Share

Bab 170

Author: Bertha
Tamara pun duduk di kursi penumpang depan, lalu mengambil tisu basah untuk mengelap tangan dan pergelangan yang sempat digenggam Carlos. Melihat pemandangan ini, Carlos yang berdiri di tepi jalan kembali merasa hatinya seperti dicabik-cabik.

Ferrari yang dikemudikan Zoya pun melaju meninggalkannya. Carlos sempat berlari beberapa langkah mencoba mengejarnya, lalu buru-buru masuk ke mobilnya untuk membuntuti dari belakang.

Di dalam mobil.

Begitu Tamara selesai mengelap tangan, Zoya langsung berkata, "Sekarang kamu jujur saja."

"Maaf," jawab Tamara sambil menunduk.

"Maaf apanya? Aku mau tahu, gimana ceritanya kamu bisa terjebak sama Carlos? Kapan nikahnya? Kenapa nggak pernah cerita ke aku? Masa sebagai teman aku nggak dikasih tahu?" Zoya mengomel panjang lebar.

"Maaf karena aku menyembunyikan ini darimu. Aku pikir kamu akan marah," jawab Tamara.

Zoya terdiam sejenak, "Nggak marah, cuma lebih ke terkejut dan heran. Setahuku sepertinya kamu yatim piatu, seharusnya nggak ada kaitan sama kel
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Win Cendy Kandado
semoga bersatu
goodnovel comment avatar
Niniq Aja
kenya makin jauh tamara dari carlos..
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
aku selalu menunggu perjuangan Carlos....sampai dimana perjuangannya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 210

    Meskipun memang dia pernah merangkul.Begitu mendengar itu, Zoya tidak meragukan lagi, sementara Zayn hanya diam menikmati supnya. Setelah perutnya terasa lebih nyaman, dia membuka dua kotak lainnya. Satu porsi kecil nasi, satu kotak berisi iga dan jagung, sup dipisah dalam wadah sendiri.Zayn makan semuanya sekaligus, sampai kotak makan itu bersih tak bersisa. Bahkan sup iga jagung pun tak tersisa setetes pun."Gimana? Enak, 'kan?" tanya Zoya saat melihat kakaknya selesai makan.Zayn mengangguk dan tak pelit pujian. "Enak banget.""Jadi, aku nggak bakal marah karena kamu nyebar gosip soal aku," katanya lagi. Lagi pula, dia sudah makan masakan orang.Zoya langsung merasa lega. Namun, kakaknya melanjutkan, "Tapi, lain kali jangan diulang. Kalau sampai tersebar, takutnya nama baiknya yang bakal tercoreng."Zoya buru-buru mengangguk dan bersumpah tidak akan mengulanginya lagi. Dia lalu mengambil termos yang sudah dibereskan kakaknya.Saat turun dari mobil, Carlos dan yang lainnya sudah pe

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 209

    "Tamara itu memang cewek yang luar biasa. Cantik, badannya bagus. Pinggangnya ramping, satu tangan saja cukup buat melingkarinya. Tangannya juga lembut dan putih. Cuma, dia agak kekurusan. Nggak masalah, nanti bakal aku gemukin pelan-pelan."Carlos: !!!Zoya: ???Carlos langsung terbakar api cemburu. Matanya merah, memelototi punggung Zayn yang perlahan menjauh. Mulutnya terus memaki, "Zayn! Sialan kamu! Minggir kamu! Jauhi Tamara!""Kamu itu perusak rumah tangga orang, pebinor! Dasar berengsek! Aku nggak bakal lepasin kamu! Tunggu saja! Aku bakal bikin Grup Hasiholan hancur total dan hilang dari Kota Ruksa!"Namun, semua makian Carlos tidak menghasilkan reaksi apa pun dari Zayn. Bahkan dia tetap santai dengan satu tangan di sakunya. Langkahnya sangat tenang dan penuh percaya diri.Sementara itu, Zoya yang awalnya bengong karena kaget, akhirnya sadar. Melihat kakaknya semakin jauh, dia langsung mengejarnya dengan langkah cepat.Baru berlari dua langkah, dia menoleh lagi dan menyerang C

