Keira menatap dirinya pada pantulan cermin itu, mengeluarkan sebuah lipstick merah dari dalam tas miliknya. Ia memoleskan dengan perlahan lipstick itu pada bibir seksinya, membuat penampilannya semakin mempesona dengan rambutnya yang ia biarkan tergerai dengan indahnya. Tidak perlu khawatir, perusahaan tempat ia bekerja tidak memiliki peraturan yang mengharuskan pegawai wanita untuk mengikat rambut.Setelah merasa puas dengan penampilannya ia kembali memasukkan lipstick dengan harga yang cukup mahal itu ke dalam tas miliknya. Ia kemudian mengeringkan tangannya yang sedikt basah dengan menggunakan tissue yang selalu di sediakan di dalam toilet itu.Keira melihat layar ponsel miliknya. “Hah… sepertinya aku datang terlalu cepat.”Bukankah ia terlalu rajin? Bahkan waktu di ponsel miliknya masih memperlihatkan angka tujuh. Well, ini memang bukan yang pertama kalinya ia datang lebih cepat dari pegawai lainnya hal seperti ini sering terjadi.Dan karena itu, bukankah ia seharusnya mendapatkan
Tetes air terlihat berjatuhan dari langit membasahi bumi. Membuat beberapa orang berlarian dengan menggunakan jaket ataupun tas mereka, sementara sebagian dari mereka lebih memilih untuk berlindung dari setiap tetesan air itu, seperti yang di lakukan oleh Keira saat ini.Wanita berambut panjang itu sedang berlindung di samping pintu masuk gedung pencakar langit itu. Ia berdiri di sana sambil memegang tas miliknya yang cukup berat, ia terpaksa menuggu hingga hujan reda sebab tidak membawa payung sepert yang lainnya. Dan juga tidak ingin jatuh sakit jika ia memaksakan diri untuk menerobos hujan yang cukup lebat itu.Mata hazel-nya menatap setiap tetes hujan itu sambil melamun, mengabaikan keadaan di sekitarnya. Ia memang sangat menyukai hujan karena dapat membuatnya merasakan sebuah ketenangan dari suara setiap tetes hujan yang membasahi aspal itu. Namun kali ini untuk yang pertama kalinya hujan tidak dapat menenangkan pikirannya.Dia memegang dadanya dan ia dapat merasakan jantungnya y
Baiklah, sepertinya sekarang Keira benar-benar akan melompat keluar dari mobil sialan ini! Ia sungguh ingin menghilang dari pria yang saat ini berada di sampingnya, yang sedang menatapnya dan menunggu jawaban darinya. Seketika ia langsung menyesali keputusannya menaiki mobil ini, seharusnya sejak awal ia tetap menolak dan pulang dengan bus.Kali ini ia benar-benar mati kutu.Keira menggaruk belakang lehernya dengan canggung. “S-Saya hanya khawatir saya mengganggu anda yang sedang tidur, Tuan Navier,” jawab Keira.Navier menegakkan tubuhnya. “Anda telah mengkhawatirkan hal yang tidak penting.”Sudah, cukup sudah.Pria bermarga Walsh itu sungguh telah berhasil membuatnya tidak dapat mengatakan apapun lagi. Hingga detik ini Keira masih bertanya-tanya, apa yang membuat pria itu begitu di gilai oleh rekan-rekan kerjanya?Baiklah… baiklah, ia tahu kalian pasti akan mengatakan hal itu.Wajah.Itu bukan yang kalian ingin katakan kepadanya untuk yang kesekian kalinya? Meskipun ia akui wajah Na
Keheningan langsung menyelimuti mereka saat itu juga. Keira dan Navier saling bertukar pandangan antar satu sama lain, hingga Keira segera tersadar dan menggelengkan kepalanya. “A-Ah, bukan Tuan. Sebelumnya perkenalkan, saya Keira sekertaris pribadi Tuan Walsh,” ucap Keira dengan sopan.Benar, Keira lah wanita yang di maksud oleh Peter, yang juga telah berhasil menarik perhatian dari beberapa pegawai yang sedang berada di lobby perusahaan.Peter tertawa kecil. “Ah, maafkan saya karena telah mengira anda kekasih Tuan Walsh,” ucapnya merasa tidak enak karena telah salah sangka.Keira melirik Navier, membuat mata mereka saling bertemu. Keira menunjukkan rasa kesalnya kepada Navier yang hanya diam saja, bukannya menanggapi pertanyaan Peter beberapa detik yang lalu. Sungguh sangat menjengkelkan.“Tidak apa-apa Tuan. Anda tidak perlu minta maaf,” ucap Keira dengan ramah.Peter menoleh, melihat pria tampan yang masih berada di sampingnya. “Tapi bukankah anda memiliki sekertaris yang sangat c
