Ming Fei dulunya adalah manusia biasa yang hidup di Bumi. Namun, takdirnya berubah drastis ketika ia tewas akibat peluru nyasar. Alih-alih terlahir kembali seperti kebanyakan kisah reinkarnasi, jiwanya justru menjadi jiwa pengembara—eksistensi tanpa tubuh yang terombang-ambing di dunia kultivasi selama 10000 tahun. Sepanjang perjalanan itu, ia menyaksikan kebangkitan dan kejatuhan dunia kultivasi, mencari wadah yang cocok untuk menampung jiwanya. Kehidupannya sebagai jiwa pengembara tak begitu mudah. Ia beberapa kali bertemu dengan jiwa pengembara lain yang ingin melahap jiwanya, entah itu jiwa seorang leluhur kuno, mantan iblis surgawi, dan berbagai macam ras. Beruntung jiwanya memiliki keistimewaan yang membuatnya tak bisa disentuh sembarangan oleh jiwa-jiwa pengembara lain yang dia temui. Mereka yang memiliki niat buruk justru berakhir dilahap oleh kekuatan misterius yang jiwanya miliki. Hingga kesempatan akhirnya datang ketika ia menemukan seorang pemuda yang terluka parah dan berada di ambang kematian. Dengan kata-kata penghasut, Ming Fei membujuk pemuda itu untuk menyerahkan tubuhnya secara sukarela. Dan kini, dengan identitas baru sebagai Zhu Long, ia tidak lagi hanya sekadar jiwa yang mengembara. Ia telah kembali—dan dunia kultivasi akan segera mengenal namanya.
View MoreJauh di dalam pecahan dimensi yang sunyi, dua sosok jiwa melayang berhadapan, dikelilingi oleh kabut tipis berwarna ungu yang berputar perlahan seperti pusaran takdir yang tak terhindarkan.
"Sudah terlambat," kata salah satu sosok jiwa tersebut, suaranya bergema, berat dan penuh otoritas. "Kau tak bisa kembali hidup seperti semula. Kau sudah mati, dan tak ada jalan kembali. Menyesal pun tiada guna." Zhu Long, jiwa muda yang kini melayang dengan ekspresi wajah penuh penyesalan memandangi sosok jiwa yang berbicara di hadapannya. Zhu Long mengepalkan tangannya yang transparan, tubuhnya hanya berupa bayangan samar dari keberadaannya yang dulu. "Benar, aku terlalu bodoh! Seharusnya aku tak mempercayai mereka! Klan Niu... para bajingan itu! Mereka menjebakku, membunuhku, hanya demi merebut seorang wanita!" ucapnya, suaranya bergetar oleh amarah dan kekecewaan. Dia bukan siapa-siapa di dunia ini, hanya seorang kultivator pemula di Sekte Linjian, seorang pemuda biasa tanpa keistimewaan. Namun, ia memiliki sesuatu yang berharga—tunangan dari klan Qin di kota Hongli. Qin Lan, gadis cantik yang selalu mengikutinya kemanapun ia pergi. Itu saja sudah cukup menjadi alasan bagi orang lain untuk mengkhianatinya, menyingkirkannya seperti bidak catur yang tak berguna. Lalu mengambil wanitanya. Dan kini, ia berakhir terbunuh di tangan seorang seniornya yang berniat merebut tunangannya. Hingga akhirnya ia terjebak di antara celah dimensi. Zhu Long menunduk, mengepalkan tangannya, baru kemudian menatap sosok di hadapannya. "Kalau begitu, mulai sekarang aku serahkan semuanya padamu," ucapnya lirih, namun sarat dengan kebencian yang membara. "Balaskan dendam kematianku... hancurkan seluruh klan Niu!" Sosok di hadapannya tersenyum tipis, matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam dan misterius. "Benar... tak ada cara lain untuk membalaskan dendam selain menyerahkan tubuhmu padaku, Zhu Long," ujarnya, suaranya tenang, namun mengandung kekuatan yang tak terbantahkan. "Sekarang kau bisa pergi dengan