Share

Bab 337

Author: Sierra
Wenny merasa seluruh tubuhnya sakit, seolah-olah tulangnya mau lepas semua. Selain itu, dia merasa luar biasa dingin.

Air laut yang sedingin es terus-menerus menghantam wajahnya. Rasa dinginnya menusuk sampai ke tulang Wenny. Rasa dingin itu menyadarkannya sepenuhnya. Perlahan, dia pun membuka mata.

Wenny belum mati.

Tadi, kapal pesiar kecil itu memang dipasangi bom. Saat bom hampir meledak, dia dan Alex sempat melompat ke laut. Air laut dingin yang menggila langsung mengempas dari segala arah, tetapi dia berjuang keras untuk berenang di tengah derasnya arus.

Tubuh kecil Wenny meledak dengan semangat bertahan hidup yang luar biasa.

Akhirnya, ombak membawa dirinya sampai ke tepi pantai.

Sekarang sudah malam. Suasana di sekeliling sangat sepi dan terpencil. Wenny berusaha berdiri walau tubuhnya terasa berat. "Alex? Alex!"

Wenny ingat jelas bahwa tadi dia menendang Alex ke laut. Namun sekarang, di mana dia?

Wenny pun mulai mencari ke segala arah. "Alex, kamu masih hidup nggak? Kalau kamu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 338

    Wenny sengaja berkata begitu. Saat ini, dia dan Alex yang sedang terluka parah sama-sama terdampar di tempat asing ini. Sementara itu, Aswin terus memandang dirinya dengan tatapan mesum. Dia tak punya pilihan selain waspada.Namun, Alex sama sekali tidak mengakui status Wenny sebagai kakak iparnya. Menurutnya, Wenny sudah bercerai dengan Hendro, jadi mengaku-ngaku seperti itu sungguh tidak tahu malu.Alex hendak berbicara, tetapi Wenny langsung melemparkan tatapan tajam ke arahnya. "Diam deh kamu!"Sambil berkata demikian, Wenny menekan luka di kaki Alex. "Kenapa kamu nggak mati kesakitan saja sih!""Aaaargh, sakit!" Alex kesakitan hingga keringat dingin mengucur di dahinya. "Wenny, jangan sampai kamu kubunuh ya!"Saat itu, dokter desa berkata, "Luka di bagian kakinya sangat parah. Aku cuma bisa menghentikan pendarahan sementara. Besok, dia harus segera dibawa ke kota besar untuk pengobatan."Wenny sontak menggeleng. "Sudah nggak sempat. Kakinya harus ditangani malam ini juga."Dokter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 337

    Wenny merasa seluruh tubuhnya sakit, seolah-olah tulangnya mau lepas semua. Selain itu, dia merasa luar biasa dingin.Air laut yang sedingin es terus-menerus menghantam wajahnya. Rasa dinginnya menusuk sampai ke tulang Wenny. Rasa dingin itu menyadarkannya sepenuhnya. Perlahan, dia pun membuka mata.Wenny belum mati.Tadi, kapal pesiar kecil itu memang dipasangi bom. Saat bom hampir meledak, dia dan Alex sempat melompat ke laut. Air laut dingin yang menggila langsung mengempas dari segala arah, tetapi dia berjuang keras untuk berenang di tengah derasnya arus.Tubuh kecil Wenny meledak dengan semangat bertahan hidup yang luar biasa.Akhirnya, ombak membawa dirinya sampai ke tepi pantai.Sekarang sudah malam. Suasana di sekeliling sangat sepi dan terpencil. Wenny berusaha berdiri walau tubuhnya terasa berat. "Alex? Alex!"Wenny ingat jelas bahwa tadi dia menendang Alex ke laut. Namun sekarang, di mana dia?Wenny pun mulai mencari ke segala arah. "Alex, kamu masih hidup nggak? Kalau kamu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 336

