara," ucap Seon Woo, tetap tenang tapi terlihat mendesak."Nggak ada yang perlu dibicarakan," balas Ji An."Ada," jawab Seon Woo singkat."Berarti itu masalah kamu. Sekarang lepasin tangan aku," timpal Ji An tajam. Ia mencoba menarik tangannya kembali, tapi tidak bisa lepas dari lelaki itu.Seon Woo mendekat selangkah. Cukup membuat gadis itu menahan napasnya sejenak.Tatapan Seon Woo menusuk. "Kamu keras kepala, Ji An. Mau sa

  • CEO Baru Itu Mantan Rivalku   Selamat Datang Kembali Ke Kekacauan..

    Ji An sontak menoleh. Dan benar saja—Park Seon Woo berdiri di sana, tatapannya menyapu seluruh ruangan sebelum akhirnya berhenti pada dirinya.“Kenapa dia ada di sini?” gumam Ji An nyaris tak bersuara, tubuhnya langsung menegang.Sementara itu, teman-temannya terpaku. Antara terkejut dan kagum melihat sosok sang CEO berdiri begitu santai di restoran pinggir taman yang penuh kenangan masa muda.“Gila... dia beneran datang?” Hyun Woo berbisik.“Yuri, kamu undang dia?” tanya Min Seok dengan nada tuduh.“Eh? Enggak! Aku bahkan nggak punya nomornya!” Yuri panik.Seon Woo melangkah maju, menghampiri meja mereka dengan tenang. Satu kancing kerah kemejanya terbuka, jam tangan mahal melingkar di pergelangan, dan aroma parfum mahalnya tercium samar saat ia semakin dekat.Ji An berdiri refleks. “Kamu ngapain disini?”“Emangnya aku dilarang datang, ya?" tanya Seon Woo, mata lelaki itu langsung menoleh ke arah berbagai mata yang tengah memperhatikannya. Seakan menunggu jawaban dari mereka semua.Y

  • CEO Baru Itu Mantan Rivalku   Kumpul Alumni

    Ji An akhirnya berhasil menarik kertas terakhir yang tersangkut. Ia membuang napas berat, lalu menekan tombol restart. Mesin fotokopi kembali berdengung, lambat tapi stabil. “Bagus. Harusnya dari tadi,” gumamnya lirih, meski wajahnya masih muram. Ia mengangkat dokumen berikutnya, bersiap untuk melanjutkan, ketika suara langkah tergesa terdengar di ambang pintu. Seseorang muncul sambil membawa sekotak kecil warna cokelat muda. “Ji An-ssi?” Ji An menoleh—itu Seo Jun. Ia tampak sedikit canggung, tapi tetap melangkah masuk. “Aku lihat kamu belum keluar dari tadi, jadi… aku bawain ini. Cokelat panas, moga aja bisa bantu ngurangin stres.” Ia mengangkat kotak itu, memperlihatkan cup minuman di dalamnya. Ji An menatapnya dalam diam sejenak, lalu matanya melirik ke arah pintu yang tadi ditutup Seon Woo. “Aku nggak pesan ini,” ucapnya, suaranya lelah. Seo Jun tersenyum kecil. “Memang bukan dari kafe, tapi dari pantry. Aku yang buat.” Ia mendekat dan meletakkan cup di atas mesin f

  • CEO Baru Itu Mantan Rivalku   Perlawanan

    Suasana ruang kerja di lantai sebelas kembali tenang setelah makan siang, tapi tidak untuk Ji An. Ia melangkah cepat dengan wajah merah padam, lalu...BRAK!Meja kerjanya digebrak cukup keras hingga semua anggota tim terkejut dan menoleh serempak.Beberapa orang yang baru hendak duduk buru-buru menahan langkah. Min Ji yang duduk di seberangnya sampai mematung sambil menggenggam cangkir kopinya.Namun Ji An tak peduli. Ia mendudukkan diri dengan kasar dan menghempaskan dokumen di hadapannya, rahangnya mengeras dan matanya menatap kosong ke layar monitor yang belum sempat ia sentuh sejak pagi.Gumamnya pelan tapi tajam, nyaris seperti geraman.“Kita punya masa lalu, ya?” Nada suaranya mengejek, mengulang ucapan Seon Woo yang masih terngiang jelas di telinganya. Ia menyeringai miris, lalu mencibir sendiri.“Hah! Lihat aja, aku akan buat dia ingat masa lalu yang seharusnya nggak pernah dia lupakan.”Tangannya mengepal di atas meja. Kali ini bukan karena sakit hati, tapi karena tantangan.

  • CEO Baru Itu Mantan Rivalku   Kita Tidak Pernah Kenal?

    Siang itu, suasana kantor perlahan mulai lengang. Beberapa karyawan mulai keluar satu per satu menuju tempat makan favorit mereka. Di ruang divisi keuangan, Ji An baru saja menutup file laporan ketika Ketua Tim Nam mendekat sambil menggulung lengan kemejanya, tampak santai.“Ji An-ssi,” panggilnya ramah. “Kami semua mau makan bareng. Belum sempat ngerayain kamu gabung ke tim juga, jadi mumpung rapat internal udah selesai, ayo ikut ya.”Ji An menoleh, terkejut dan tersenyum. “Oh! Iya, tentu saja. Terima kasih, Pak.”Rekan-rekan di tim mulai berkumpul di dekat pintu keluar kantor. Ada yang sibuk mengecek dompet, ada yang sudah heboh menyebut nama-nama restoran. Atmosfernya hangat dan bersahabat. Ji An berdiri di tengah-tengah mereka, agak kikuk tapi senang.Tiba-tiba, langkah cepat terdengar dari lorong. Seo Jun muncul sambil membawa botol air mineral, napasnya sedikit terengah karena sepertinya habis dari meeting."Wah wah wahh, mau kemana nih rame-rame?" tanya Seo Jun sembari memamerk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status