Share

14. Seorang Peramal

Mata Kaliya melebar saat namanya keluar dari mulut lelaki itu.

“Bagaimana mungkin kamu bisa tahu namaku?!”

Orlando menunjukkan seringai kecil yang dipaksakan. “Tentu saja aku tahu. Nenek itu yang mengatakannya.”

“Apa maksudmu?”

“Aku yakin pendengaranmu baik-baik saja,” cetus Orlando.

Kaliya menghela napas. Dia berjalan cepat untuk menyusul perempuan tua tadi. Orlando sampai harus menyingkir karena lelaki itu takut jika Kaliya akan menyakitinya.

Suasana hijau dedaunan langsung menyambut penglihatan Kaliya saat dia keluar rumah. Kicauan burung menggema dari satu titik ke titik lain. Aroma khas dedaunan serta pohon juga menyapa hidungnya dengan lembut.

Namun, ada satu hal yang menarik perhatian Kaliya. Beberapa langkah dari tempatnya berdiri, melintang sebuah tali tipis yang terikat dari satu pohon ke pohon lainnya. Pada bagian tali itu juga tertempel beberapa kertas persegi panjang dengan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status