tenang. Serahkan semuanya padaku." Zhu Long mengangguk, menunjukkan senyum dan tekad terakhirnya sebelum benar-benar menghilang di ketiadaan. "Aku percayakan semuanya padamu!" katanya untuk terakhir kali. Setelah kepergian jiwa Zhu Long, jiwa yang satunya menatap tajam ke depan, tatapan mata yang di penuhi wibawa dan otoritas yang tinggi. Dia adalah Ming Fei, merupakan sosok jiwa seorang manusia biasa dari Bumi. Jiwanya telah hidup melebihi sepuluh ribu tahun, mengembara melewati ruang dan waktu di sebuah dunia kultivasi hanya untuk menemukan tubuh baru yang mampu menampung jiwanya. Selama menjadi jiwa pengembara, Ming Fei telah banyak menghadapi rintangan berbahaya, entah itu di serang jiwa pengembara milik leluhur kuno ataupun jiwa dari sosok iblis surgawi. Namun, semua itu berhasil ia lalui berkat keunikan jiwanya sebagai penyebrang dunia lain. Sampai sekarang Ming Fei telah mengalahkan dan melahap ribuan jiwa dari berbagai ras, mengambil semua keunikan dan pengetahuan mereka untuk dirinya sendiri. Hingga hari untuk kebangkitannya pun tiba. Pecahan dimensi mulai bergetar hebat, celah-celah retakan bercahaya semakin melebar di setiap sudut dimensi itu. "Waktunya sudah tiba," gumamnya. Dalam sekejap, kekosongan itu runtuh. Jiwa Ming Fei tersedot ke dalam pusaran hitam yang muncul tiba-tiba, menariknya dengan kekuatan yang luar biasa. --- Di kedalaman hutan yang lebat dan suram, seorang pemuda dengan pakaian compang-camping berlari sekencang mungkin, napasnya tersengal dan kakinya hampir tak mampu menopang tubuhnya. "Aaaaahh! Berhenti mengejarku, kau babi sialan!" Suara teriakan bercampur panik menggema di antara pepohonan raksasa. Ranting-ranting kecil patah di bawah injakan kakinya yang terburu-buru. "Bos babi! Bos babi! Kau adalah raja hutan ini, kau adalah yang terkuat, jadi biarkan aku pergi dengan tenang!" serunya tiba-tiba membujuk binatang buas itu. "Ngook!" Namun bukannya mendapat belas kasihan, babi itu malah semakin mengejarnya. Pemuda itu adalah Zhu Long, tubuh yang kini dirasuki oleh jiwa Ming Fei, sosok jiwa yang telah mengembara selama sepuluh ribu tahun di dunia ini. Saat pertama kali membuka mata dalam tubuh barunya, Zhu Long mendapati dirinya berada di tengah hutan. Meski menyadari bahwa dirinya telah bereinkarnasi, perasaan hangat darah yang mengalir dalam tubuhnya, hembusan angin yang menyentuh kulitnya, dan suara napasnya sendiri membuatnya tak bisa menahan kegembiraan. "Aku hidup kembali! Hahahaha!" serunya lantang. Namun, saking gembiranya, ia sampai tak sadar telah memancing perhatian bintang buas karena teriakan nyaringnya. Dan begitulah, ia menemukan dirinya tengah dikejar oleh Babi Bertanduk, seekor binatang buas berukuran besar dengan tubuh kekar dan sepasang tanduk melengkung yang tajam seperti tombak. "Sial! Tubuh ini benar-benar lemah!" gerutunya sambil terus berlari. "Aku bahkan tak bisa mengeluarkan energi roh sedikit pun!" Kakinya terus melangkah, menghantam tanah berbatu yang kasar, membuat telapak kakinya terasa perih. Setiap kali ia berusaha mempercepat larinya, tubuhnya yang masih belum terbiasa kembali hidup justru terasa lebih kaku dan sulit dikendalikan. Tak lama, sesuatu yang lebih buruk menanti di hadapannya. Jurang menganga lebar, kedalamannya tak terukur, hanya kabut tipis yang menyelimuti dasar kegelapan di bawah