“Aku akan membujuknya lagi, Ayah.” Katarina bertekad. “Akan aku pastikan Kaliya menerima pernikahan ini.”
“Terima kasih, Katarina.” Elliot menatap putrinya dengan hangat. “Hanya kamu yang selalu mengerti keadaanku.”
Katarina tersenyum. Dia sangat bahagia jika Elliot memujinya seperti ini. Selama beratus-ratus tahun, Katarina selalu dirundung gelisah karena kekuatannya tidak sehebat sang adik. Makanya, Katarina memutuskan untuk menikah dengan salah satu iblis terkuat di kerajaan mereka. Sayangnya, kenyataan selalu tak sesuai dengan harapan.
Kekuatan Katarina tidak bertambah. Energi api yang dia miliki tidak bisa digunakan untuk menembus dunia manusia. Makanya ia berakhir menjadi putri pengangguran yang hanya bisa berjalan-jalan di sekitar istana.
Rasa iri sempat menguasainya dahulu. Ketika dia tahu bahwa Kaliya punya kekuatan seribu kali lebih hebat, Katarina murka dan hampir membakar separuh istana. Dia kira, kemarahannya adalah sebuah perwujudan dari pertambahan kekuatan. Nyatanya, ia terbaring koma berhari-hari usai kejadian itu.
Dia benci Kaliya. Kaliya sombong, angkuh, licik, dan selalu menganggap dirinya benar.
Jika dianugerahi kekuatan hebat seperti Kaliya, tentu Katarina akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan bangsanya. Termasuk jika ia harus menikah dengan Lucifer.
Tapi si egois Kaliya memang congkak. Katarina benci kepada perempuan itu.
“Aku memang tidak punya kekuatan seperti adikku, Ayah,” ucap Katarina pelan. “Tapi aku akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan semua keturunan Azazel. Selain itu, aku tidak akan membiarkan Ayah mati.”
Elliot tertawa renyah usai mendengar pernyataan putrinya. Dia senang, tentu saja.
“Ingin minum darah segar?” tanya Katarina.
Tiba-tiba, sebuah batu setinggi dada yang dilapisi tembaga, bergerak ke arah mereka. Di atas permukaannya sudah tertata peralatan minum teh yang para prajurit curi dari dunia manusia.
“Tentu,” jawab Elliot singkat.
Katarina menuangkan cairan darah itu dengan anggun. Kemudian memberikan satu cangkir kepada Elliot. Ia juga menuangkan untuknya sendiri.
Sambil menatap pergerakan ubur-ubur yang terbang malas di luar jendela, mereka menikmati darah hasil buruan itu tanpa bicara.
****
Kedatangan Lucifer yang tiba-tiba, membuat seluruh penghuni kerajaan Azazel panik. Para prajurit membungkuk hormat. Mereka membiarkan Lucifer turun dari Spinx peliharaannya.
“Sebuah kehormatan bagi kami atas kedatangan Anda, Yang Mulia,” ucap pimpinan prajurit iblis. “Saya tidak tahu jika Yang Mulia Lucifer akan berkunjung ke istana ini. Mohon ampuni hamba.”
Seringai kecil muncul di bibirnya. “Surprise!” ujar Lucifer ringan. “Aku tidak sabar ingin menemui calon istriku. Apakah dia ada di dalam?”
Prajurit itu mengangguk. “Izinkan saya membawa Anda ke sana.”
“Thank you,” ucap Lucifer lagi.
Iblis terkuat itu tidak tahu jika sedari tadi, pemimpin prajurit mengerutkan kening.
“Well, well. Udara di istana ini terlalu panas. Bukankah kamu setuju?” Lucifer mengeluarkan sapu tangan dari saku jas, lalu menyeka lehernya yang basah oleh keringat.
“Bukankah suasana istana iblis memang selalu begini?” tanya prajurit itu.
Lucifer cemberut. “Aku tahu dari ekspresimu bahwa kerajaan ini banyak tertinggal jauh. Jika dunia manusia memiliki revolusi, bukankah seharusnya kita juga? Inilah alasan mengapa Elliot wajib menerima pinanganku kepada putrinya. Agar kalian bisa lebih meningkatkan kekuatan dan pengetahuan.”
