Carrying Billionaire's Babies

Carrying Billionaire's Babies

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-22
Oleh:  zhixiaOn going
Bahasa: English
goodnovel4goodnovel
10
7 Peringkat. 7 Ulasan-ulasan
373Bab
19.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

It was said that son was the enemy of her previous life. Her twin sons must have a big grudge against her. The proposal roses were replaced with chrysanthemums. The proposal ring was replaced with weed. They stole his father's clothes on their wedding day and made him late. "You brats, when I become your father, I will teach you a lesson!

Lihat lebih banyak

Bab 1

Chapter 1

BAB 1

TUNTUTAN MERTUA

“Bagaimana hasilnya?” cecar Arum. Dengan ragu, Lisa menggelengkan kepalanya lemah. Arum, mertua Lisa, mendengus dengan kesal.

“Ma, ini bukan salah Lisa. Bukankah dokter mengatakan kami sama-sama subur dan tidak ada masalah?” ujar Farhan membela sang istri.

“Mana buktinya? Bahkan hingga tiga tahun usia pernikahan, kalian belum bisa memberi mama cucu,” sentak wanita paruh baya tersebut.

“Ma, tolong beri kami waktu lagi,” pinta Farhan. Sementara itu, Lisa hanya bisa menundukkan wajahnya.

“Ini sudah tiga tahun, Farhan. Mau berapa lama lagi mama harus menunggu? Sampai mati?” sentak wanita paruh baya tersebut.

“Ma, jangan bicara seperti itu,” ujar Farhan mengingatkan.

Arum kembali menghembuskan nafas kasar, lalu menatap Lisa dengan sengit.

“Lisa, Mama beri kamu waktu tiga bulan. Jika dalam tiga bulan kamu belum hamil juga, kamu harus merelakan Farhan menikah lagi,” ujar Arum.

“Ma!” seru Farhan. Dia tidak menyangka mamanya akan berkata seperti itu pada istri yang sangat dicintainya. Lisa pun mendongakkan kepalanya seketika menatap sang mertua dengan tatapan nanar.

“Mama tidak mau mendengar alasan apapun. Ingat, tiga bulan. Lebih dari itu, mama tidak bisa mentolerir lagi.” Usai mengatakan hal itu, wanita paruh baya tersebut segera bangkit dari posisinya, lalu meninggalkan rumah mereka.

Lisa menangkupkan kedua telapak tangannya di wajah. Selalu seperti ini. Sejak awal menikah, sang mertua memang sudah tidak menyukainya. Dia yang nota Bene hanya seorang anak yatim piatu, dianggap tidak layak untuk mendampingi putranya.

Namun dia berusaha bertahan karena sang suami mampu meyakinkan bahwa seiring dengan berjalannya waktu, mamanya pasti mau membuka hati.

Tahun pertama, sikap mertuanya masih bisa ditolerir, meskipun selalu ketus padanya. Memasuki tahun kedua, sikapnya semakin menjadi karena Lisa tak kunjung hamil. Berbagai macam pengobatan dan terapi telah dia lakukan, namun hasilnya nihil. Hingga tahun ketiga ini, mereka belum juga dikaruniai keturunan.

“Sayang, tolong jangan kamu pikirkan ucapan Mama ya!” ujar Farhan dengan lembut. Perlahan, Lisa mengangkat wajahnya, lalu menatap sang suami.

“Mas, kamu tidak akan ninggalin aku kan? Kamu tidak akan menikah lagi kan?” tanya Lisa dengan mata yang berkaca-kaca. Dadanya masih terasa sesak mendengar permintaan sang mertua tadi.

“Tentu saja tidak, Sayang. Kita akan berjuang sama-sama mengatasi masalah ini,” sahut Farhan seraya menggenggam jemari sang istri dengan lembut.

Lisa segera menghambur ke dalam dekapan sang suami.

“Daripada kamu sedih gini, lebih baik kita berikhtiar,” lanjut Farhan lagi.

“Ikhtiar?” tanya Lisa bingung.

“Bikin anak pesanan mama,” bisik Farhan lembut.

Blush. Wajah Lisa memerah seketika. Meskipun sudah lama menikah, namun dia tetap saja merasa malu jika sang suami membahas masalah itu.

