Share

109. Saatnya Pergi

Kali berikutnya ketika Kaliya membuka mata, dia sudah berbaring di atas sebuah dipan beralaskan anyaman jerami yang terasa hangat dan nyaman. Dia menatap ke atas sana, dan atap-atap itu juga tampak dibuat dari susunan jerami.

Kaliya baru ingat bahwa semalam dia sempat berdebat dengan ketua dari suku pedalaman ini.

“Astaga! Apa yang sudah pria tua itu lakukan padaku?!” seru Kaliya.

Dia langsung bangkit, dan duduk di atas dipan itu. Dirabanya dada kanan bagian atas, bahkan Kaliya mengintip ke dalam sana untuk memastikan adanya luka dari anak panak kecil. Tapi ternyata, luka itu tidak ada.

Tiba-tiba, seorang wanita masuk ke dalam sana dan hal itu membuat Kaliya langsung terlonjak. Mereka berdua sama-sama terkejut.

“Mau apa kamu ke sini?” bentak Kaliya marah. “Di mana Orlando dan Alex?”

Perempuan itu menjawab dengan bahasa yang tidak Kaliya mengerti. Tentu saja, karena perempuan itu adalah penghuni dari suku pedalaman ini. Di tangannya terdapat sebuah mangkuk yang terbuat dari tanah liat.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status