Prajurit tadi tidak menjawab. Dia hanya membungkuk sopan ketika mereka sampai di ruangan besar.
Dengan lagak angkuh, Lucifer langsung duduk di atas sofa yang terbuat dari tulang belulang dan kulit mamalia.
“Sofa ini sudah kuno sekali,” cibirnya. “Elliot harus menyerahkan kerajaan ini padaku sebelum dia benar-benar tamat.”
Burung api tiba-tiba muncul dari tangan prajurit iblis. Dia memberi tahu benda tersebut untuk menyampaikan pesan kepada Elliot atas kedatangan Lucifer.
Tak sampai satu menit, Elliot dan Katarina muncul dengan sambutan meriah.
“Lucifer!” Elliot merentangkan tangan bak menyambut anaknya. “Terima kasih sudah mau berkunjung ke tempatku. Secangkir darah?” Dia menunjukkan darah segar yang masih tersisa pada cangkirnya.
“Ew, menjijikkan,” ucap Lucifer. “Aku ingin bertemu dengan anakmu, Elliot. Hampir satu bulan dia tidak memberi jawaban apa pun atas lamaranku.”
“Maafkan aku, Kaliya sepertinya masih butuh waktu.”
“Waktu seperti apa yang dia inginkan? Apa dia akan menunggumu hancur terlebih dahulu, Elliot?”
“Tidak, bukan seperti itu.”
“Kalau begitu, panggil dia! Aku tidak ingin kedatanganku di sini berakhir sia-sia lagi.”
Elliot memberi kode kepada Katarina lewat tatapan mata. Dengan sigap, perempuan iblis itu berlari untuk membawa Kaliya ke hadapan calon suaminya.
“Ini bukan masalah waktu, Elliot,” desis Lucifer kemudian. “Kesabaranku hampir habis karena anakmu.”
Elliot membungkuk dalam-dalam. “Maafkan aku. Tolong maafkan aku.”
Beberapa saat kemudian, Katarina datang dengan Kaliya di belakangnya. Pergelangan tangan Kaliya terikat rantai api milik Katarina.
“Merlin,” ucap Lucifer spontan. Dia bergerak mendekati kedua wanita itu, tapi pandangannya hanya tertuju kepada salah satu.
“Apa yang dikatakan rumor ternyata benar. Kaliya Adrienne. Wanita iblis tercantik yang pernah ada.” Lucifer berkata takjub.
Dia mengambil alih pergelangan tangan Kaliya dari kakaknya. Rantai api milik Katarina langsung hilang berkat sentuhan Lucifer.
“Terima kasih atas pujiannya,” ucap Kaliya angkuh. “Tapi aku benar-benar tidak tertarik untuk menikah denganmu.”
“Benarkah?” Lucifer mencibir. “Meskipun kerajaan ini dipertaruhkan, kamu tetap tidak mau mengambil kesempatan ini?”
“Tidak,” jawab Kaliya mantap.
“Kaliya!” seru Elliot. “Tunjukkan rasa hormat kepada calon suamimu!”
“Dia bukan calon suamiku, Ayah! Dia hanyalah iblis licik yang penuh tipu muslihat. Seharusnya Ayah tidak membiarkan dia masuk ke sini!”
Elliot tercengang. Dia memeriksa reaksi Lucifer, namun lelaki iblis itu sama sekali tak terganggu dengan penghinaan Kaliya.
“Jaga ucapanmu, Kaliya! Aku akan memberikan hukuman jika kamu berlaku tidak sopan seperti ini!” seru Elliot lagi.
“Tenanglah, Elliot.” Lucifer berkata datar. Pandangannya tetap terpaku ke arah Kaliya. “Wanita tangguh dan angkuh seperti dia selalu berhasil membangkitkan gairahku.”
Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Kaliya, tapi perisai api langsung menghalaunya.
“Jangan berani-berani menyentuhku,” desis Kaliya.
Lucifer terkekeh. Dia menarik diri dan memasukkan tangannya ke dalam saku celana.
“Selama berabad-abad, tidak pernah sekali pun ada iblis yang berani menolak sentuhanku. Kamu yang pertama, Kaliya.”
“Selamat. Itu tandanya kamu tidak sehebat yang kamu kira,” cibir Kaliya masih keras kepala.
