Diam-diam Sita sebenarnya juga merupakan selingkuhan Dahlan, sehingga dia langsung tersenyum senang, karena dijanjikan tetap bekerja dan gajinya akan dinaikan, walaupun dari segi ketampanan, Dahlan lebih tampan dari Darwis yang umurnya sudah hampir 50 tahun ini.
Saat Darwis ingin mencium bibir Sita di kursi itu, pintu terbuka dan alangkah kagetnya Darwis, yang masuk ternyata Radin Durangga.
Radin hanya melirik kelakuan Darwis, dia malah menuju kursi direktur yang tadi diduduki Dahlan, kini Radin duduk sambil menatap Darwis dan Sita yang kini malu-malu sambil memperbaiki blouse nya yang sempat terbuka oleh tangan nakal Darwis.
“Hmmm…kalau mau nakal dan macam-macam, mending Om bawa dia ke hotel jangan di ruangan ini!” kata Radin pelan, tapi inilah yang membuat Darwis jadi segan dan jadi malu sendiri.
Radin menatap Sita yang bebody sintal dan sangat cantik dengan polesan make up ini, gadis ini memang sangat rajin lakukan perawatan diri, ka
Setelah berpakaian rapi kembali, Radin dan Sita sambil berpelukan menonton ulah Darwis yang masih memarahi staf-staf Dahlan di ruang rapat melalui layar TV di ruangan itu.Darwis terlihat mengancam akan PHK massal para staf kalau tidak bekerja dengan benar di bawah kendali penguasa baru di perusahaan ini.“Ngeri ya pa…si bapak itu, main ancam pecat ajahh, ga tau apa dia, cari kerja itu sulit di jaman sekarang!” cetus Sita sambil memeluk Radin.Radin tersenyum sambil mencium hidung mancung kecil milik Sita.“Aku bisa lebih kejam dari Darwis, kalau kinerja ga bagus si staf itu akan ku tendang langsung di pantatnya dan saat itu juga ku PHK!” kata Radin pelan.Sita langsung kaget, tak dia sangka pria tampan dan kalau bicara lemah lembut ini ternyata bak pembunuh berdarah dingin.Radin kemudian tertawa dan bangkit dari duduknya.“Ingat yaa tugas kamu…ingat bonus sudah menanti…tapi kalau ga
Setelah memeluk Yeni yang terus menangis dan juga Tante Deby, Radin menyalami Kakek Brono yang masih terlihat kuat dan kokoh di usia lebih 75 tahunan.Kakek Brono menatap tajam Radin, lalu tanpa Radin duga kakek ini menarik tangannya agak menjauh dari area pemakaman.“Ikuti saya…saya mau bicara dengan kamu!” kata Kakek Brono. Radin yang kaget tidak membantah dan mengikuti langkah kakek Brono, tangannya sudah di lepas ketika Radin menganggukan kepala. Setelah berjarak sekitar 50 meter dari area pemakaman Darwis yang masih berlangsung, Brono lalu menatap Radin.“Coba kamu lepas topi dan kacamata hitam kamu itu, aku ingin melihat wajah kamu!” perintah kakek Brono.Radin pun menuruti perintah Brono dia melepas topi dan kacamatanya, kini terlihatnya wajah tampannya yang nampak sekali blasterannya, wajahnya dihiasi brewok tipis.“Apakah kamu cucu Durangga, anaknya Peter Jan Terling?” Brono la
Radin hanya termenung dengan kisah kakek Brono…!Kini dia berpikir, musuh besarnya tinggal Turangga saja lagi, karena terbukti Brono dan Kabir sudah menyatakan penyesalannya karena membunuh kakeknya.Namun pria tampan ini cukup cerdik, dia berpikir belum saatnya Brono tau siapa dia sebenarnya.“Kalau kamu berhadapan dengan Turangga, hati-hatilah dia memiliki ilmu hitam, dia juga ada dukunnya yang selalu menjaga. Aku sering dulu dia teror dengan ilmu-ilmu hitamnya, tapi semuanya berhasil ku tangkis, karena aku sendiri punya guru yang selalu menjagaku,” cetus kakek Brono sambil menatap anak muda di depannya ini.Brono melanjutkan kisahnya, suatu hari dia sukses meraih sebuah proyek besar dari pemerintah secara mutlak, padahal proyek itu awalnya dimenangkan perusahaan milik Turangga.Tapi saat bersamaan, Turangga ternyata memiliki utang yang jatuh tempo, sehingga dia tak memenuhi syarat untuk melanjutkan proyek tersebut.Seba
“Lagian kita ga ada yang merasa dirugikan bukan…?” kata Radin asal.“Dasarrrr penjahat wanita kamu ini, tak punya perasaan!” Ratih menatap marah wajah Radin.Radin kembali tertawa sinis.“Ratih…kamu kira aku bodoh selama ini, kamu pikir aku tak tahu kamu juga sering bersama laki-laki yang kamu sukai, saat tidak bersamaku. Selain si Tono sudah berapa pria yang telah kamu ajak tidur!” Ratih langsung berdiri dan mengambil gelas berisi wine dan tanpa disangka-sangka, wanita cantik ini langsung menyemburkan gelas berisi minuman beralkohol itu ke wajah Radin.Saat itulah tiba-tiba muncul Tono dan 3 pria berbadan kekar dan kini mendekati Ratih dan Radin, melihat kehadiran empat orang itu, Radin hanya tersenyum tenang, sambil mengambil tisu dan mengelap wajahnya yang basah kena sembur wine tadi.“Hmmmm…sudah ku duga, mantan kekasih kamu yang kini jadi selingkuhanmu akan muncul dan bawa centeng!