    Sebenarnya, Hana sebelumnya sudah memasang sesuatu di kapal pesiar kecil itu. Dia menyuruh orang-orangnya untuk menanam bom di kapal.Apa yang terlihat itu adalah alat penghitung waktu untuk bomnya.Begitu hitungan mundur selama tiga menit selesai, bom akan meledak.Hana menatap ke arah lautan. Dia membatin, 'Alex, jangan salahkan aku. Kamu cuma bisa menyalahkan dirimu sendiri. Hatimu sudah condong ke Wenny. Kalau begitu, kalian lenyaplah bersama.'....Di atas kapal pesiar kecil, Alex bersiap untuk kembali ke daratan.Namun saat itu juga, sebuah ombak besar menghantam kapal. Air dingin menyembur dan membasahi wajah Wenny.Bulu matanya yang panjang sedikit bergetar, lalu Wenny pun membuka mata. Dia sadar kembali.Wenny duduk perlahan dan melihat ke arah Alex. "Alex, ini di mana?""Ssh."Bagian belakang kepala Wenny terasa nyeri dan berdenyut.Alex menoleh dan menatap ke arahnya. "Wenny, kamu sudah sadar?"Wenny segera menyadari ada sesuatu yang tak beres. Dia menatap ke arah laut yang

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 335

    Salju di Kota Walles telah berhenti, tetapi dermaga Kota Walles terasa sangat lembap dan dingin.Hana dan Alex berdiri di dermaga. Di pinggir dermaga, sebuah kapal pesiar kecil sedang bersandar. Seorang pria berbaju hitam melemparkan tubuh Wenny yang masih pingsan ke atas kapal itu.Alex menatap ke arah Wenny, lalu memandang Hana. "Kak Hana, kenapa kamu menyuruh orang membawa Wenny ke sini? Apa yang kamu lakukan padanya?"Hana sontak mengernyit. "Alex, kamu lagi menginterogasiku? Aku merasa kamu sudah berubah. Kamu ini seperti mulai goyah. Kamu mulai berpihak pada Wenny!""Kak Hana, aku nggak seperti itu.""Kamu masih menganggap aku ini kakak iparmu?"Alex mengangguk. Dia memang selalu menyukai Hana, bahkan merasa bahwa Hana dan Hendro memang pasangan yang serasi. "Tentu saja aku masih menganggapmu sebagai kakak iparku."Hana menimpali, "Kalau begitu, buktikan padaku. Bukankah kamu selalu benci pada Wenny? Sekarang, dia sudah pingsan. Naiklah ke kapal pesiar kecil, bawa dia ke tengah l

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 334

    Apakah Hendro menyadari bahwa dia selama ini hanya berpura-pura menjadi Wenny?Hendro menoleh ke sekeliling. Dia sudah menunggu cukup lama, tetapi Wenny belum juga muncul.Akhirnya, Hendro pun melangkah pergi.Sementara itu, Hana berjalan ke depan Alex. "Alex, sekarang Hendro sudah terpesona oleh Wenny. Kamu harus membantuku."Alex tidak menjawabnya.Hana merasa gelisah dalam hati. Dia tahu, selama ini Alex ingin mendekati si wanita genius. Namun sekarang, setelah mengetahui bahwa wanita genius itu ternyata adalah Wenny, apakah hatinya akan mulai berpihak pada Wenny juga?Tidak boleh.Hana tidak bisa membiarkan itu terjadi.Hana langsung mengulurkan tangan untuk meraih lengan baju Alex dan mulai menjelek-jelekkan Wenny, "Alex, jangan sampai kamu terjebak sama Wenny. Jelas-jelas dia itu si wanita genius, tapi malah sengaja menyembunyikannya. Dia main tarik ulur antara kamu dan Hendro, biar kalian penasaran. Kemudian, dia sengaja muncul di Forum Akademik Puncak supaya bisa mencuri perhat

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 333

    "Hendro, kita memang pernah bertemu sebelumnya!"Sebelumnya, mereka benar-benar pernah bertemu?Namun, Hendro sama sekali tidak mengingatnya. Sebenarnya, kapan mereka pernah bertemu?Hanya saja, perasaan yang Wenny berikan padanya begitu familier. Wanita itu selalu saja menarik dirinya dan membuatnya tanpa sadar ingin lebih dekat dengannya."Hendro, kita ...."Wenny meraba lehernya dan berniat mengeluarkan liontin giok yang dulu pernah Hendro berikan padanya.Namun, dia tidak menemukannya di sana. Wenny baru teringat bahwa liontin giok itu disimpannya di kamar."Hendro, tunggu aku di sini sebentar. Aku mau ambil sesuatu, habis itu langsung balik." Wenny langsung bangkit dan berlari pergi.Hendro menatap sosok rampingnya yang perlahan menjauh, lalu terdiam dalam lamunan. Dia sebenarnya mau mengambil apa?....Wenny kembali ke resor tempat mereka menginap. Sesampainya di kamar, dia membuka laci dan mengambil liontin giok itu.Liontin giok itu kini berada di genggaman tangannya. Kalau Hen

