Share

Bapak dan 'Bapak'

Pak Abdi memperhatikan Biru dan Arakata yang asyik berbincang. Sesekali Biru menanggapi dengan serius Arakata yang antusias bercerita. Bahkan gadis itu ikut tertawa saat dirasa apa yang diceritakan Arakata adalah hal yang lucu.

Saat keduanya sudah lelah bercerita, terutama Arakata, Pak Abdi berdiri dan mendekati putrinya itu.

“Kamu laper nggak, Nak? Kalo laper beliin Ayah pecel di depan, tolong. Ayah laper ini. Tadi soalnya ayah lihat di depan ada yang jualan pecel kok jadi pengen. Sekalian kamu juga beli makan kalo laper.” Pak Abdi menyerahkan selembar uang berwarna merah. Gadis itu menerima uangnya dengan senyum semringah.

“Adek beli jajan juga ya, Yah? Ada banyak makanan di depan,” sahut gadis itu antusias.

“Iya, beli aja sesuka adek. Asalkan dihabisin makanannya.”

“Horeee!” soraknya bahagia. Ia menoleh ke Biru yang tersenyum melihat tingkah polah adiknya itu. “Kak Biru mau mesen, nggak?” tanyanya kemudian.

Biru menggeleng. “Nggak, Dek. Kak Biru belom boleh makan sembarangan soalny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status