“Ya, aku mengakui. Tapi jujur saja, sikapmu yang seperti ini membuatku ingin segera memilikimu seutuhnya, Kaliya. Bayangkan apa yang terjadi jika kamu melahirkan ratusan keturunanku! Hahaha. Bukankah itu akan menjadi sebuah revolusi?”
“Dalam mimpimu, Lucifer!”
BRAK!
Sebuah kilat api tiba-tiba menyambar perut Kaliya sehingga wanita itu terpental menabrak dinding.
Lucifer dan Elliot terkejut. Mereka mengalihkan pandangan dan mendapati bahwa Katarina yang melakukan itu semua.
“Ucapanmu keterlaluan, Kaliya!” bentaknya marah.
Kaliya meringis. Dia memegang perutnya seraya berusaha bangkit.
“Kenapa kamu melakukan itu?!” teriak Kaliya tak terima.
“Sudah cukup. Aku tidak tahan dengan sikap manjamu!” Katarina kini mengarahkan kedua telapak tangan. Secepat kilat, rantai api yang lebih besar langsung melilit tubuh adiknya.
“Katarina, lepaskan aku! Kenapa kamu melakukan hal gila ini?!” seru Kaliya tak karuan. Dia berusaha melepaskan diri. Tapi kekuatan saudara adalah kelemahan yang tak bisa dia hindari.
Katarina mengabaikannya. Dia bergerak ke hadapan Lucifer lalu berkata, “Nikahi dia sekarang.”
Bersambung.
Kaliya hanya bisa mengernyitkan dahi ketika melihat kepergian manusia itu. Entah kenapa, nada bicara Orlando sangat tak enak didengar oleh gendang telinganya.“Apa-apaan itu tadi? Kenapa ekspresi Orlando juga berubah seperti itu?”Meski sempat bingung dengan reaksi dari manusia tersebut, Kaliya memilih untuk tidak mengkhawatirkannya.Kondisi perut dan suasana hatinya sudah berubah-ubah. Dan perempuan iblis itu tidak mau menambah pikirannya karena Orlando.Di sisi lain, Orlando berjalan masuk ke dalam hutan. Pria itu kemudian membuang napas kasar beberapa kali. Rasa kecewa tampak jelas di matanya.“Kalau kamu membenci Lucifer, lantas kenapa kamu membiarkan iblis itu menjamah dirimu, Kaliya?” gumam Orlando.Orlando menatap rimbun pepohonan di depannya. Saat menemukan sebuah pohon dengan batang yang besar, entah kenapa ia ingin sekali menghampiri pohon tersebut dan melayangkan tinjunya di sana.Namun, Orlando bukanlah lelaki seperti itu. Dia hanyalah manusia lemah yang bahkan orang-orang
“Huweeek!” Kaliya mendadak muntah. Dia mencoba menutup hidungnya, tapi aroma busuk itu semakin membuatnya tak bisa mengontrol diri.“Astaga, Kaliya! Apa yang terjadi padamu?” seru Orlando panik.Mendengar keributan yang mereka timbulkan, Alex dan Hannah pun segera menghampiri mereka.Saat melihat keadaan Kaliya yang tiba-tiba saja muntah seperti itu, tentu saja keduanya merasa khawatir. Hannah langsung memegangi kedua bahu Kaliya, takut-takut wanita iblis itu mendadak pingsan. Sementara itu, Orlando membantu memijat bagian belakang leher Kaliya.“Ada sesuatu di sana!” seru Orlando kepada Alex. “Mungkin sesuatu itu yang membuat Kaliya muntah-muntah seperti ini!”“Kalau begitu bawa Kaliya kembali ke tempat peristirahatan,” ujar Alex. “Masalah di sini biar aku yang selesaikan.”“Tapi Alex—”“Tidak apa-apa, Hannah.” Alex tersenyum ke arah wanita ular itu. Dia berusaha untuk membuat Hannah tenang.“Aku akan baik-baik saja. Aku dan Foxie akan mengurus ini semua. Kamu dan Orlando harus memba