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 332

    Hendro perlahan menolehkan wajah tampannya.Wenny sedang serius memijat benjolan besar di kepalanya, tanpa menyadari betapa dekat dan ambigu posisi mereka saat ini. Tiba-tiba saat Hendro memutar wajahnya, dia merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya.Bibir tipis dan dingin Hendro bersentuhan dengan bibir Wenny yang lembut dan merah merona. Mereka berciuman.Pupil mata bening Wenny langsung mengecil karena terkejut. Tubuhnya seketika kaku.Hendro menatapnya dan berkata, "Wenny, kamu cium aku!"Hendro bilang dia menciumnya.Wenny ingin berbicara, tetapi saat itu terdengar suara Vigo dan para kakak kelas lainnya yang sedang mencari mereka. "Wenny? Wenny!""Tadi, Wenny masih main ski di sana. Kenapa tiba-tiba menghilang?"Wenny menghilang dari pandangan, jadi Vigo membawa beberapa orang untuk mencarinya.Wenny baru saja hendak bersuara. "Aku ...."Namun belum sempat berkata apa-apa, tiba-tiba bagian belakang kepalanya dipegang kuat oleh tangan besar. Hendro langsung mencium bibirny

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 331

    Insiden itu terjadi begitu tiba-tiba. Wenny mendongak dan melihat wajah tampan Hendro yang selalu terlihat angkuh dan berwibawa itu.Ternyata tadi di momen itu, yang menerjang ke arahnya adalah Hendro.Kenapa malah dia?"Pak Hendro?"Tubuh mereka terus berguling cepat menuruni lereng. Di bawah sana, ada sebuah batu besar. Kedua orang itu sudah hampir menabraknya.Lengan kuat Hendro memeluk Wenny erat-erat. Dia berucap dengan suara rendah, "Pegangan yang erat padaku."Secara refleks, Wenny memeluk Hendro dengan erat.Seiring terdengarnya suara keras, tubuh mereka menghantam batu besar dan berhenti.Sekarang, posisi mereka adalah Hendro di bawah dan Wenny di atas. Wenny berada dalam pelukannya dan berbaring di atasnya. Dia segera bangkit sambil bertanya, "Pak Hendro, barusan kamu tabrak batu ya?"Tadi saat mereka hampir menabrak batu, Hendro memeluknya erat lalu memutar tubuh mereka. Itu membuat kepalanya sendiri menghantam batu tersebut dengan keras.Wenny sendiri tidak merasakan sakit

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 330

    Hendro menatap langit-langit di atasnya. Ternyata, semua itu hanya mimpi.Hendro bermimpi tentang Wenny.Tadi malam, Wenny hadir dalam mimpinya.Tenggorokannya terasa kering dan tegang. Otot-otot di tubuhnya juga ikut mengencang satu per satu. Sebagai pria muda yang penuh gairah, tubuhnya sangat sensitif di pagi hari.Hendro perlahan menyelipkan tangannya ke dalam selimut, lalu memejamkan sepasang matanya dalam rasa lelah dan dorongan yang tak tertahan ........Salju turun semalaman. Hari ini, semua orang sudah sepakat untuk pergi bermain ski.Mereka semua sudah berkumpul, hanya Hendro saja yang belum muncul."Kenapa Kak Hendro belum datang juga?""Aku ke kamarnya dulu buat panggil dia."Namun saat mereka hendak menjemput, pintu kamar terbuka dan Hendro pun keluar."Pagi, Kak Hendro!"Wajah tampan Hendro tidak menunjukkan emosi apa pun, tetapi hawa dingin dari tubuhnya terasa jelas. Auranya begitu kuat dan membuat orang tak berani mendekat. Dia hanya mengangguk sedikit. "Pagi.""Karen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status