Fahri Haris Hermanto, siapa yang tidak kenal dengan keluarga Hermanto, keluarga terpandang yang perusahaannya di mana-mana. Fahri anak tunggal dari keluarga Hermanto. Dia anak yang cerdas, papanya berharap dia dapat mewarisi seluruh aset perusahaan. Namun, nyatanya dia lebih memilih menjadi dokter.Elsa Wijaya gadis yang mampu mencuri hatinya selama kuliah. Elsa gadis cantik dan cerdas karena kecerdasannya membuat dirinya terkenal di seluruh kampus. Satu hal yang membuat Fahri semakin jatuh hati pada Elsa, dia tidak pernah sekalipun terlihat bersama laki-laki. Gadis impian yang ramah, tapi sulit didekati karena Elsa terlalu pandai menjaga jarak dengan teman laki-laki.Sebagai kakak kelas yang usianya 2 tahun lebih tua dari Elsa, Fahri menyimpan kekaguman di hatinya. Rasa kagum yang merajai hati membuat Fahri tak bisa berhenti memikirkan Elsa. Elsa tidak pernah menyadari kalau Fahri selalu mengikuti langkahnya. "Masih suka dengan gadis itu, bro?" Rio—salah satu teman Fahri yang tahu b
Besok adalah rapat internal beberapa divisi, yang diundang adalah dokter-dokter terbaik untuk menyelesaikan beberapa program rumah sakit.Ponsel berdenting satu pesan dari Fahri.[Dapat undangan El, dari rumah sakit?][Iya, Ri.][Sampai ketemu besok, Bu Dokter.][Siap, Pak Dokter.]Elsa sebenarnya masih penasaran dengan pertunangan Rey dengan gadis yang di sampingnya waktu peresmian, tapi dia malu mau bertanya dengan siapa.Ponsel berdering, tampak jelas nama Nita di layar ponsel."Assalamualaikum, Dokter Elsa.""Waalaikumsalam Dokter Nita, pean telepon ganggu istirahat aja.""Hm, kaum rebahan nggak ada lain yang dibicarakan, selain tidur.""Terus ngapain nelpon-nelpon!""Dapat undangan nggak, untuk rapat divisi besok?""Hooh, Dokter Nita juga dapet, ya?""Iya. Kaget banget El, ternyata dapet juga.""Alhamdulillah tandanya kita dipercaya."Diam sejenak, sebenarnya pengen nanya tentang adegan pingsan yang kemarin."Nit ….""Kenapa, El?""Hm, kemarin waktu aku pingsan itu gimana ceritan
Waduh, sepertinya ada cinta segitiga, nih," ledek Nita.Tak ada yang menyahut, semuanya bermain dengan pikiran masing-masing.Rey sibuk memperbaiki sepatunya Elsa, ngapain juga ada adegan lupa ini. Kebiasaan Elsa kalau duduk lama di forum suka buka pasang sepatu. Akan tetapi, asyik juga sih, lihat Rey perhatian kayak gini, kayak gimana gitu? Kayak ada manis-manisnya. Abege tua yang labil memang begini, hahaha …. "Selesai," kata Rey"Makasih." Malunya gak bisa diungkapkan, merah jambu pipi ini benar-benar gak bisa diminimalisir.Sementara Fahri melengos nggak sanggup memandang adegan yang Rey lakukan pada Elsa. Mata Fahri merah hampir menangis. (Segitu bapernya Mas Fahri)***Setelah adegan pasang sepatu kemarin entah mengapa semakin tumbuh jambu-jambu merah dihati ini.Ponsel berdenting.[Kebiasaan jelek jangan dipertahankan!] Satu pesan masuk dari Rey.[Khilaf bosku!] Balas Elsa cepat.Sedang mengetik....[Bilang aja!][Bilang apa!] send.Sedang mengetik...[Cemburu nona manis][Ce
Rey menuntun Elsa, tapi ditengah perjalanan Elsa berhenti."Kenapa berhenti?""Aku bisa sendiri!" entah mengapa ada rasa kesal dengan Rey, sifatnya yang kadang gak jelas bikin hati tak menentu, ada keraguan dihati Elsa, ragu dengan ketulusannya kali ini."Aku kembali keruangan, dok." Rey diam, banyak pasang mata yang melihat adegan mereka, itu mungkin alasan Elsa menghindar dari Rey, dari jauh terlihat Rey didekati dokter Raisa. Dokter Raisa sepertinya ingin dekat dengan Rey.Sesampai di ruangan, Elsa membersihkan diri, untung dia menaruh jas cadangan di ruangannya, jaga-jaga sebagai pengganti jika kotor atau lupa bawa.Tok! Tok! Tok!"Masuk!"Ternyata OB rumah sakit yang datang."Ini ada titipan bu dok.""Titipan ..." Elsa bingung siapa yang bawa titipan."Titipan dari siap, Mas?""Katanya, biar bu dokter saja yang buka sendiri.""Oh ... terima kasih, Mas.""Sama-sama, bu dok."Selang beberapa menit datang lagi mbak sum, yang biasa jaga kantin."Ada apa, Mbak Sum?" "Ini ada titipan,
