Share

218. Bola-bola Api II

Sepasang anak panah itu melesat dengan cepat. Mengganda menjadi ribuan dan menghantam bola-bola api di udara hingga menimbulkan ledakan keras. Sisanya terus menghunjam dan menghantam bola-bola api selanjutnya. Sebuah Cundhamani berhasil mengenai salah satu kapal perang dan mulai membakarnya.

Arya tergolek lemas bertumpu pada tiang kokoh menara pengawas. Bisa jadi itu adalah energinya yang terakhir. Bercinta sepanjang pekan rupanya banyak menguras tenaganya. Meski hatinya begitu bahagia, namun tidak dengan energi yang berdampak pada kekuatan.

“Gusti Patih, apa kau baik-baik saja?” tanya Senopati Sudirga yang segera mendatangi Arya.

Arya tak menjawab pertanyaan tak perlu macam itu. Lebih baik tenaganya tersisa digunakan untuk memberikan perintah atau strategi lanjutan guna menangkal serangan musuh. Patih Astagina itu kini duduk bersandar pada dinding menara dengan kondisi yang lemah.

“Sudirga, jika terjadi sesuatu padaku tolong kau pimpin pasukan ini. Cari Ayahandaku dan berjuang lah be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status