Tanpa menunggu persetujuan, Farhan segera membopong tubuh sang istri ke kamar.

***

Sejak saat itu, mertua Lisa tidak pernah lagi datang berkunjung ke rumah. Sebagai gantinya, sang suami rutin menjenguk mamanya sepulang kerja, seperti hari ini.

“Sayang, hari ini aku nginap di rumah Mama ya!” pamit Farhan saat hendak berangkat ke kantor.

“Memangnya ada acara, Mas?” tanya Lisa.

“Gak, tadi Mama telepon, katanya minta diantar ke rumah temannya. Besok pagi juga sekalian mau arisan,” sahut Farhan memberikan penjelasan. Memang, mereka tinggal di kota yang sama, hanya saja berbeda wilayah. Rumah mereka berjarak sekitar tiga puluh menit jika ditempuh dengan mobil dan lalu lintas lancar.

"Oke deh, Mas. Jangan lupa kasih kabar ya, kalau sudah sampai!" ujar Lisa mengingatkan.

"Oke, Sayang!" Usai berpamitan, Farhan pun segera melajukan kendaraannya membelah jalanan.

Saat di perjalanan, tiba-tiba ponsel Farhan berbunyi. Dengan menggunakan satu tangannya, Farhan segera mengangkat panggilannya.

"Halo, Ma!"

"Farhan, kamu dimana?" seru sebuah suara di seberang sana.

"Ini sudah di jalan, Ma."

"Cepat kesini, Mama sudah siap."

"Iya, Ma, sebentar lagi sampai kok," sahut Farhan.

"Oke, Mama tunggu." Klik. Setelah panggilannya dimatikan, Farhan kembali fokus pada kemudinya.

Hari ini Farhan memang izin cuti. Sesampainya di rumah mamanya, ternyata semua orang sudah siap.

"Ayo, kita langsung berangkat saja!" ujar Arum. Selain mamanya, di mobil tersebut juga ada adiknya beserta suami dan anaknya.

Sementara itu, di tempat lain, Lisa baru saja meninggalkan rumahnya. Hari ini dia berencana hangout bersama Dista, sahabatnya. Dia biasa menghabiskan waktu bersama teman-temannya ketika tidak ada kegiatan. Apalagi, sejak dia resign dua tahun yang lalu, otomatis waktunya banyak tersisa.

Selang tak berapa lama kemudian, dia sudah tiba di cafe tempat dia biasa nongkrong bersama Dista, sahabatnya.

"Hai, Dis! Sudah lama?" sapa Lisa.

"Gak, ini barusan kok. Tadi sudah aku pesankan makanan," ujar wanita tersebut.

"Wah, terima kasih." Sembari menunggu makanan datang, mereka pun berbincang ringan.

"Lis, ini bukannya suami kamu ya?" tanya Dista seraya mengangsurkan ponselnya. Mata Lisa membeliak seketika. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kamu dapat ini dari mana?" tanya Lisa bingung.

"Dari statusnya teman kerja aku. Apa cuma kebetulan mirip aja ya?" tanya Dista lagi.

Bisa saja Lisa juga berpikir demikian. Namun, keberadaan sang mertua dan adik iparnya membuatnya yakin jika itu benar-benar suaminya.

"Lis, kamu gak papa?" tanya Dista. Dia merasa kasihan melihat mimik wajah shock sahabatnya.

"Dis, aku bisa minta tolong gak?" tanya Lisa dengan mata berkaca-kaca.

"Tentu saja. Apa yang bisa aku bantu?"

"Tolong antar aku kesana, aku harus memastikannya," ujar Lisa. Tanpa terasa, air matanya pun mulai membasahi pipi.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Komen

user avatar
alexandra
when will this book end?
2024-06-25 01:54:01
0
user avatar
alexandra
So this book will never have a end?
2024-03-18 21:32:00
1
default avatar
Len Garrero
interesting story
2023-02-15 12:37:42
1
user avatar
Kathy Grein
good book just to far in-between
2023-01-21 06:21:37
0
user avatar
Kathy Grein
when will you updated this book?
2022-12-16 02:07:19
0
user avatar
Kathy Grein
good book interesting story keeps you reading
2022-12-14 04:09:10
0
default avatar
Adejumobi oluwamayowa
the story is mind blowing
2022-12-05 00:44:09
0
373 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status