sana. Zhu Long menghentikan langkahnya mendadak, nyaris kehilangan keseimbangan saat tepi jurang hanya berjarak beberapa jengkal darinya. Matanya melebar, menatap jurang itu dengan cemas. "Jalan buntu!" serunya, memperlihatkan deretan giginya. Di belakangnya, suara langkah berat bergemuruh, tanah bergetar setiap kali makhluk buas itu mendekat. "Nghhh!" Babi Bertanduk itu menggeram, matanya menyala merah menyala, menatap mangsanya dengan pancaran aura haus darah yang pekat. Zhu Long mengepalkan tangannya. "Binatang ini berada di ranah awal Pemurnian Roh, sedangkan tubuh ini… dantiannya hampir rusak!" pikirnya dengan frustrasi. Ia melirik jurang sekali lagi. Pilihan yang ada hanya dua: melompat dan berharap keajaiban menyelamatkannya, atau menghadapi binatang buas ini dengan tubuh yang nyaris tak berguna. Zhu Long menarik napas dalam. "Tidak ada pilihan lain... Aku harus bertahan!" Dengan raungan ganas, Babi Bertanduk itu menerjang ke depan, tanduk tajamnya terarah lurus ke dada Zhu Long. Zhu Long segera berkelit ke samping, tubuhnya berguling di tanah hingga menabrak batang pohon besar. Napasnya memburu, dadanya naik turun saat ia menatap binatang itu dengan waspada. "Hampir saja…" gumamnya. Namun, makhluk itu tak memberinya waktu untuk berpikir. Dengan dengusan berat, ia kembali menyerang, kali ini lebih cepat dan lebih ganas. Zhu Long buru-buru meraih dahan kayu tebal di sampingnya. Dengan segenap kekuatan, ia melompat dan menghantamkan kayu itu ke kepala babi tersebut. "Ngiiik!" Bukannya terhenti, makhluk itu justru semakin marah. Aura merah membara menyelimuti tubuhnya, matanya semakin bersinar merah terang. Dengusan nafasnya terdengar memburu, seperti banteng yang siap melabrak apapun yang menghalangi jalannya. Zhu Long menggertakkan giginya. "Sial, dia mulai menggunakan kekuatannya!" Namun tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya. Senyum tipis tersungging di bibirnya. "Kalau begitu, ayo kita lihat siapa yang lebih cerdas." Babi Bertanduk itu kembali menerjang. Kali ini kecepatannya jauh lebih tinggi, dan Zhu Long tahu, menghadapinya langsung bukan lah sebuah pilihan. Ia segera melompat ke samping, tetapi kali ini ia tidak sepenuhnya menghindar. Tubuhnya tetap berada dalam lintasan babi itu, hanya bergeser sedikit sehingga dampak serangan tak sepenuhnya mengenainya. Dorongan dari tubuh binatang itu membuatnya terdorong mundur hingga lututnya menempel di tanah, pinggangnya terasa nyeri akibat benturan. Namun ia tidak menyerah. Babi Bertanduk itu menggeram dan berbalik, kali ini bersiap untuk menyerang dengan kekuatan penuh. Zhu Long menatapnya, lalu melirik jurang di belakangnya. 'Sekarang atau tidak sama sekali!' Saat babi itu berlari dengan kecepatan penuh, Zhu Long tiba-tiba menyeringai. "Dasar babi bodoh!" serunya. Di detik terakhir sebelum serangan itu mengenai dirinya, Zhu Long dengan gesit melompat ke samping. Babi itu tersentak kaget, tanduknya yang seharusnya menghantam Zhu Long malah menusuk udara kosong. Kecepatannya yang luar biasa membuatnya kehilangan kendali. Kakinya menginjak tepi jurang, namun tubuh besarnya tak bisa berhenti tepat waktu. "Ngoooook!" Dengan teriakan nyaring, tubuhnya meluncur ke dalam jurang, jatuh ke dalam kegelapan tanpa ujung. Zhu Long yang masih berada di pinggiran jurang tertawa kecil, meski dadanya naik