Datang Untuk Mereka

Datang Untuk Mereka

last updateLast Updated : 2022-01-11
By:  AzledOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
38 ratings. 38 reviews
25Chapters
7.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Zenia Mecca adalah seorang gadis berusia 18 tahun yang terpaksa melahirkan dua anak kembar. Namun, dia tidak dapat merasakan rasanya menjadi seorang ibu ketika anak-anaknya menghilang entah kemana. Suatu hari, dia menemukan fakta bahwa kedua anaknya berada di sebuah kerajaan kuno seribu tahun yang lalu untuk dijadikan tumbal kekuatan besar. Zenia yang berasal dari dunia moderen memutuskan untuk melintasi waktu dan datang di tahun 1350 untuk merebut kembali miliknya.

View More

Chapter 1

Bab 1 Awal

"Aaaahh!"

Teriakan keras seorang wanita membuat seluruh istana diselimuti kegugupan serta panik luar biasa.

Satu jam berlalu semenjak kontraksi Ratu Elena. Namun, buah hatinya belum juga menghadap dunia. Rambutnya dipenuhi keringat akibat kesakitan yang luar biasa. Ratu Elena meremas seprei di kedua tangannya, juga dengan sebuah kain tebal yang digigitnya sebagai pelampiasan dari rasa sakit yang amat luar biasa. Hembusan-hembusan nafas ia keluarkan dengan kasar, lalu menghirup udara lagi dengan pelan, begitu seterusnya selama satu jam. 

Tiba-tiba di tengah kegentingan para tabib pintu besar terbuka. Seorang pria gagah memasuki kamar persalinan bersama seorang nenek tua yang bungkuk. Para tabib sontak berdiri lalu menunduk untuk memberi salam.

"Ratuku ...." Sang Raja menghampiri Ratu Elena yang melemah. Membelai surai hitam yang basah dengan keringat. Kesedihan nampak begitu jelas di matanya. 

"Rajaku Theodor ... ini sangat menyakitkan," lirih Elena. Ia menjerit lagi ketika merasakan kontraksi yang begitu hebat. Air matanya kembali mengalir seiring dengan rasa sakit yang semakin menjadi. 

Raja Theodor mundur selangkah ketika para tabib menangani istrinya. Dia menghampiri nenek tua yang bungkuk.

"Hunak," panggil raja Theodor, "apakah ramalanmu akan lahir hari ini?"

Hunak, si nenek tua bungkuk mengamati Ratu Elena dalam diam. Kemudian, dia berjalan pelan dengan bantuan tongkatnya menuju jendela besar di ruangan itu. 

"Yang mulia. Lihatlah langit hitam itu," kata Hunak.

Raja Theodor pun melihat langit. Namun, bukan langit hitam seperti kata Hunak, melainkan langit biru yang indah. "Aku tidak melihat langit hitam di tengah-tengah langit cerah itu---" 

"Arah barat," potong Hunak.

Sang Raja pun mengarahkan matanya ke arah barat, dan ... benar. Perlahan-lahan awan hitam menutup langit indah di kerjaan Axton yang makmur itu. Sinar matahari menjadi redup hingga membuat seluruh kerajaan dilanda kegelapan yang menakutkan. Seiring dengan itu, kesakitan Ratu Elena juga semakin dashyat. Dia berada dalam jurang kematian.

"Kekuatan paling besar akan segera tiba. Tunggu dan saksikanlah, Raja Theodor," ujar Hunak pelan. 

Laki-laki berjubah emas itu menghampiri istrinya dengan cemas. Digenggam dan diciumnya tangan istrinya. Tidak peduli lagi dengan tangan yang serasa remuk akibat genggaman Elena. Jika saja ia bisa memindahkan rasa sakit wanita anggun itu ke dalam tubuhnya, ia akan sangat bersedia. Namun, sayangnya kekuatannya tidak berguna untuk situasi seperti ini.

"Aaaahh! Sakit ... sakiiit! Cepat keluar! Ini menyakitkan ..." jerit Elena. Sakit yang dirasakannya membuat orang-orang di dalam ruangan itu meringis seakan ikut merasakan apa yang dia rasakan.

Tubuh Elena gemetar. Dia menggigit bibirnya hingga berdarah. Hunak tahu, bahwa Elena sudah tidak mampu untuk melanjutkan persalinan. Namun, ia masih menunggu sedikit waktu lagi. Langit sudah sepenuhnya menghitam, dan seiring dengan itu jeritan kembali terdengar.

"Oek ... oek ... oek ...."

Tangisan makhluk kecil yang lemah itu mengakhiri teriakan Elena. Semua orang begitu terkejut dan terharu. Raja Theodor yang menyaksikan peristiwa menegangkan itu ikut dibuat terharu bahkan meneteskan air mata. Dia memeluk Elena dan tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih. Sedangkan Elena, dia tersenyum dalam deraian air mata bahagia. 

"Yang Mulia, dia laki-laki yang tampan dan kuat," kata seorang tabib perempuan, lalu menyerahkan sang bayi yang telah berselimut kain berwarna kuning kepada Elena.

Elena tetap menggendong bayinya, padahal tenaganya begitu lemah. Dia membelai wajah putih kemerahan itu dengan tangan dingin yang gemetar.

"Kau adalah pemberian Tuhan untuk ayahmu dan kami semua. Kau adalah kesakitan dan kebahagiaanku. Laki-laki kuat, berani, dan percaya diri adalah anakku, Zein Brylee!"  ucap Elena.