"Sendiri? Boleh aku di sampingmu?" Rey memperjelas ucapannya, Elsa hanya bisa mengangguk."Hi, Dokter Elsa." Ternyata Rey datang bersama Dokter Raisa. Sapaan Dokter Raisa membuat Elsa menahan gejolak di dada, kenapa Rey selalu membuatnya patah hati begini.Tidak berselang lama Nita dan Fahri datang."Sorry, El, ternyata perutku juga …." Nita berhenti karena melihat Rey dan Dokter Raisa di samping Elsa."Eh, ada pak direktur, ada dokter Raisa juga di sini." Nita basa basi dengan ekspresi sekalem mungkin.Mereka hanya tersenyum dan melanjutkan menonton.Elsa hanya diam seperti patung, tak menyangka setelah berbunga-bunga hatinya langsung kembali redup. Elsa menghela napas, kenapa jatuh cinta serumit ini."Minumnya, El." Fahri menyodorkan minum, seper
Sepanjang perjalanan pulang, Elsa hanya diam."Maafkan aku El, hanya ini caraku biar kamu tidak terlalu sakit hati." Fahri memulai pembicaraan."Maksudmu, Ri?""Aku sudah tahu hubunganmu dengan direktur itu, El." Elsa hanya diam dan bingung harus jawab apa, sesabar itukah Fahri selama ini, sampai dia tidak takut untuk terluka."Tahu dari mana, Ri?""Kamu nggak perlu tahu El, tidak selamanya jatuh cinta itu harus saling memiliki." Ya ampun Fahri, ada memang orang sepertimu?Sesampai di rumah, mamanya Elsa sudah menunggu mereka. Fahri langsung pamit karena sudah larut malam."Terima kasih Nak Fahri, sudah mengantar Elsa pulang.""Sama-sama Tante, Fahri pamit." Dengan takzim Fahri mencium t
Setelah Rey mengungkapkan hatinya, hati Elsa berbunga-bunga lagi. Mereka sepakat untuk memulai lembaran baru. (Ciyeee Elsa jadian.) Akan tetapi, dengan satu syarat tidak boleh ada satu pun yang tahu. Cukup mereka berdua saja yang tahu. Itu syarat yang Elsa ajukan pada Rey dan dia pun setuju.Ponsel berdenting, satu pesan masuk. Yang ternyata dari Fahri.[Mau kuantar?][Tidak, terima kasih. Kebetulan aku bawa mobil, Ri.]"Pesan dari siapa?" Rey sudah di damping saja, lagi-lagi hati Elsa dibuat berdebar-debar."Dokter Fahri mau antar pulang.""Oh …." Rey menunjukkan ekspresi datar, tumben nggak cemburu."Mau kuantar?" Elsa tersepona maksudnya terpesona sambil mata kedip-kedip.
Percayalah tidak ada yang lebih kuat dari rasaku padamu.~o0o~Sudah dua hari Rey dan Elsa tidak bertemu. Rey makin populer di kalangan netizen, banyak emak-emak makin baper dengannya. Elsa harus menahan rindu, risiko punya pacar orang keren, apalagi mamanya tak henti-henti membicarakan Rey dan berharap jadi mantunya. Emak yang plin-plan, kemarin yang dibela Fahri sekarang Rey. Katanya semua teman arisannya membicarakan Rey dan semakin menguatkan tekadnya untuk memilih Rey jadi menantu. Elsa terus menyibukkan dirinya, seperti kata Fahri cinta tak harus memiliki, yang penting setia dan percaya. Dokter Raisa tak kalah cepat, seperti layaknya pasangan serasi dia selalu mepet terus dengan Rey. Biarlah, yang penting Rey tetap setia. "El, kita ke kantin yuk," ajak Nita. Sebenarnya malas ke kantin karena pasti ada Dokter Raisa di sana dan lagaknya sudah kayak pasangan pengantin baru."Ayo Nit, laper juga, nih." Ikut saja biar Nita nggak kepo, sambil denger info terbaru dengan Rey. Rindu i