"Oh sama sih aku juga gugup kak, aku baru nih jalan sama cowok lain selain kakaku" ucap Yasmin.
"Seriusan? Di Jakarta emang ngga punya pacar?" Tanya Daniel penasaran. "Nggak kak" jawab Yasmin. "Seriusan? Cewek secantik kamu ga punya pacar, masa sih?" Goda Daniel karena tak mempercayainya. "Iya kali kak, aku kan masih SMA gak ada pikiran pacar-pacaran gak jelas" jawab Yasmin. "Hmm ... tapi banyak dong yang naksir?" Tanya Daniel. "Hmm ... banyak haha..." jawab Yasmin kemudian tertawa lucu membuat Daniel pun meliriknya lalu ikut tertawa juga. "Hm ... kalo gak punya pacar trus belum sempet pacaran,mau nggak pacaran sama aku?" Tanya Daniel. Yasmin mendadak terdiam. "Kenapa?" Tanya Daniel lagi "gak usah jawab sekarang, dipikirin aja dulu yah tapi jawabnya jangan kelamaan oke?" Lanjut Daniel. "Ini ceritanya kak Daniel nembak?" Tanya Yasmin. "Iya dong, setelah aku pepetin kamu, pantang kendur masa kamu gak pertimbangin aku untuk bisa bersanding denganmu, hem ... bersanding hehe ... " goda Daniel lagi. "di pikir aja dulu jangan langsung nolak yah, belum siap nih" Daniel masih menggoda Yasmin membuat pipi Yasmin memerah. "Hmm aku pikirin deh hehe, eh bentar lagi sampe yah kak" jawab Yasmin kemudian mengalihkan pembicaraan. "Yes, bentar lagi nyampe, aku parkir lewat sini ajalah yah" ucap Daniel kemudian membelokan kendaraan memasuki tempat parkir untuk masuk ke Mall tersebut. "Kaos kamu kotor, mau nggak pake kemeja aku dulu?" Tanya Daniel. "Gak perlu kak ntar kita langsung masuk terus cari toko baju, aku mau langsung ganti disana" jawab Yasmin. "Oke kalo gitu, ayo turun" ajak Daniel setelah memarkirkan mobilnya dengan aman. Yasmin dan Daniel memasuki pintu Mall tersebut, mereka berjalan mencari toko baju. "Yas mau ke toko apa? Uniqlo ada di depan, H&M ada di ujung sana" tanya Daniel yang menunjukan beberapa toko yang berjajar di lantai dasar Mall tersebut. "H&M aja kak" jawab Yasmin kemudian berjalan terburu-buru hingga tiba-tiba seseorang menabraknya membuat dia terpelanting ke belakang tetapi beruntung Daniel segera memegang tangan Yasmin. "Hati-hati, pelan aja jalan nya" ucap Daniel sedikit khawatir dan deg-degan. "bahunya gak apa-apa?" Lanjutnya bertanya. "Agak sakit sih ... " jawab Yasmin sedikit meringis dan mengusap usap bahu yang tadi tertabrak seseorang yang merupakan pengunjung Mall tersebut juga. "Sini jangan nolak" ucap Daniel kemudian memegang kembali tangan Yasmin dan melindunginya dengan berjalan sedikit di depan yasmin. Yasmin tersipu malu, jantungnya tiba-tiba berdebar kencang dag dig dug, hatinya berbunga-bunga saat Daniel memperhatikan. "gila, mungkinkah gue jatuh cinta" kata Yasmin dalam hati kemudian memandangi bahu Daniel yang tegap melindunginya dari depan. "Ayo masuk" ajak Daniel setelah memasuki toko baju yang diinginkan Yasmin. Yasmin mencari beberapa baju yang dia butuhkan saat ini untuk ganti dan beberapa lagi untuk dia pakai di rumah karena saat pindah dia belum membawa baju-bajunya. Daniel dengan sabar menunggu Yasmin kemudian Yasmin memasuki ruang ganti dan mengganti bajunya, menggerai rambut panjangnya serta merapikan riasannya. Daniel tak berhenti memandang Yasmin saat Yasmin keluar dari ruang ganti dengan memakai celana jeans yang ngepas di badan dipadu atasan kaos oblong, sesimple itu lah gayanya tapi terlihat begitu menarik dan mempesona. "Mbak, aku langsung pake bajunya nggak apa-apakan?" Tanya Yasmin pada pelayan yang melayaninya. "Oh boleh paling merk yang ada barcodenya saya ambil untuk diserahkan di kasir" jawab pelayan tersebut. "Terima kasih mba" ucap Yasmin. "kak Daniel tungguin yah aku bayar dulu" lanjut Yasmin berkata pada Daniel. "Oh sudah belanjanya? Itu aja cukup" tanya Daniel. "Cukup kak, aku soalnya gak bawa baju ganti dari jakarta tapi udah aku kirim sih Via cargo tapi masih belum sampe" jawab Yasmin sedikit menjelaskan. "Udah tambah lagi aja" desak Daniel. "No, udah kak aku butuhnya segini, bentar yah kak aku ke kasir dulu, kakak tunggu di sini aja" ucap Yasmin. Daniel tak menghiraukan kata-kata Yasmin dia berdiri kemudian berjalan ke tempat kasir duluan, lalu membayar semua belanjaan Yasmin dengan Kartu ATMnya meskipun Yasmin bersikeras