“Aku tidak yakin akan hal itu, Orlando.” Kaliya menjawab sembari menatap ke arah api unggun di depannya.Sesekali, wanita iblis itu menjulurkan tangan sehingga ia bisa memainkan api tersebut.“Bagaimana kalau kita berjalan-jalan ke negara lain?” cetus Hannah tiba-tiba.Semua perhatian langsung tertuju pada wanita ular tersebut.“Apa maksudmu, Hannah?” tanya Kaliya sambil mengerutkan dahi.“Ya, kau tahu. Aku berpengalaman dalam berburu pria, ingat? Dalam prosesnya, aku selalu berkelana dari satu hutan ke hutan lain, dan itu aku lakukan bukan hanya di satu negara. Jadi bila kau ingin menemukan permata itu lebih cepat, kau tidak boleh diam di tempat terlalu lama, Kaliya.”“Jadi kamu ingin kami pergi berkelana?”“Ya, benar. Apa itu terdengar sulit bagimu? Aku yakin hal itu bukanlah ide yang buruk.”Kaliya melirik ke arah Orlando dan Alex. Kedua rekannya itu tampak memikirkan saran dari Hannah. Mau tak mau, Kaliya juga ikut memikirkannya. Mulai dari bagaimana cara pergi mengelilingi dunia
Hannah tak bisa menyembunyikan senyuman bahagia di bibirnya. Ketika Kaliya membebaskannya dari kandang gaib, wanita ular itu langsung meneriakkan nama Alex.Akibat kelakuan wanita ular itu, Alex yang sedang berburu pun langsung berlari secepat angin.“Hannah!” seru manusia serigala itu begitu melihat Hannah.“Alex!”Keduanya berlari untuk saling menghampiri kemudian mereka berpelukan. Bukan hanya pelukan biasa, melainkan pelukan yang amat erat. Kaliya yang melihatnya pun bahkan sampai takut jika Alex dan Hannah bisa saling meremukkan tulang masing-masing.“Bisakah kalian tidak bertingkah seperti ini di depanku?” cetus Kaliya sebal.Hannah dan Alex pun terpaksa melepaskan pelukan mereka. Senyum lebar menghiasi bibir masing-masing, dan itu menambah rasa sebal di benak Kaliya.“Maaf, Kaliya. Kami hanya terlalu senang,” ujar Alex membela diri, atau lebih tepatnya membela kelakuan mereka.Kaliya hanya mendengus pelan, kemudian wanita iblis itu memutuskan untuk memberi waktu kepada Alex dan
“Aku bisa menjadikan semua keturunan Hannah sebagai pengikutku!” serunya lagi.“Ya, benar! Kamu bisa melakukan itu, Kaliya!”Wanita iblis itu kemudian tertawa bahagia. Sebuah tawa yang sangat khas. Anehnya, Orlando malah senang bila Kaliya tertawa seperti itu. Meskipun Orlando tahu bahwa Kaliya memiliki rencana liciknya sendiri.Setelah diskusi singkat itu, Kaliya dan Orlando kembali menghampiri Hannah. Tanpa basa-basi, Kaliya segera mengatakan maksud dari rencananya.“Hannah,” panggil wanita iblis itu.Hannah yang tengah duduk sambil merenung pun mendongak. Sepasang matanya tampak berbinar karena lapisan air mata. Ekspresi kelabu yang menghiasi wajahnya membuat Kaliya jadi merasa bersalah.Tapi, Kaliya tidak akan tunduk dengan mudah tentu saja. Selama hidupnya sebagai iblis, dia selalu mengupayakan berbagai cara agar hubungan yang ia miliki dengan makhluk lain bisa memberikan benefit tersendiri untuknya.“Kaliya,” balas Hannah pelan.“Aku sudah memikirkannya matang-matang.”“Sungguh?
