Share

Bab 97

Author: Bertha
Di kursi penumpang depan, Ihsan mendengar Carlos yang menangis sambil berteriak putus asa. Dia mengernyit dan menghela napas dalam hati.Kini, menyesal pun tidak ada gunanya. Beberapa hari lalu, dia sudah mengingatkan Carlos untuk menghadapi perasaannya sendiri. Namun, saat itu Carlos bersikeras mengatakan dia tidak akan pernah menyesal.

Di rumah lama Keluarga Suratman, meskipun Carlos sudah memohon, bahkan menangis sejadi-jadinya, kali ini Arham sudah membulatkan tekadnya.

Sedikit niat yang sebelumnya masih tersisa untuk mendamaikan mereka telah sirna sepenuhnya. Telepon ditolak tanpa belas kasihan, hanya meninggalkan satu kalimat dingin. "Kamu nggak pantas untuk Tamara."

Di kursi belakang mobil, Carlos mencoba menelepon kembali, tetapi kakeknya tidak mengangkat. Saat itulah, hatinya benar-benar hancur. Penyesalan yang dalam mulai menggerogoti dirinya.

Pria yang biasanya selalu terlihat kuat dan dingin itu kini malah menangis tersedu-sedu, seperti anak anjing malang yang ditinggalkan d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 139

    Melihat cucunya kembali menangis, Arham hanya menggelengkan kepala. Sejak orang tua Carlos bercerai saat dia masih SMP, Arham tidak pernah lagi melihat cucunya menangis. Namun sekarang, dia menangis demi seorang wanita.Apa yang bisa dia katakan? Menghiburnya? Semua ini memang sudah menjadi akibat dari perbuatan Carlos sendiri.Sementara itu, di seberang jalan.Jacob mengemudikan mobil untuk mengantar Tamara pulang. Suasana di dalam mobil sunyi senyap. Dia tidak berinisiatif untuk menanyakan soal hubungan Tamara dengan Carlos, hanya menunggu Tamara sendiri yang bicara.Entah sudah berapa lama Tamara terdiam dan melamun, akhirnya dia memandang ke arah kegelapan malam di luar jendela, lalu berkata dengan perlahan, "Selama dua tahun ini aku memang nggak pergi ke luar negeri, melainkan menikah dengan Carlos. Maaf sudah membohongi kalian.""Sekarang kami sudah bercerai. Awalnya aku ingin membiarkan pernikahan ini terlupakan begitu saja, tapi aku nggak menyangka Carlos akan terus-menerus men

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 138

    Carlos hanya mendengarkan dengan bahu yang bergetar. Bibirnya terkatup rapat agar isaknya tak terdengar.Sekitar 10 menit kemudian, kepala pelayan kembali membawa obat-obatan dan mulai membersihkan luka serta membalut tangan Carlos."Gimana kondisi pemuda itu?" tanya Arham."Wajahnya penuh memar, perutnya juga kena beberapa pukulan, ditambah bahu, lengan, dan punggung," jawab kepala pelayan.Mendengar hal itu, Arham langsung mengangkat kakinya dan menendang Carlos dengan marah."Nggak habis-habis tenagamu itu! Harusnya kamu dipenjara saja biar kapok!""Tapi nggak ada luka yang membahayakan, Tuan. Nggak perlu khawatir," timpal kepala pelayan buru-buru.Arham menurunkan kakinya. Saat itu, Carlos bertanya dengan suara serak, "Tamara ... gimana kondisinya? Luka di tumitnya parah nggak?""Tumitnya lecet cukup parah. Tapi yang lebih serius di tulang ekor, katanya jatuh dari mobil saat berusaha keluar," jawab kepala pelayan.Mendengar hal itu, Carlos langsung bangkit dan hendak turun dari mob

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 137

    "Aku akan menandatangani surat pernyataan ini. Tapi kalau Carlos berani lagi menghalangiku atau memaksaku pergi, aku akan langsung menempuh jalur hukum," ucap Tamara tegas.Arham memelototi cucunya di samping dengan marah, "Cepat beri jaminan!"Carlos hanya menatap Tamara dari kejauhan. Masker yang menutupi wajahnya sudah dilepas, memperlihatkan wajahnya yang tampak rapi dengan riasan.Tamara memotong rambutnya, berdandan, dan mengenakan pakaian yang jauh berbeda dari sebelumnya. Dia bahkan memakai sepatu hak tinggi.Dulu saat bersama Carlos, Tamara selalu tampil sederhana. Tanpa riasan, sepatu flat, dan hanya mengenakan kemeja serta celana jeans. Akan tetapi, sekarang ....Tamara berdandan seperti ini demi menarik perhatian pria sialan itu. Carlos baru sadar betapa jauhnya perbedaan antara cinta dan tidak cinta. Dia mengepalkan tangan dengan erat. Hatinya terasa getir dan matanya juga terasa panas."Tamara, jangan khawatir. Aku jamin dia nggak akan mengganggumu lagi," ujar Arham saat