menolak tapi Daniel sudah lebih dulu melakukan pembayaran. Tanpa menggubris perkataan Yasmin, Daniel segera mengambil tas belanjaan Yasmin lalu memegang tangan Yasmin dan menariknya berjalan keluar dari toko pakaian tersebut. "Kenapa cerewet banget sih Yas, ini aku yang bayarin anggap saja hadiah karena kamu mau jalan sama aku yah, udah dong jangan cemberut, tambah gemes aku nih liatnya" rayu Daniel setelah berada jauh dari toko pakaian tadi. "Kita kan baru jalan, baru kenal juga, tau gini aku gak mau deh ke sini sama kak daniel" Yasmin sedikit ngambek. "Gak apa-apa dong ... sudahlah jangan ngambek lagian kan belanjaan kamu dikit ko gak bakalan ngabisin uang jajan aku" jawab Daniel dan terus membujuk Yasmin agar menerima pemberian nya. Akhirnya Yasmin Pun luluh dibuatnya kemudian mereka berdua sepakat untuk makan malam di mall tersebut karena waktu sudah menjelang malam hari itu. Aku jadinya nganter kamu yah Yas" tanya Daniel seraya menoleh ke arah Yasmin. "Iya kak" jawab Yasmin. "Ke mana alamatnya tahu ngga?" Tanya Daniel lagi. "Komplek dago permai" jawab Yasmin. "Oh, tempat yang bagus Yas,mau kemana-mana dekat" puji Daniel. "di kota ini sebenernya bikin betah Yas, suasananya tenang, adem dengan fasilitas yang memadai, segala ada apapun kebutuhan kamu" lanjutnya. "Emang sebelumnya ka Daniel bukan orang dari kota ini?" Tanya Yasmin. "Bukan, aku dari Bali aslinya dari sana, disini baru dua tahun aja, kayak kamu ginilah cuma mau menuntut ilmu" jawabnya. Yasmin terdiam, dalam hatinya berkata "gila nih orang yang dari Bali aja bisa betah di sini padahal Bali kurang apa coba? Masa gue yang cuma dari jakarta gak bisa bertahan sih dikota ini?" "Kenapa diam?" Tanya Yasmin. "Nggak kak nggak apa-apa" jawab Yasmin terlihat gugup "terus, terusin kak ngobrolnya perjalanan masih jauh nih, kakak tinggal sama siapa disini?" Tanya Yasmin. "Aku tinggal sendiri, rumahku tidak jauh dari Kampus, ah perjalanan sama kamu malah terasa cepat Yas, by the way besok mau ada acara kemana?" Tanya Daniel. "Hmm ....aku pagi diajak kakakku jogging antara sekitaran komplek atau katanya ke gasibu kalo namanya gak salah" jawab Yasmin. "Oke, kalo ke gasibu kabarin yah" kata Daniel. "Kabarin pake apa?" Tanya Yasmin. "Ke ponsel aku, ayo sebutin no ponsel kamu" kata Daniel kemudian mengambil ponselnya sedikit susah karena tanganya dipakai menyetir. Yasmin mengambil ponsel yang dipegang Daniel "Sini aku yang masukin aja" kemudian dia mengetik namanya dan nomor ponselnya.Jerry dan Yusuf menjadi sangat tidak tenang saat melihat Daniel yang masih saja berkeliaran di rumah mereka, pengamanan Yasmin menjadi diperketat, baik Jerry maupun Yusuf sangat paranoid terhadap Daniel yang suka datang tiba-tiba seperti hantu itu.Pesta pernikahan digelar akan sangat tertutup, hanya dihadiri oleh keluarga dan karib kerabat terdekat, Yasmin memintanya karena ingin pernikahan itu terasa sakral, hanya dalam jangka waktu sebulan pernikahan itu akan dilaksanakan, sedangkan di Taiwan sana, Jonathan dan keluarga Nyonya Huang membantu persiapan acara resepsi yang akan dilakukan di tempat kelahiran Jerry. Mereka terdengar tidak sabar ingin segera menyambut calon pengantin yang sangat mereka puja-puja itu.Daniel masih tidak menerima pernikahan Jerry dan Yasmin, hingga suatu malam dia nekad menerobos d
Ke dua tas tersebut benar-benar keluaran terbatas, yang hanya dibuat 5 pcs saja dan dibandrol hingga ratusan juta rupiah, melihat hadiah berharga dari orang tua Yasmin Tuan dan Nyonya Huang merasa tidak enak, karena hadiah darinya terlihat kecil jika dibandingkan dengan hadiah pemberian pasangan Hartanto itu. Jerry, Yusuf serta Kevin hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku ke-4 orang tua mereka, kemudian Yusuf dan Kevin pergi meminum kopi di roftop sedangkan Jerry kembali ke kamar Yasmin, tak mau semenit pun meninggalkan kekasihnya itu. Yasmin perlahan membuka matanya, dia kaget saat melihat Jerry berada di sampingnya dan memegangi tanganya, Yasmin segera menarik tanganya, tiba-tiba saja sikapnya menjadi dingin dan canggung. "Syukurlah, kamu sudah bangun, mau minum sayang?" Tanya Jerry sambil mengusap keringat di kening kekasihnya itu.