turun akibat kelelahan. "Selamat tinggal, babi sialan! Kau benar-benar merepotkanku!" ucapnya sambil menghela nafas lega. Ia menatap jurang sekali lagi, memastikan makhluk itu benar-benar telah lenyap. Perlahan, ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu. Ini adalah hari pertamanya kembali hidup sebagai manusia. Dan dia hampir saja mati lagi. Namun, Ming Fei atau yang saat ini menjadi Zhu Long bukanlah orang yang akan menyerah hanya karena tantangan kecil seperti itu. Sambil tersenyum puas, ia berdiri dan menatap ke arah hutan. "Hutan ini berbahaya, sebaiknya segera pergi dan mencari jalan keluar."Setelah menghabiskan beberapa hari dalam kultivasi tertutup, Zhu Long akhirnya merasa perkembangannya mulai melambat. Setelah mencapai tahap ke enam, ia hampir tak bisa menyentuh apapun dalam terobosan selanjutnya. Sementara firasat buruk selalu menghantuinya tanpa tahu sebab. Dengan napas yang teratur dan aliran energi spiritual yang kini lebih stabil dalam meridiannya, ia melangkah keluar dari kediamannya di Balai Spiritual Langit dan menuju paviliun Dao Zhang—sebuah tempat yang terbuka untuk umum di bagian barat wilayah sekte Yunzhou, yang menjadi pusat interaksi antara para murid bagian dalam dan bagian luar sekte. Langit siang masih cerah, namun angin membawa hawa sejuk yang menyenangkan. Ketika Zhu Long melangkah ke area paviliun Dao Zhang, matanya disambut oleh hiruk-pikuk keramaian yang nyaris menyerupai pasar di sebuah kota besar. Beberapa murid sibuk menjajakan barang-barang di kios-kios kecil yang ditata rapi di sepanjang jalur utama. Suara tawa, teriakan penjual, serta
Di gerbang utama kediaman Klan Zhu, Zhu Jiang berdiri tegak baru saja tiba di sana, sosoknya bagai batu karang menghadapi badai. Namun, ketika matanya menyapu ke depan, keningnya berkerut dalam.Kerumunan besar orang-orang bersenjata, mengenakan jubah merah gelap dengan lambang klan Qin di dada mereka, memenuhi jalanan utama di depan kediaman. Aura yang mereka pancarkan tajam, padat, dan penuh tekanan spiritual. Beberapa di antaranya bahkan memancarkan kekuatan setingkat ranah Golden Core—para ahli yang sanggup menghancurkan seluruh kediaman klan Zhu dalam waktu singkat.Di depan barisan itu berdiri sosok lelaki paruh baya berwajah keras dan mata penuh murka—Qin Xiao, kepala klan Qin. Di belakangnya, ratusan ahli berdiri seolah siap menebar maut kapan saja.Zhu Jiang melangkah maju beberapa langkah. Suaranya tenang namun tajam saat berkata, "Aku penasaran... apa maksud kedatangan kepala klan Qin hari ini, membawa pasukan sebanyak ini ke depan gerbang kediaman kami?"Qin Xiao menyipit
Langit senja menyelimuti kota Hongli dalam balutan jingga lembut ketika Shan Rong melangkah pulang dari pusat kota. Di tangannya, kantong-kantong belanja berisi bahan makanan dan sedikit manisan kesukaannya. Suara langkah kakinya menggema lembut di jalan berbatu, menyatu dengan keriuhan pasar yang perlahan meredup. Hari itu terasa seperti hari-hari biasa yang penuh ketenangan—namun sayangnya, ketenangan itu segera direnggut saat ia tiba di bagian belakang kediaman klan. Dua sosok pengawal klan berdiri kaku di hadapannnya. Wajah mereka dikenalnya: Zhu Xian dan Zhu Tao, dua pengawal kepala klan yang jarang keluar dari halaman dalam kecuali atas perintah penting. "Nona Shan Rong, akhirnya kau kembali," ucap Zhu Xian, suaranya datar namun matanya tampak gelisah. "Ada yang bisa kubantu?" tanyanya heran, meletakkan kantong belanja di meja kecil dekat pintu masuk dapur. Zhu Tao menunduk sejenak sebelum menjawab dengan berat hati, "Kami diutus oleh Kepala Klan. Ada perintah untukmu,