Kaliya berdecak kesal. Dia tidak suka dengan perdebatan kecil di depannya. Menurut Kaliya, apa yang dilakukan oleh Alex dan Hannah itu terlalu dramatis. Dan Kaliya benci melihatnya!“Kaliya?”Tiba-tiba Kaliya merasakan sentuhan di lengan atasnya. Dia langsung melirik, dan mendapati wajah tampan Orlando.“Mari bicara sebentar,” ucap lelaki itu. “Kamu tidak perlu memberikan keputusan secara buru-buru. Aku yakin Alex dan Hannah akan mengerti, kalau kamu juga butuh mempertimbangkan permintaan mereka.”“Ya, benar.” Kaliya menyahut. “Beri aku waktu untuk memikirkan itu semua. Sebelum aku memberi keputusan, kalian dilarang bertemu!” serunya kemudian dia memanggil Foxie.“Foxie! Bawa Alex untuk kembali berburu, dan jangan kembali ke sini sebelum aku memanggil!”Foxie mengaum singkat, lalu serigala itu menarik-nari celana Alex dengan giginya.Alex sendiri tidak menjawab. P
“Arghhh!” Alex mengerang pelan sembari memegangi dadanya.Di sisi lain, Hannah yang terkejut pun langsung melotot ke arah wanita iblis tersebut.“Kenapa kamu menyakiti dia, Kaliya?” serunya geram.Kaliya hanya menatap Alex dengan datar, kemudian dia berjalan ke arah Hannah hingga jarak mereka hanya terpisahkan oleh sekat gaib yang diciptakan Kaliya sendiri.“Aku tidak menyakitinya. Aku hanya membantu Alex untuk kembali sadar dari tipu dayamu, Hannah.”“Aku tidak melakukan tipu daya apa pun! Manusia serigala itulah yang telah jatuh cinta kepadaku!” desisnya penuh dengan keangkuhan.Ingin sekali Kaliya menarik lidah wanita ular itu dan menariknya hingga putus. Dia tidak suka bila ada makhluk lain yang bersikap arogan. Hal itu selalu mengingatkannya akan betapa menyebalkannya sifat Lucifer dahulu.Kaliya berdecak pelan. Kemudian perempuan iblis itu berkata, “Sekedar informasi, aku benci kepada pembohong, mau makhluk apa pun itu.”“Dan sekedar informasi juga, Kaliya, daya tarik dari dirik
Kaliya menoleh dan hanya memperhatikan mereka dengan tenang. Alex meletakkan dua ekor musang ke tanah, berikut dengan kayu bakar yang ia kumpulkan. Disusul dengan Foxie yang juga meletakkan satu ekor musang mati ke tanah.“Kenapa kalian pergi begitu saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu tanpa sepengetahuanku?”“Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir, Kaliya. Lagi pula kami berburu masih di sekitar sini, kok!” dalih Alex. Meski dimarahi, wajah Alex tampak sumringah. Dan sepertinya Kaliya tahu apa penyebabnya.Tanpa aba-aba, wanita iblis itu berjalan menghampiri Alex lalu menekan tengkuknya dengan cepat. Kaliya mengalirkan rasa panas dari telapak tangannya ke leher pria tersebut, berharap bahwa Alex akan tersadar dari sihir wanita ular itu.Ajaibnya, sedetik kemudian raut wajah Alex langsung berubah. Senyum lebar yang tadi menghiasi wajahnya telah digantikan dengan ekspresinya seperti biasa.“Astaga, apa yang sudah terjadi kepadaku?” ucap manusia serigala itu.“Kamu telah terbuai, Alex!”
“Tidak bisa!” sergah Hannah. “Di hutan lain, kebanyakan manusia tidak takut kepadaku. Jika aku menampakkan diri, mereka pasti berniat untuk memburuku. Aku pernah tertangkap satu kali, ngomong-ngomong.”“Bernahkah? Oleh siapa?” tanya Kaliya penasaran.“Kamu ingin tahu kelanjutannya?”Kaliya mengernyitkan dahi. Mendadak perasaannya berubah tidak enak.“Aku akan memberitahu apa pun yang ingin kamu dengar, Kaliya. Tapi sebelumnya, lepaskan aku dari kurungan gaib ini!”Kaliya berdecak pelan. “Fiuh... hampir saja aku terkecoh. Maafkan aku, Hannah, sepertinya aku tidak bisa mengeluarkanmu sekarang. Sihir yang kamu tunjukkan padaku, tidak cukup untuk membuatku terhipnotis!”Kaliya kemudian melangkah lebih dekat sampai jaraknya dengan wanita ular itu hanya terpisah satu langkah.“Dan jika kamu lupa, Hannah, aku adalah wanita iblis terkuat yang sudah hidup selama enam ratus tahun. Jadi aku harap kamu tidak macam-macam kepadaku, dan kepada rekan-rekanku. Mengerti?”Wanita ular di depannya hanya