Share

Bab 119

Penulis: Bertha
"Kakek, aku tahu aku salah. Aku pasti akan minta maaf dengan sungguh-sungguh kepada Tamara. Kumohon, jangan serahkan surat cerai itu," ucap Carlos lagi, nadanya penuh permohonan.

Di seberang sana, Arham terdiam cukup lama. Tamara sendiri yang menandatangani surat itu dan pergi dengan sangat tegas, yang artinya memang dia sendiri yang ingin bercerai. Akhirnya, Arham berkata.

"Entah itu tanda tanganmu atau bukan, semuanya sudah jadi kenyataan. Jangan terus-menerus mengganggunya."

"Nggak! Kakek, kamu nggak boleh memperlakukanku seperti ini!" seru Carlos dengan panik. "Dulu kamu yang membuatku menikahi Tamara, kamu juga yang membuatku jatuh cinta padanya! Kenapa kamu malah berniat menghancurkan semuanya sekarang?"

"Aku benar-benar mencintai Tamara, aku nggak bisa hidup tanpanya. Aku nggak minta hal lain, cuma tolong jangan serahkan dokumen itu ...," pinta Carlos dengan suara gemetar dan rendah diri.

Melihat cucunya dalam kondisi seperti itu, Arham akhirnya menghela napas panjang. "Masa ten
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 351

    Menghadapi perintah dari Zayn, Tamara perlahan-lahan berbalik. Dia tetap menundukkan kepala karena tidak berani menatap Zayn, lalu diam-diam mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Setelah membuka kunci layar dan aplikasi media sosial, dia mengaktifkan fitur memindai kode QR dan mengarahkannya ke kode di atas meja.Saat tampilan layar menunjukkan halaman profil kontak seseorang, Tamara melihat tatapan Zayn seolah-olah ingin memakan orang. Dia mengulurkan jari telunjuk dan ragu sedetik, lalu menekan tombol tambah kontak.Di atas meja.Layar ponsel Zayn langsung menampilkan notifikasi permintaan pertemanan. Setelah menundukkan kepala, dia melirik sekilas layarnya dan kembali berkata, "Nomor ponsel juga."Saat Tamara langsung mengangkat kepalanya, Zayn menatap Tamara dan melanjutkan, "Aku bilang, kamu simpan. 198 ...."Melihat Zayn langsung menyebutkan nomor ponselnya tanpa menunggu jawabannya, Tamara segera membuka kontak dan mulai mengetiknya. Begitu Zayn selesai menyebut nomornya, dia j

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 350

    Mendengar perkataan itu, Tamara kembali mengalihkan pandangan ke depan. Dia berusaha seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan tetap tenang, lalu tersenyum."Jujur saja. Meskipun kamu bilang kartu namaku sudah jatuh ke kloset, aku juga nggak akan marah," kata Zayn.Tamara terdiam saat melihat kemampuan menebak Zayn begitu hebat. Apa dia harus mengatakan yang sejujurnya atau sebaiknya mencari alasan yang lebih aman saja?"Benaran jatuh ke kloset? Nggak apa-apa, kamu nggak sengaja kok," kata Zoya yang duduk di samping sambil menatap sahabatnya.Tamara menatap Zoya, lalu menoleh ke arah Zayn. Ekspresi Zayn terlihat seperti dia harus menjelaskan hal ini. Jika dia sampai berbohong, dia akan berisiko ketahuan Zayn. Dia tersenyum dengan kaku dan menjawab, "Itu ... kartu namanya ada di tempat yang aman, jadi Pak Zayn nggak perlu khawatir akan disalahgunakan orang jahat.""Jujur saja," kata Zayn.Tamara kembali menjawab, "Di tempat sampah. Nggak akan ada orang yang membongkarnya dan petugas kebersi