Pintu mansion itu terbuka dengan lebar, mempersilahkan sang pemilik mansion untuk memasuki kediamannya. “Selamat datang Tuan...” sambut pembantu itu membungkukkan badannya dengan sopan.“Sudah aku bilang, tidak perlu menyambutku seperti ini bibi,” ucap Navier melepas dasi yang seharian telah menggantung pada lehernya, juga tidak lupa untuk membuka dua kancing atas kemeja miliknya.Yah, sudah tidak terhitung berapa kali ia mengatakan kepada pembantunya agar tidak perlu menyambutnya setiap kali ia pulang, bahkan ia sama sekali tidak pernah memerintahkan pembantunya untuk melakukan hal itu. Jadi hal ini murni di lakukan atas inisiatif pembantunya sendiri.Entahlah, dia kurang menyukai dirinya yang di perlakukan selayaknya Tuan besar.“Tidak apa-apa Tuan, sudah menjadi kebiasan bagi saya,” senyum pembantu itu.Navier menghela nafas. “Hah... baiklah kalau begitu,” ia lalu berjalan ke arah tangga namun sebelum menaiki tangga itu, ia berbalik ke belakang. “Oh iya, aku lupa. Tidak perlu menyi
Berbeda dari hari-hari sebelumnya kali ini seluruh pegawai di perusahaan raksasa itu terlihat begitu sibuk, beberapa dari mereka membawa tumpukan kertas sedangkan yang lainnya berkutat dengan laptop milik mereka. Lantas apa penyebab dari kesibukan mereka?Sebab hari ini adalah hari terakhir bagi mereka untuk mengumpulkan hasil akhir dari design ponsel terbaru yang akan mereka keluarkan. Dapat terlihat dengan jelas raut kecemasan dari wajah mereka, wajar saja sebab mereka berharap hasil kerja mereka dapat memuaskan Navier, CEO mereka. Terlebih lagi kala itu mereka telah mengecewakan Navier dengan hasil design mereka yang kurang memuaskan.Jika kali ini mereka kembali mengecewakan Navier, maka tamalah sudah.Good Bye, Lyon Corp.Dan karena tidak ingin ini menjadi hari terakhir mereka berada di Lyon Corp maka mereka harus bekerja keras dengan menunjukkan kemampuan mereka kepada pria yang selama ini menggaji mereka dengan bayaran tinggi.Yeeun memijat dahinya dengan pelan, ia menyadarkan
Sebuah senyuman lebar tak henti-hentinya menghiasi wajah Yeeun, teman-temannya terus berdatangan mengucapkan selamat dan berterima kasih kepadanya, membuatnya benar-benar merasa bahagia karena keberhasilannya atas presentasi yang telah ia lakukan beberapa menit yang lalu. Bukan hanya dia saja, teman-teman divisnya pun ikut merasa bahagia atas hasil kerja keras mereka yang telah saling membantu antar satu sama lain.Meskipun Dewi Fortuna telah memihak kepada Yeeun, namun tanpa bantuan dari rekan-rekan kerjanya mereka tidak akan bisa sampai ke titik ini. Baginya, seluruh rekan-rekannya yang berada di dalam divisi yang sama dengannya memiliki peran penting karena itulah sebuah team.“Yeeun!”Mendengar suara yang begitu familiar, Yeeun yang tadinya sedang sibuk berbincang langsung berbalik ke belakang. Dan dilihatnya Keira yang sedang berlari kecil ke arahnya dengan senyuman lebar yang terukir pada wajah cantik itu.GREB!Keira memeluk Yeeun dengan erat. “Selamat! Kau sangat hebat!”Yeeun
Navier memainkan jari telunjuknya pada pinggir gelas bir nya yang telah kosong. Jangan khawatir meminum segelas bir tidak akan membuatnya mabuk, itu karena ia memiliki toleransi kadar alcohol yang cukup tinggi. Bahkan dulu dapat di katakan kalau ia peminum yang handal, namun sekarang ia sudah cukup menjaga jarak dengan minuman ber-alcohol.Kedua matanya melihat sekeliling meja itu, mendapati beberapa dari pegawainya yang sudah kehilangan kesadaran dengan kepala yang mereka letakkan di atas meja. Ia kemudian menoleh, melihat Keira yang sedang berbincang dengan Yeeun sepertinya kedua pegawai wanitanya itu tidak mabuk seperti yang lainnya.Dia berdiri dari posisi duduknya lalu berjalan keluar dari restoran itu. Kaki jenjangnya melangkah ke samping restoran, yang mana terdapat sebuah gang kecil yang cukup gelap. Di gang itu terdapat beberapa tumpukan AC rusak dan beberapa kardus, sepertinya gang ini menjadi tempat pembuangan barang-barang yang sudah tidak terpakai.Navier melihat ke sisi