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 208

    Sopir berdiri mengadang di depannya, sementara Zoya mundur beberapa langkah, tetapi tetap tidak lupa untuk terus menyiram bensin ke api."Kalau Rara ngomong langsung, kamu juga pasti nggak percaya. Gimana kalau nanti waktu mereka kencan dan ciuman, aku undang kamu datang langsung?"Ucapan itu terlalu pedas. Seketika, Carlos benar-benar murka. Dia langsung menabrak sang sopir. Ketika melihat si anjing gila benar-benar mengamuk, Zoya buru-buru mundur.Gawat! Dia terlalu berlebihan dalam memprovokasi Carlos. Pria ini benar-benar bisa menjadi gila!Saat Zoya hendak berbalik untuk kabur, hak sepatunya malah tersangkut sesuatu. Teriakan panik keluar dari mulut Zoya. Carlos sudah ada di depan dan mengulurkan tangannya.Di momen genting itu, dua satpam langsung menerjang maju, satu di kiri dan satu di kanan. Mereka berhasil menahan Carlos yang sudah kehilangan akal.Pada saat yang sama, tangan besar lainnya menangkap termos yang hampir jatuh dari tangan Zoya. Kemudian, terdengar suara santai s

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 207

    Setelah mendengus dingin, Zoya tiba-tiba melihat seseorang berlari dari kejauhan. Dia lantas memfokuskan pandangan. Siapa lagi kalau bukan Carlos?Zoya secara refleks menepi ke samping. Dia tidak takut pada Keluarga Suratman, tetapi kalau sampai dipukul Carlos, rasanya akan sakit. Apalagi, kakaknya belum muncul.Seiring Carlos mendekat, Zoya sudah bergeser sekitar dua meter ke samping. Awalnya dia mengira Carlos berlari ke arahnya, tetapi ternyata ....Pria itu langsung melewatinya dan menempel ke pintu mobil.Zoya yang kebingungan pun menoleh. Dia melihat Carlos berdiri di samping mobilnya. Pria itu membungkuk dan mengetuk kaca jendela sambil memanggil nama Tamara."Hei, mana mungkin Rara ada di sini. Kamu mikir apa sih?" Zoya berteriak, merasa khawatir dengan IQ pria itu.Carlos mengintip ke dalam mobil, memang tidak ada siapa-siapa di kursi penumpang. Kemudian, dia menoleh ke belakang dan akhirnya tatapannya berhenti pada termos makanan yang dibawa Zoya.Dia mulai mendekat, tetapi s

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 206

    Carlos mendengus dingin dan bertanya, "Kalian tahu siapa Maxim?"Ketiganya langsung mengangguk. Tentu saja mereka tahu, itu adalah ayah Carlos.Tadinya mereka masih bertanya-tanya kenapa Carlos menanyakan hal itu, tetapi kemudian suara dingin Carlos terdengar."Dia sampai pingsan karena dimarahi olehku, sekarang masih belum keluar dari rumah sakit. Kalau kalian juga mau merasakan hal yang sama, silakan terus berdiri di sini."Ketiga bos itu tidak bisa berkata-kata untuk sesaat."Haha. Pak Carlos, silakan lanjut bicara dengan Pak Zayn. Aku baru ingat ada yang mencariku ...." Wisnu tertawa canggung."Aku juga ada urusan, pamit dulu ya. Semoga ke depannya kita bisa bekerja sama dengan baik," sambung Mandra.Keduanya pun buru-buru pergi sambil menyeret Lukas yang salah bicara tadi. Mereka lenyap dari keramaian dengan penuh rasa malu. Mungkin mereka tidak akan berani menyapa lagi di lain waktu.Padahal sebelumnya tidak pernah terdengar kabar bahwa Carlos punya temperamen seburuk ini. Sampai

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 205

    Carlos bertanya pada petugas keamanan di pintu apakah ada orang yang keluar. Saat petugas menjawab tidak ada, dia langsung kembali masuk ke dalam ruangan pesta. Dia berjalan menyusuri kerumunan dan mencari Zayn dengan panik, tanpa memperhatikan siapa pun yang berbicara dengannya.Setelah mencari selama beberapa menit, Carlos akhirnya melihat Zayn sedang bercanda dan mengobrol dengan santai di tengah kerumunan. Dia mengepalkan tinjunya dengan erat dan menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, lalu mengambil segelas sampanye dan bergabung dengan mereka dengan santai.Zayn melirik ke arah Carlos yang mendekat dengan ujung matanya, lalu menyeruput sampanye sedikit.Saat para bos itu pun berbicara dengan Carlos, salah satu dari menatap kedua pria itu dan berkata sambil tersenyum, "Pak Zayn dan Pak Carlos adalah pemuda yang berbakat, sosok terbaik di antara semua pemuda yang mewarisi perusahaan keluarga. Kelak kalian juga akan menjadi keluarga, kakak ipar dan adik ipar."Zayn langsun

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status