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 136

    Tamara menoleh dan berkata, "Maaf, Kak Jacob. Nanti aku akan jelaskan semuanya padamu."Saat itu, Arham menatap pemuda di samping Tamara. Wajahnya penuh lebam dan memar. Arham mengerutkan dahi dan berkata, "Ini ... bekas pukulan Carlos?"Jacob menatap pria tua itu, lalu mengangguk dan memberi salam, "Halo, Pak Arham. Namaku Jacob. Dulu kita pernah bertemu saat kompetisi Universitas Asahi, Anda saat itu menjadi sponsor dan juri."Arham mengamati wajah pemuda itu. Dia merasa wajah Jacob tampak tidak asing dan berkata, "Aku ingat kamu. Anak muda yang sangat berbakat.""Maafkan aku, cucuku sampai berani memukulmu. Kalau kamu butuh ganti rugi atau kompensasi lainnya, bilang saja.""Nggak perlu, ini cuma kesalahpahaman. Satpam datang tepat waktu, aku juga nggak mengalami luka serius," jawab Jacob tenang. "Selain itu, aku akan membuat surat pernyataan damai, jadi Bapak nggak perlu khawatir," tambahnya.Mendengar hal itu, Arham memandangi pemuda ini lebih saksama. Kemudian, dia bersiap melangk

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 135

    Tamara hanya berkata, "Dia ingin memperbaiki hubungan hanya untuk balas dendam. Waktu aku mengajukan cerai sebelumnya, dia menolak. Katanya dia akan menyiksaku seumur hidup dan nggak akan memberiku kebebasan.""Bukan begitu, aku nggak ...." Carlos buru-buru menggeleng, menatap Tamara."Itu kata-katamu sendiri, sekarang kamu nggak mau mengaku? Mau kupanggil Verona sebagai saksinya?" sindir Tamara."Aku ... aku cuma sekadar ngomong dulu, tapi sekarang aku benar-benar nggak bermaksud begitu! Aku bukan ingin balas dendam padamu, aku ...." Carlos mencoba membela diri, tetapi kedua tangannya sudah diborgol oleh polisi."Aku menyukaimu ...."Akhirnya, kata-kata yang menyatakan isi hatinya itu pun keluar dari mulutnya. Carlos dibawa pergi oleh polisi, tetapi dia masih menoleh memandang Tamara.Sayangnya, Tamara bahkan tidak menoleh sedikit pun, seolah-olah tidak mendengar apa-apa.Saat Carlos sudah naik ke mobil polisi, Tamara hanya berdiri terpaku di tempat. Kedua tangannya mengepal kuat agar

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 134

    Jacob berdiri dengan dipapah oleh satpam. Dia memandang Tamara yang menatapnya cemas, lalu berkata dengan suara terengah-engah, "Nggak apa-apa, aku baik-baik saja. Aku masih sanggup menahannya."Tamara mendekati Jacob, bahkan menyentuh lengannya untuk membantunya berdiri. Semua ini membuat Carlos kembali marah dan berusaha mendorong satpam agar bisa mendekati mereka. Dia ingin menghancurkan pria sialan itu. Dia ingin membunuhnya!Ketiga pria berbadan kekar itu menghalanginya. Sementara itu, Tamara berbalik perlahan dan menatap Carlos, lalu melangkah mendekat."Dia pria yang kamu sukai selama ini, bukan? Pria yang kamu telepon waktu itu!" teriak Carlos penuh kemarahan dan cemburu.Tamara bahkan membawa-bawa buku harian itu setelah menikah. Orang yang dicintainya diam-diam selama SMA ... apakah pria ini orangnya?"Tamara, apa kamu pernah menyukaiku sedikit saja? Sedikit saja!" teriak Carlos. Suaranya serak dan bergetar."Aku sudah bilang sejak awal, nggak pernah," jawab Tamara dengan dat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status