Persiapan ke Silverstone tidak memerlukan apapun, Yui hanya diberikan sebuah kristal berwarna hijau oleh ayahnya.
"Apa kau sudah siap?" tanya Raja Yuichi.
"Sudah, Ayahanda," jawab Yui mantap.
Kristal hijau diaktifkan membentuk barrier di sekeliling Yui, lalu ia melangkah masuk ke dalam gerbang dimensi. Hanya butuh lima menit saja, Yui telah sampai di Silverstone.
"Yui!" seru Yuan saat melihat saudara kembarnya melangkah keluar dari gerbang dimensi. Ia berlari dan memeluk gadis itu dengan riang gembira.
"Yuan! Kangennya," balas Yui yang juga membalas pelukan Yuan.
Mereka terlihat sama, rambut hitam Yuan dan Yui juga mata hitam mereka. Perbedaan mereka hanya pada jenis kelaminnya sa
Kuil gerbang dimensi jauh dari pemukiman penduduk, tidak ada yang berkunjung ke tempat ini. Mereka bisa beristirahat dengan tenang sambil memulihkan tenaga."Udara di tempat ini berat ya," ucap Light, semua yang di sana mengangguk menyatakan persetujuan."Kalian juga harus berhati-hati dengan kontaminasi," kata Yuan. Ia duduk bersandar masih terlihat sangat lelah."Kita berjaga bergantian saja, kalian istirahatlah dulu biar saya yang berjaga," kata Archilles.Yui mendekati Yuan. Dia terlihat cemas."Apa kau baik-baik saja?" ucapnya mengkhawatirkan Yuan."Aku tidak apa-apa, Yui." Yuan memanggil Krisan keluar. Roh angin itu menggunakan wujud wanita dewasa."Ada apa Pangeran memanggil saya?" ucapnya dengan sopan."Krisan, apa ada penduduk di sekitar sini?" tanya Yuan.Krisan terdiam, ia memejamkan matanya beberapa saat kemudian ia menjawab pertanyaan Yuan."Ada, tidak jauh dari sini," jawab Krisan.
Gerbang dimensi di Kerajaan Silverstone terbuka, mereka keluar dengan tergesa-gesa."Syukurlah selamat, mereka banyak kita tidak akan sanggup melawannya," ucap Archilles yang sudah merasakan kekuatan kristal hitam."Yuan!" Yui manahan Yuan yang langsung pingsan begitu keluar dari gerbang dimensi."Apa yang terjadi? Kenapa Pangeran pingsan?" Archilles memeriksa Yuan. Ada keanehan dalam aliran darahnya."Bagaimana?" Yui terlihat cemas."Ini, tidak baik," jawab Archilles yang langsung menggendong Yuan untuk di pindahkan ke tempat lain."Apa yang terjadi?" tanya Ratu Erina."Yang Mulia Ratu, tolong buka ruangan es," pinta Archilles"Baik," jawab Ratu Erina yang langsung berlari menuju salah satu ruangan.Yui ikut dengan mereka karena cemas dengan keadaan Yuan.Ruangan yang disebut tadi memiliki pintu yang besar, diperlukan empat orang untuk membukanya. Setelah terbuka, Archilles meletakkan tubu
Lapangan di dalam istana timur, Yui berlatih mengendalikan air bersama Genji. Ia kesulitan mengendalikan air. Berkali-kali gagal. Air lebih sulit dikendalikan dibandingkan elemen tanah dan logam."Lebih fokus, Putri Yui. Kalau lawan anda Imp akan sangat berbahaya jika tidak bisa mengendalikan air tanpa memanggilku."Ya, aku akan berusaha," jawab Yui bangkit kembali dan mulai mengendalikan air.Air di sekitar Yui bergetar kemudian berputar dan mulai naik hingga setinggi tubuh Yui. Lalu memisahkannya dari air di danau membuat sebagian air melayang di udara.Air itu mengikuti gerakan tangan Yui."Pertahankan Yui, agak sulit mengendalikan air," ucap Yuan yang ada di dekat Yui.Yuan memperagakan pengendalian air, dan Yui mengikuti gerakan Yuan."Ah, hancur lagi!" teriak Yui kesal dan terduduk di tempatnya berdiri."Pelan-pelan, Yui. Tidak mungkin dalam sehari bisa. Rasakan aliran airnya. Kalau sudah bis
Di dunia bawah, Rafael mencari Xavier. Tidak mudah menemukan orang yang ia cari. Terbanh bersama Fury ke seluruh penjuru sudah ia lakukan tapi belum kunjung terlihat batang hidung orang yang dicarinya.Fury mendarat di hamparan tanah tandus."Dunia ini semakin suram, tidak ada lagi rumput yang hidup."Rafael mengedarkan pandangannya. Lalu berjalan ke arah pemukiman yang terlihat."Tuan Rafael, lama tak melihat anda," sapa salah satu warga."Bagaimana kondisi di sini?" tanya Rafael."Seperti yang anda lihat, kehidupan semakin sulit di sini. Kontaminasi sudah mencapai ke seluruh penjuru bahkan hampir semua orang.""Begitu rupanya."Rafael berjalan ke suatu rumah yang sudah tak terurus. Dia membuka pintu rumah itu. Mencari suatu petunjuk dimana pemilik rumah itu berada."Di mana kamu Xavier, Raja Kegelapan sudah terlahir kembali. Dunia ini masih ada harapan," gumam Rafael.Rafael keluar dari r