Udara di halaman kediaman Zhu Long mendadak menegang, seolah alam pun menahan napas menantikan pertarungan yang tak terhindarkan. Mata Chong Li menyala karena kesombongan yang menggelegak. Dengan cepat, ia menggerakkan jari-jarinya, mengeksekusi serangkaian segel tangan rumit dengan presisi seperti aliran sungai yang deras namun teratur.Setiap gerakan membawa kilatan energi yang mengalir deras dari tubuhnya, dan dalam sekejap, atmosfer di sekitarnya mulai berubah. Udara memanas, lalu bergetar hebat. Di belakang tubuh Chong Li, sebuah siluet makhluk buas muncul perlahan, terbentuk dari kabut spiritual yang pekat dan berdenyut. Siluet itu membentuk seekor singa raksasa, berdiri megah dengan surai yang bergelombang seperti api.Raungan menggema dari mulut singa spiritual itu—suara yang dalam dan berat, seakan mengguncang jiwa siapa pun yang mendengarnya.Dengan lompatan penuh amarah, singa itu melesat ke depan. Cakarnya menggores tanah, menciptakan retakan saat ia menerjang ke arah Zh
Sekte Yunzhou, yang berdiri megah di antara puncak-puncak gunung berkabut, tak jauh berbeda dalam struktur dasarnya dengan sekte Linjian. Keduanya memiliki pembagian wilayah antara bagian luar dan dalam. Sekte Yunzhou dikenal sebagai sekte yang keras, penuh persaingan yang terbuka di antara para murid. Tidak ada larangan bagi para murid untuk menantang satu sama lain, bahkan adu kekuatan kerap dianggap sebagai bentuk wajar untuk menunjukkan dominasi. Di sekte ini, hukum rimba adalah kebiasaan. Yang kuat berkuasa, yang lemah dipinggirkan. Zhu Long, setelah resmi menjadi murid, ditempatkan di wilayah sekte bagian luar. Meski sudah mencapai tahap tiga ranah Pemadatan Inti, statusnya tetap sebagai murid luar karena belum menembus ranah Golden Core, syarat mutlak untuk masuk ke dalam lingkaran elite sekte bagian dalam. Namun, fasilitas yang diterimanya jauh lebih baik dibandingkan yang pernah ia rasakan di manapun. Di sekte Yunzhou, semua murid luar mendapat tempat tinggal pribadi tanpa
Kedua penjaga yang sedari tadi tampak jumawa mendadak pucat pasi melihat kedatangan sosok itu. Mereka tersentak seperti baru disnegat aliran listrik, lalu serempak menjatuhkan diri ke tanah, membungkuk dalam-dalam. "Penjaga gerbang memberi hormat pada Tetua Agung Leng Luo!" seru mereka bersamaan, suara mereka bergetar karena ketakutan. Sosok berjubah putih itu adalah Leng Luo, salah satu dari Tetua Agung Sekte Yunzhou—figur legendaris yang hanya muncul ketika ada urusan penting, atau ketika sesuatu yang sangat menarik perhatiannya terjadi. Leng Luo menatap kitab di tangannya dengan mata tajam. Alisnya sedikit berkerut. Di balik wajahnya yang tampak tenang, sebenarnya hatinya tengah diguncang kekagetan. Meskipun bentuk fisik kitab itu sederhana dan kertasnya masih terlihat baru, Leng Luo yang telah menghabiskan ratusan tahun meneliti teknik kultivasi tahu betul—kitab itu bukan lah barang biasa. Ia bisa merasakan aliran aura spiritual aneh namun luar biasa kuat dari dalam halaman-
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments