Home / Romansa / Candu Cinta Dokter Muda / 110. Potongan Memori

Share

110. Potongan Memori

Author: Sayap Ikarus
last update Last Updated: 2025-05-08 19:25:04

Rai duduk tercenung di sofa, pandangannya nanar ke arah lantai. Sementara, di ranjang kamar perawatan, Gendhis sudah terlelap. Sudah hampir dini hari, tapi rasa syok akibat kabar yang tiba-tiba tadi sore membuat Rai benar-benar kesulitan mencerna kenyataan-kenyataan lainnya.

"Dia nggak bilang kalau itu anakku. Gendhis bersikeras kalau aku nggak ada hubungannya sama janin itu. Aku marah, Ann," ungkap Rai lirih, sengaja tak ingin mengganggu Gendhis beristirahat.

"Sekarang udah nggak ada lagi, nggak perlu kamu sesali. Seharusnya kalau kalian sempat berhubungan, kamu mikir lebih jauh Christ. Gendhis nggak mungkin berkhianat sama ikatan pernikahan kalian. Kami nikahin kalian itu dalam ikatan yang suci lho, menurut ritual keluarga yang sakral, jangan kamu remehin," omel Ann mengurut kepalanya gemas. "Berantakan semua gara-gara kepalamu nggak inget sama sekali ke dia," desisnya kesal.

"Tinggal dua minggu lagi penyerahan posisi Ben, aku terlalu fokus sama itu," ucap Rai menyesal. "Bukan sa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Candu Cinta Dokter Muda   217. Kenyataan Dari Masa Lalu

    "Akomodasi buat ke Banda Neira udah siap, berangkat dua hari lagi," ucap Ardi datang melapor pada Rai malam harinya. "Belum tentu berangkat, Nyonya ngambek, susah ngebujuknya," kata Rai. "Ada perkembangan lain?" "Rumah bordil resmi dilepas. Untung udah kita kosongin jauh-jauh hari, jadi pas ada penyelidikan, meskipun masih atas nama Ane-san, mereka bisa diajak ngobrol," ungkap Ardi. "Ada kabar soal si Mario? Masih nggak ada jejak?""Gue udah minta orang kita yang di sana ikut ngelacak. Dia pindah-pindah lokasi, jadi pas kita kejar, dia udah pindah lagi. Terakhir jejaknya adalah di bandara. Gue minta orang kita buat waspada, dia bisa aja pindah ke negara lain lagi. Tujuan yang paling mungkin kalau nggak Singapura ya malah ke Hongkong," sebut Ardi. "Kalau bisa, temuin sebelum orang-orang KPK nemuin dia dulu. Gue denger udah ngelibatin interpol karena masalah pelecehan seksualnya. Korbannya banyak yang nambah, mereka mulai berani bikin laporan," ucap Rai. "Ane-san gimana? Mau nambah

  • Candu Cinta Dokter Muda   216. Usaha Mengambil Hati

    "Terus mau makan apa? Beneran nggak laper?" tanya Rai sebelum istrinya masuk ke dalam kamar. "Udah kenyang baper!" sengal Gendhis, ia banting pintu kamar di belakangnya, kesal sekali. Untuk pertama kalinya, setelah menikah, Gendhis merasa Rai tak bisa memahami perasaannya. Gendhis sudah berusaha untuk memahami posisinya, berdamai dengan kelakuan Kiara dan orang-orang di sekitar suaminya yang cenderung meremehkannya. Namun, rasa lelah itu benar-benar terasa menghimpitnya di saat Rai tidak memberikan dukungan penuh padanya. "Kenapa juga kamu pengin banget dingertiin gini sih, Ndhis," keluh Gendhis bermonolog. "Padahal biasanya juga kamu cuek aja," dengusnya. Sambil merebahkan diri di ranjang, mata Gendhis menerawang, menatap langit-langit kamar. Rai sebenarnya tidak bersalah 100 persen. Namun, karena Gendhis sudah terlanjur kesal sejak pulang dari rumah sakit, kekecewaannya pada sang suami seakan menumpuk jadi satu. Pening menjalari kepalanya, perutnya lapar tapi mulutnya gengsi unt