Persiapan ke pegunungan api sudah dimulai. Perjalanan menuju tempat yang terkenal dengan panasnya api membuat semangat membara. Persiapan yang direncanakan tiga bulan berubah menjadi setengah tahun. Yuan akhirnya telah menguasai kemampuan tiga roh alam miliknya, sementara Yui akhirnya bisa mengendalikan air walaupun masih belum masuk kategori mahir."Jadi kalian akan berangkat?" Light menemui Yui yang sedang bersiap."Tidak sesuai rencana, tadinya mau berangkat tiga bulan yang lalu ternyata tidak bisa juga. Genji terlalu baik dalam melatih. Tidak seperti Paman," sesal Yui dengan borosnya waktu untuk menguasai kemampuan elemen air."Sama, Paman Archilles juga sangat lembut. Dia tidak tega jika latihan terlalu keras. Sangat bertolak belakang dengan Paman Rafael."
Ruangan Xavier dipenuhi suara derungan mesin yang terhubung dengan tabung kaca yang berisi seorang wanita. Dia terlihat tertidur dalam tabung kaca tersebut. Di mejanya Xavier sedang sibuk seorang diri dengan setumpuk dokumen. Ia membaca satu persatu informasi yang ada."Hm, Rosaline sudah tidak terdaftar lagi di Akademi, apa dia dikeluarkan?"Xavier mencari kembali berkas tentang Rosaline di semua data Akademi, hasilnya nihil. Dia mencoret nama Rosaline dari daftar yang ada di hadapannya."Siapa lagi yang bisa dijadikan umpan?" Xavier berpikir lalu teringat dengan dua orang teman Pangeran Yuasa. Dia mencari daftar siswa yang sekelas dengan Pangeran Yuasa."Recca Amesthyst bukankah dia anak dari Agni," gumam Xavier, dia kembali mencari informasi tentang siswa bernama Recca tersebut. Senyuman terlihat di wajahnya."Bisa digunakan, tidak terlalu kuat," gumam Xavier memasukkan berkas Recca ke dalam map. Dia kembali memilah nama-nama siswa lalu be
Kenangan masa lalu Xavier kembali. Kali ini ia teringat kembali kenangan sesaat setelah hari mereka menyatakan cinta dan berpacaran. Hari-hari bahagia bersama Selena. Mereka bertiga duduk di atas bukit, memandang pemandangan menyedihkan dunia bawah. Gersang dan udara yang begitu berat, miskin oksigen."Dunia ini sudah hampir hancur," ucap Xavier yang membuat Rafael menoleh ke arahnya."Ya, kau benar. Yuichi sedang mencari cara mendapatkan Raja Kegelapan," balas Rafael yang kembali memandang pemandangan menyedihkan di depannya.Selena melingkarkan tangannya di lengan Xavier, menyandarkan kepalanya di pundak kekasih tercinta."Bukankah itu sebuah pengorbanan, Yuichi akan mencari wanita yang bisa melahirkan Raja Kegelapan. Entah wanita seperti apa yang akan ia temukan. Bagaimana kalau dia tidak jatuh cinta dengan wanita itu dan terpaksa menikah demi dunia kita," balas Selena."Dia mencari manusia," sahut Rafael. Ada ketidaksukaan saat menyebut manusia
Perjalanan ke pegunungan api telah dimulai. Mereka berempat berada di kaki gunung bersiap untuk masuk ke dalam gunung api. Rosaline memberikan perlindungan dengan memasang barrier kepada ketiganya. Selesai dengan barrier mereka masuk ke dalam gua. Tempat itu terang benderang dengan banyaknya Imp api yang ada di seluruh penjuru."Apa Imp api akan menyerang ketika kita mendekat?" tanya Yui ragu-ragu melangkah."Kita coba saja," jawab Light maju ke depan mendekati Imp api terdekat dan mendapat serangan api. Respon menghindar Light yang cepat membuatnya mampu meminimalisir luka bakar. Untungnya barrier yang dibuat Rosaline menghalangi api mengenai tubuh Light.Yuan membekukan Imp dengan kemampuan yang ia miliki."Light, kamu tidak apa-apa?" tanya Yui yang melihat ia masih da