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 349

    "Aku ini adikmu dan Rara itu temanku, mana bisa disamakan," keluh Zoya dari samping yang terkejut. Ternyata memang benar kakaknya ini sudah terbiasa menjahilinya, sehingga temannya juga ikut dijahili. Hanya saja Zayn memarahinya secara terang-terangan, sedangkan pada Tamara hanya berupa sindiran halus.Mendengar alasan Zayn, Tamara juga setuju dengan bantahan Zoya. Dia bukan anggota Keluarga Hasiholan, sehingga dia merasa Zayn ini terlalu akrab. Saat pertama kalinya mereka bertemu, Zayn bahkan sempat salah paham dan pergi dengan sombong.Menghadapi tuduhan dari adiknya, Zayn menjawab dengan sangat sempurna, "Justru karena dia ini temanmu, jadi aku memperlakukannya seperti adikku sendiri dan nggak menjaga jarak dengannya."Begitu mendengar perkataan itu, Tamara dan Zoya saling memandang dan langsung kehabisan kata-kata.Tamara berpikir jika ini yang disebut tidak menjaga jarak, ini juga terlalu berlebihan. Lebih baik jangan terlalu akrab, mereka ini tidak ada hubungan darah.Sementara i

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 348

    "Aku nggak menyalahkan Tamara, benar-benar hanya tanya saja," jelas Zayn yang mencoba meyakinkan. Hanya saja, Tamara yang selalu menjawabnya dengan sangat sopan dan beretika. Meskipun dia tidak bermaksud menyalahkan, Tamara sudah meminta maaf terlebih dahulu."Apa yang perlu ditanya? Kalau ditanya, tandanya kamu memang keberatan," kata Zoya sambil mendengus.Zayn langsung terdiam. Meskipun benar-benar tidak bermaksud menyalahkan Tamara, sekarang dia juga tidak bisa membersihkan nama baiknya lagi. Dia pun menatap Tamara dan berkata, "Aku nggak menyalahkanmu, kamu jangan salah paham. Soal yang aku bilang di telepon saat itu, aku juga mengutukmu agar sakit. Hanya memberi saran dari sudut pandang medis saja."Tamara menganggukkan kepalanya. Dia sebenarnya memang tidak marah atau disalahkan Zayn, tetapi dia tetap harus menjaga ucapannya saat menghadapi Zayn. Lebih baik meminta maaf terlebih dahulu agar tidak memberi celah Zayn untuk mempermalukannya.Melihat Tamara memahami maksudnya, Zayn

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 347

    Saat sedang makan, ketiga orang itu makan dalam keheningan dan hanya terdengar benturan garpu dan pisau.Tamara menundukkan kepalanya dan menikmati makanan dengan diam. Restoran yang dipesannya hari ini memang agak mahal, tetapi masakannya sangat lezat dan sepadan dengan harganya.Saat Tamara fokus makan, Zayn yang duduk di seberang sesekali mengangkat kepala dan diam-diam mengamati Tamara. Cara makan Tamara sangat anggun, berarti dia memiliki pendidikan dan etika yang baik. Cara berbicara Tamara juga sangat cerdas dan sopan, sama sekali tidak kalah dengan anak yang dibesarkan keluarga kaya.Zayn ingat Zoya pernah bilang Tamara ini anak yatim piatu, sepertinya Tamara yang membiasakan dirinya dengan semua etika dan tata krama ini. Tamara juga bisa masuk Universitas Asahi dan Zoya malah harus mengambil jalur seni, jelas Tamara ini sangat pintar dan berpengetahuan luas. Pantas saja Alex selalu mengeluh tidak bisa menjebak Tamara dan malah sering membalikkan keadaannya.Saat menatap Tamara

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 346

    Tamara menatap Zoya dengan tatapan terharu karena temannya ini memang langsung mengucapkan isi hatinya. Dia sangat ingin menganggukkan kepala, tetapi tetap menahan dirinya dan menganggukkan kepala dalam hati."Memang nggak bilang langsung di depanku, tapi cukup sering mengomel di depanmu," kata Zayn dengan nada santai sambil melirik Tamara.Tamara langsung terdiam. Situasinya ini seperti sedang menggunjing orang, tetapi malah ketahuan orang yang bersangkutan. Minggu lalu dia sudah tahu hal ini, tetapi tetap merasa canggung saat mengungkitnya lagi. Namun, rasa canggung itu hanya bertahan beberapa detik saja karena dia sudah tahu Zayn ini memang menyebalkan dan kelakuan buruknya ini jelas bukan satu atau dua kali saja."Nggak boleh bilang di depan, mengeluh di belakang juga nggak boleh?" balas Zoya dengan marah."Tadi Rara berterima kasih padamu dan menghabiskan waktu serta tenagamu, padahal kamu hanya memberi perintah saja dan orang lain yang mengirimkan bukti serta data dari CCTV padam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status