Soleh hanya diam saja, ia sudah lelah memperhatikan ulah pria ini dari lantai atas. Ia juga ingin menghilangkan bayangan Amy yang menciumnya terus menerus.
Bayangan itu terus menerus menari-nari di benaknya hingga ia mendarat di diskotik ini, kakinya yang membawanya kemari.
Pengawal dan pria mesum itu datang kembali, "Tuan biarkan kami menghajar pemuda, ini!" ucap salah satu pengawalnya.
"Baiklah! Hajar saja sampai, mampus! Tapi ... Jangan wanita itu. Aku membutuhkannya malam ini. Bila aku sudah, puas! Kalian boleh bersenang-senang dengannya."
Si pria mesum yang dipanggil tuan, memandang Amy dengan tatapan penuh dengan nafsu dan kemarahan.
Ikutin terus setiap bab dari ceritaku ini ya? Tolong beri kritik dan saran. Terimakasih. Kangan lupa beri gem yang banyak terimakasih.
Amy memandang wajah Soleh, seketika rasa suka dan cintanya kepada Yudi menguap. Ia masih saja memandang wajah Soleh. "Mengapa dari dulu aku tidak menyadarinya? Jika Soleh tampan juga?" batin Amy. Soleh menggeliat dari tidurnya, Amy langsung membaringkan tubuh dan memejamkan matanya di seberang sofa Soleh. Amy berpura-pura tidur. Benar saja, Soleh terbangun dari tidurnya mengamati ke sekelilingnya. Ia melihat Amy tertidur di sofa juga, dan sudah berganti pakaian. Soleh mengulurkan tangannya menyentuh wajah Amy. Ia merapikan surai yang membandel ke selipan telinga Amy. Soleh mengecup lembut kening
"Brengsek! Mengapa aku menjadi salah satu pria brengsek itu juga?" umpatan batinnya kesal."Aku ingin Amy mencintaiku dengan kasih sayang miliknya, menjadikannya istriku dengan kemauannya sendiri. Bukan, paksaan!" batin Soleh.Ia termenung memandang ke luar kaca apartemennya, hamparan Kota M terbentang luas penuh bangunan-bangunan tinggi yang berjejer.Soleh memberikan pakaian yang ia pesan via online, Amy sedang mengganti pakaiannya di kamar lantai atas.Amy menuruni tangga dengan perlahan, mencari tas tangannya memoles sedikit lipstik dan bedak. Amy berusaha setenang mungkin melihat siluet tubuh maskulin Soleh jiwa raganya kembali bergetar.Ia berjalan me
"Aku ingin mengajakmu berlibur ke kampung halamanku? Kalau kamu mau kalau tidak ya sudah! Aku mau ajak Siska?" ucap Soleh berlalu. "Aku mau! Ngapain juga ngajak Siska sih? Aku sudah pengen lihat kampung kamu seperti apa?" Amy begitu riangnya. "Aku kira kamu nggak mau ke kampung, tetapi ya begitu tidurnya nggak pakai AC, terus mandinya di sungai pakai pancuran orang tuaku orang udik entar kamu malu?" balas Soleh. "Gapapa! Aku pengen lihat suasana kampungmu, kapan kita berangkat?" Amy memeluk mesra lengan Soleh. "Ini anak terkadang nyebelin, terkadang buat senang kadang buat sakit hati! Ampun, Ya Allah bisa-bisanya aku jatuh cinta sama nih Lampir?" batin Soleh ngenes meratapi nasibnya. &nb
Soleh mengejar Amy dan menarik pinggangnya di bawah curah hujan yang deras. "Aw! Geli, Leh! Hahaha" teriak Amy. Soleh menggelitiki pinggang Amy dan keduanya tertawa dengan bahagianya. Keduanya saling pandang, "Amy, maukah kau menikah denganku?" tanya Soleh. Amy terdiam ia tidak tahu harus menjawab apa, ia sangat mencintai Yudi. Ia memandang Soleh dengan tatapan kebingungan yang luar biasa. Ia tidak tahu harus bagaimana, hatinya masih terpaut kepada Yudi. Walaupun, ia tahu jika Yudi tidak akan pernah menjadi miliknya. Apalagi, ia sangat mencintai Tania. Amy merasa bersedih, "Apakah mungkin aku bisa membalas rasa cinta soleh? Aku t
Bab 38. Kamuflase Amy dan Soleh kembali ke Kota R. Kembali ke rutinitas mereka seperti biasanya, Amy terkejut mendapati surat panggilan pemeriksaan dari kantor kepolisian. Papanya Basri sudah menunjuk Tania sebagai pengacaranya. Amy memandang lembar kertas hukum tersebut. Ia tidak mengerti akan kesalahan yang telah ia lakukan. Namun, ia sudah memeriksa segalanya dia tidak menemukan secuil kesalahannya. Ia tidak mengerti dimana letak kesalahan yang telah diperbuat. Akhirnya ia pun pergi ke kantor pengacara milik keluarga Tania, "Hadeh, mengapa harus Tania sih, Pa?" batin Amy. Bukan ia tidak percaya hanya saja ia merasa sedikit senewen dengan
"Apa kalian tidak puas juga telah melukai kami? Aku tidak menuntut kalian saja sudah syukur? Aku bisa saja menutup Diskotik Harsa!" ancam Amy.Apa yang dikatakan Amy benar adanya, ia memiliki banyak koneksi orang baik dan berpangkat juga dunia hitam.Akan tetapi, Amy selalu mengedepankan hati nuraninya. Walaupun semua orang mengenalnya dia adalah sosok wanita yang sangat kejam.Orang hanya mengenalnya sebagai Si Anak Manja yang Arogan. Namun, jauh di relung hatinya. Ia adalah wanita yang sangat baik dan berbudi luhur.Walaupun ia telah banyak melakukan kesalahan ia berusaha untuk menjadi lebih baik lagi.Apalagi, sejak ia dekat dengan Soleh. Jiw
Tania pulang bersama dengan Yudi, sedangkan Soleh pulang bersama dengan Amy. Basri pulang dengan supirnya.Namun, saat mereka ingin masuk ke dalam mobil masing-masing. Soleh dan Yudi saling pandang,"Bagaimana jika kita makan, dulu?" tanya Soleh."Ya, udah. Ayo!" balas Yudi.Yudi setuju saja dengan semua hal. Ia merasa Amy dan Soleh adalah teman dekatnya. Ia tidak ingin Amy berpikir yang tidak-tidak kepadanya.Mereka mengendarai mobil masing-masing ke sebuah kafe. Sesampainya di sana, keempatnya memesan makanan yang mereka inginkan."Sebenarnya ada apa, sih? Sepertinya masalah yang kalian hadapi sa
Warga berhamburan menolong Amy memasukkannya ke dalam mobil ambulan. Air mata meleleh di kedua belah pipinya, kesedihan menggerogoti jiwanya. Ia merasa hampa, "Tania sungguh beruntung mendapatkan seorang yang benar-benar mencintainya dengan sepenuh rasa," batinnya. Rasa sakit dan nyeri di lukanya tidak ia rasakan. Hatinya lebih sakit, "Soleh .... " Amy mengingat wajah Soleh sebelum ia jatuh pingsan. Ambulan membawa Tania dan Amy ke RS. Yudi menggenggam erat tangan, Tania. Ia memandang Amy, rasa kasihan dan iba di hatinya. "Soleh!" batinnya. Yudi mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Soleh. Berharap Soleh menemani kekasih