  • Candu Cinta Dokter Muda   215. Perang Terbuka

    Rai masih mematung tak paham dengan maksud ucapan pelanggan gado-gado di depannya. Ia melirik sang istri yang hanya diam, ikut menunggu reaksinya. Namun, seperti tak sabar mendapat jawaban sapaan dari sang dokter tampan, perempuan bernama Anggi ini mendekat, ia mengulur tangannya untuk mengajak berjabat. Ragu, Rai menoleh Gendhis lagi, seolah meminta ijin. Ia balas uluran tangan Anggi sekejap, kemudian ia tarik kembali cepat-cepat. "Masih lupa ya Dok?" tanya Anggi tetap mematri senyuman mautnya yang sangat manis. "Saya pasien K.E.T yang pernah dokter tangani, waktu itu saya pendarahan banyak sekali dan sudah mau menyerah tapi Dokter Christ ngasih semangat ke saya buat nggak menyerah. Habis itu, saya sempat kirim paket makan siang untuk seluruh tim di divisi obgyn," terangnya. Mendengar penuturan Anggi, Gendhis tersenyum gamang. Tambah lagi saingan menyebalkan yang punya kuasa seperti Anggi, dan hal ini cukup menambah kekesalannya. "Oh, iya," Rai manggut-manggut sok kenal, meski se

  • Candu Cinta Dokter Muda   214. Pemain Baru?

    "Kenapa kamu ngelarang aku buat ngelawan Kiara, Rai?" sergah Gendhis begitu mobil melaju meninggalkan rumah sakit. Sejak merasa baikan dan tangannya yang terluka sudah lebih sering digunakan, Rai memang lebih memilih untuk menyetir mobil sendiri."Aku nggak mau terjadi keributan yang nggak perlu," balas Rai tenang sekali."Tapi dia yang mulai nampar aku duluan!" "Tapi udah kamu bales, kan?" "Tapi dia bikin aku malu di rumah sakit udah berkali-kali. Oh, kamu belain dia?" lengking Gendhis benar-benar marah kali ini. "Kamu ada di pihaknya? Nggak suka kalau aku menang dari dia nantinya?" "Sejak awal kamu udah menang, Ane-san. Kamu nggak perlu buktiin apa-apa ke Kiara. Dan aku ada di pihakmu, ngapain aku belain dia, ya aku di pihak istriku, lah!" "Kenapa kamu ngelarang aku buat berantem, satu lawan satu sama Kiara? Kalau cuma adu mulut, dia jelas menang telak Rai, kami beda level, aku bekas pelacur dan dia calon dokter spesialis.""Padahal aku nggak ngebahas soal level lho, Ndhis," san

  • Candu Cinta Dokter Muda   213. Menjaga Diri

    "Kamu cuti aku jadi rada keteteran, Christ," sebut Dokter Andri akrab, ia mengajak ngobrol Rai sambil memeriksa layar komputer di depannya."Maaf Dok, aku udah hubungi Dokter Raka dari rumah sakit daerah, kuminta dia isi jadwalku buat sebulan ini. Emang belum jalan?" tanya Rai. "Udah, tapi mereka asing sama Raka karena mungkin anaknya pendiem. Dia kalau nggak ditanya, ngasih penjelasan ke pasien seperlunya," tandas Dokter Andri. "Jadi gini, kamu pasti udah tau gimana caranya ngejaga tubuhmu dan Nyonya biar promil ini signifikan dan berhasil. Pola makan, pola tidur, olahraga yang pasti juga harus rutin," jelasnya. "Beneran udah aman kan Dok? Dia soalnya suka parno, takut nanti kalau dia hamil, ada penyakit yang nular ke bayinya," kata Rai menunjuk Gendhis yang masih berbaring di ranjang periksa. "Ini, soal kemungkinan B20, Dok," ungkapnya hati-hati. "Menurut kamu gimana Christ?" tanya Dokter Andri balik. "Dia bersih di pemeriksaan keseluruhan, menurutku kemungkinan buat tiba-tiba m

  • Candu Cinta Dokter Muda   212. Memulai Program Hamil

    Rai menarik napas dalam-dalam, ia memainkan ponsel di tangannya dengan tatapan nanar ke kolam ikan di seberang. Wajahnya tampak serius, seakan masalah yang datang membuatnya enggan mengulas sedikit saja senyum di wajahnya. Sesekali ia menyesap rokoknya, mengembus asapnya ke udara dalam bentuk bulat aestetik yang cantik."Kucariin, ternyata udah turun ke sini," desis Gendhis mendatangi sang suami sambil menenteng gelas tehnya. "Cigarette after sex," kekeh Rai. "Sini, Ndhis," pintanya menepuk kursi kayu di sebelah ia duduk. "Kenapa? Kok kayak serius gitu wajahmu, Rai."Rai tersenyum miring, "Kamu pinter ngebaca ekspresi ya," tandasnya. "Aku udah ketemu sama banyak orang dan pelanggan, aku selalu bisa baca mood mereka," sahut Gendhis. "Ada apa?" tanyanya. "Aku jadi tersinggung kalau abis bercinta, kamu begini, berasa aku nggak kasih pelayanan terbaik," dengusnya. "Bukan masalah itu," elak Rai, ia rangkul pundak sang istri dan ditempelkannya dagunya di sana. "Dony, asistennya Mario k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status