Yuliana terlihat lemas dan terduduk di lantai, "oh putriku yang malang, jika kamu tidak memiliki kakak untuk berbagi penderitaan, mungkin saat ini kami sudah kehilanganmu, maafin ibu nak, ibu tidak tahu, kenapa kamu tidak pernah cerita ke ibu" ucap Yuliana sambil menangis histeris. "Bu, mana berani dia berbicara, dia takut diusir, diasingkan dan mungkin dibunuh oleh Ayah, ini masalah harga diri dan kehormatan" ucap Yusuf membela adiknya. "Tentu tidak nak, Ayah tidak sekejam itu, semua bisa diselesaikan, kamu tetaplah putri Ayah, tidak ada dosa yang tidak termaafkan" jawab Yanuar terlihat merasa bersalah dan putus asa. Yasmin yang mendengar semua perkataan orang tua dan pembelaan dari kakaknya itu tak percaya jika mereka ternyata bisa memaafkan kesalahanya, dulu ia begitu takut, sehingga memendam semuanya sendirian. Sekarang jika Jerr
Perkataan Tuan John seketika mengagetkan Tuan dan nyonya Hartanto. "Hem ... mohon maaf Tuan, sepertinya anda sedang bergurau, putra anda dan putri kami sudah lama tidak bersama" jawab tuan Yanuar. Sementara itu keributan di ruang tamu terdengar oleh Yasmin dan Yusuf, mereka berdua segera menuju ruang tamu dan begitu terkejut saat melihat Daniel sedang duduk di sofa sana bersama keluarganya ntah siapa yang begitu asing bagi Yasmin. Tuan John yang ingin membalas perkataan Tuan Hartanto seketika berhenti untuk sesaat, saat melihat kehadiran Yasmin yang seperti malaikat membuat mereka takjub, ibunya Daniel serta ke-2 kakak perempuanya yaitu Dania dan Divani segera berdiri, menghampiri Yasmin dan memeluk serta menciuminya, Yasmin kaget juga saat mereka menarik tanganya untuk duduk di sofa berdampingan bersama Daniel, tetapi Yusuf segera menarik tubuh adiknya tak membiarkan me
Yasmin dan keluarganya tiba di rumah, terlihat para pembantu di rumah tersebut sedang berdiri di luar rumah, menunggu kedatangan Yasmin. Meskipun sudah lewat tengah malam masih menunggu mereka datang, riuh gembira saat menyambut kedatangan Yasmin, putri kecil mereka yang selama ini pergi dua tahun untuk menuntut ilmu di luar negeri. Yasmin segera beristirahat di temani Yusuf yang dari tadi tak bisa membendung kerinduanya pada adiknya itu. Orang tua mereka hanya tersenyum melihat tingkah laku ke dua anak-anaknya yang begitu akur, akrab dan saling menyayangi itu. Yasmin terlihat sakit, bi Inah membuatkan ramuan jahe karena dia pikir Yasmin masuk angin dan kelelahan. Yusuf mendekap tubuh adiknya yang dingin itu, dia lihat dan perhatikan Yasmin semakin cantik tetapi dia juga sudah tahu jika Yasmin dan Jerry sudah dekat bahkan berencana m
Ke esokan paginya terlihat Yasmin dan Jerry telah bersiap, lalu mereka turun dari lantai atas, orang tua Jerry sudah menyambut mereka dengan gembira, mereka juga Ktidak membicarakan masalah kemarin, mereka semua bersikap seolah tak terjadi apa-apa. "Morning, anak-anakku sayang, ayo sarapan dulu sebelum kita berangkat ke Bandara" ajak tuan Huang, yang beranjak dari duduk di sofa lalu berpindah ke meja makan. "Sini duduk nak, cepetan kita ada waktu satu jam untuk ke Bandara Taoyuan, biar nggak lama nunggu cek in nya" ucap nyonya Huang yang terlihat sibuk menyiapkan sandwich untuk Jerry dan Yasmin. Yasmin merasa mual, lalu pergi lagi ke belakang. "Kenapa nak?" Tanya nyonya Huang pada Jerry "Aunty tolong ambilkan obat masuk angin untuk nona" perintahnya pada bibi Ati. "Jangan obat mih, ada yang lain