Dahlan juga menceritakan betapa sulitnya bertemu dengan sang pemilik Radiw Corporation dan dia sampai kini tak tahu, siapa pemilik asli perusahaan yang kini sangat kuat itu.“Yang saya tahu hanya si Arman dan Yuni, dua CEO itu. Namun saat saya bertemu mereka, keduanya selalu kompak bilang sang big bos mereka adalah sindikasi dari luar negeri dan lebih banyak berada di luar daripada di Indonesia. Ini kan sangat aneh…!” sungut Dahlan kesal.Radin hanya tersenyum, dia memang sengaja mendoktrin dua orang kepercayaannya itu agar jangan sembarangan membuka jatidirinya, siapapun orang itu.Apalagi orang sebangsa Dahlan yang sudah masuk centang merah dan harus ia hancurkan.Bukan hanya Arman dan Yuni, seluruh stafnya yang ada di Radiw Corporation juga bersikap sama. Doktrin itu berlaku wajib bagi semua pegawai tanpa kecuali, kalau melanggar resikonya di pecat tanpa ampun.Saat ini pegawainya terus membengkak jadi 300 orang, seiring makin
Tak sampai 10 menitan, Ki Bana membuka matanya dan wajahnya langsung terlihat serius.“Benar…keluarga Brono dan Durangga di balik semua kekacauan bisnis kalian, tapi keduanya dilindungi kekuatan dahsyat, apalagi keturunan Durangga ini, aku sampai tak bisa melihat seperti apa wajahnya. Benar-benar hebat sekali pelindung keturunan Durangga, aku bahkan di tendang pelindungnya sampai nafasku mengap-mengap, luar biasa sekali musuh kalian kali ini!” kata Ki Bana, Dahlan dan Turangga sampai kaget mendengarnya.“Apakah kamu bisa membinasakan keduanya?” sahut Turangga.“Kalau Brono walaupun sulit masih bisa ku taklukan, tapi kalau keturunan Durangga aku tak bisa apa-apa, malah tadi hampir saja nyawaku melayang. Karena pelindungnya menghajarku sampai aku sulit bernafas,” Ki Bana menghela nafas panjang.“Siapa keturunan Durangga itu Ki?” Dahlan menyela.“Anak muda…tapi wajahnya aku tak
Dahlan benar-benar marah besar, saat melihat Tante Umi aseek jalan bergandengan tangan dengan kekasih brondongnya di sebuah mall.Setelah mengantar ayahnya Turangga ke apartemen Radin, Dahlan bermaksud bertemu dengan pentolan preman yang selama ini dia bina, dan dia berencana akan gunakan tenaga mereka untuk mengobrak-abrik musuh-musuhnya.Namun, rencana itu buyar saat dia melihat istrinya malah bersama pemuda brondong di mall mewah tersebut.“Racimi…bangsat kamu, di saat keluarga kita di terpa masalah besar, kamu malah asekk dengan pemuda brengsek ini!” Tante Umi yang merupakan keturunan India, hingga Ratih anak kesayangannya memiliki hidung dan mata tajam turunan dari dia, tentu saja kaget bukan main, tak dia sangka akan bertemu dan kepergok suaminya di Mall ini.Remaja yang jadi selingkuhan Tante Umi tak kalah kagetnya, dia langsung melepas pegangan tangan dari tangan Tante Umi, lalu kabur ketakutan dan tidak memperdulikan Tante Umi
Saat melihat Kakek Brono dalam posisi tembak yang berjarak 35 meteran dari tempatnya bersembunyi dan yang terus di jaga tiga pengawalnya, Dahlan yang bersembunyi di body sebuah mobil di parkiran kantor milik mediang Darwis lalu membidik tepat di dada Brono.Pistol pun menyalak nyaring dan kakek Brono langsung terkapar begitu peluru menembus dadanya, 3 pengawal kakek Brono langsung merunduk dan melepaskan tembakan balasan ke arah Dahlan bersembunyi. Warga yang berada di halaman parkir itu langsung heboh mendengar bunyi tembakan sahut menyahut.Dahlan tak pernah memperhitungkan kalau pengawal kakek Brono ternyata aparat kepolisian dan merupakan penembak jitu, setelah 5 tembakan berhasil dia hindari, saat ingin berlari dan bermaksud kabur dari persembunyiannya, satu peluru menerjang bahunya, Dahlan pun terkapar, 3 pengawal tadi langsung mengejarnya sambil beringsut-ingsut mendekati tempat dia bersembunyi.Saat Dahlan bermaksud bangkit untuk berlari lagi, kembali sa