Bukan hanya orang-orang dalam istana yang bersorak, tapi juga seluruh rakyat Axton. Mereka bertepuk tangan ketika mendengar nama pangeran mereka. Kekuatan yang dimiliki ratu sangat unik. Dia dapat membuat suaranya didengar oleh siapapun yang ia kehendaki, walau sejauh apa pun orang itu.

Raja Theodor mengambil alih Zein. Mendekap bayi itu dengan penuh cinta.

"Ratu Elena?" Seorang tabib berusia setengah abad segera memeriksa kondisi Elena. Dia tak lagi menemukan adanya kehangatan dalam tubuh wanita dua anak itu ketika memeriksa pergelangan tangannya.

Mata lelah yang sembab itu sudah menutup. Tersenyum kecil sebelum akhirnya meninggalkan dunia dengan rasa sakit yang teramat. Suasana bahagia dengan cepat tergeser, kesedihan menyelimuti hati setiap orang.

Raja Theodor dengan rasa tidak percayanya mengguncang keras tubuh istrinya. Berteriak histeris ketika tak lagi merasakan pergerakan di tubuh kurus itu.

"Istriku ... Ratuku! Kau tidak boleh meninggalkan aku dan anak-anakmu seperti ini!"

•••

Amerika Serikat, Washington, 25 Desember 2020.

Seorang gadis berdiri di depan cermin lebar. Dia berdecak kagum melihat wajahnya yang indah tanpa cacat sedikitpun. wajah kecil, hidung kecil dengan batang tinggi, bibir berbentuk hati, serta mata bulat yang besar. Gadis ini berdarah Amerika China, tapi wajahnya lebih dominan ke ibunya yang berasal dari negeri bambu, China.

"Aku paling suka mataku. Bukankah ini paling indah?" gumamnya. 

Ia sedikit merapikan rambut hitam bergelombang miliknya. Konsernya akan dimulai 25 menit lagi. Dia sangat gugup walau ini adalah konser yang ketiga kalinya.

"Zenia Mecca!"

Zenia berbalik dan menemukan seorang gadis seusianya tengah berdiri di pintu. 

"Melisa?" Zenia menghampiri gadis berbalut hoodie sepanjang lutut itu.

"Wah! Kau sempurna malam ini!" puji Melisa.

Zenia tersenyum kikuk. Dia selalu salah tingkah ketika dipuji walaupun itu sudah menjadi asupannya setiap waktu

"Aku senang kau menghadiri konserku malam ini," kata Zenia senang.

"Tentu saja aku hadir. Hampir seluruh mahasiswa di kampus kita adalah penggemarmu," ujar Melisa.

Zenia semakin malu dan salah tingkah. Pipinya kian memerah seiring dengan pujian-pujian Melisa yang membabi buta. 

Zenia adalah penyanyi berbakat yang sedang naik daun. Usianya yang masih 18 tahun menjadikannya penyanyi termuda yang meraih banyak prestasi di kancah permusikan. Selain itu, Zenia juga memiliki IQ di atas rata-rata yang membuatnya kuliah lebih awal dibanding teman-teman sebayanya. 

Setelah perbincangan berakhir, Melisa kemudian pergi ke kursi penonton dan menyisakan Zenia bersama tata riasnya di dalam ruangan. 

Sorak-sorakan penonton menggema ketika Zenia berjalan ke atas panggung. Lampu sorot serta dukungan angin semilir membuat rambut indah gadis itu melambai-lambai. Pemandangan itu sukses membuat mata semua orang tak dapat terlepas dari dirinya.

"Zenia! Zenia! Zenia!" Ribuan penonton menyoraki namanya. Itu membuatnya semakin bersemangat.

Alunan musik mulai terputar. Kata-kata indah penuh makna ditumpahkan Zenia lewat lirik lagunya. 

Sungguh, Zenia seperti seorang dewi malam ini.

•••

"Aku terkejut kau ada di sini. Apa kau mulai menyukai keramaian dan keributan?" kata seorang perempuan di samping Zein.

Zein, laki-laki itu tersenyum remeh. Dia tidak akan pernah menyukai suasana seperti ini. 

"Aku tidak tertarik dengan situasi seperti ini. Lirik dan nada lagu itu sangat membosankan, kecuali ..." Zein menjeda kalimatnya. Dia memperhatikan Zenia yang sedang melambai-lambai kepada penggemarnya. "Gadis itu ... aku tertarik padanya," lanjut Zein.

Naomi sedikit terkejut. Dia ikut memperhatikan Zenia yang tampak anggun dengan gaun biru selutut. Ya, gadis kecil itu memang sangat menarik. 

"Astaga, aku terharu." Naomi sedikit tertawa.

Zein melihat Naomi sebentar, lalu pandangannya kembali lagi kepada gadis cantik yang sedang bernyanyi di atas panggung.

"Jadi ... Zenia Mecca akan menjadia awal kekuatan terbesarmu?" tanya Naomi. 

Zein mengangguk pelan. "Akan kupastikan dia mengandung anakku. Secepatnya. Nantikan saja." 

Zein sama sekali tidak peduli akan sekitar ketika mengatakan itu. Mungkin pria dewasa ini lupa kalau mereka berada di tengah-tengah ribuan penggemar. Beruntung saja, suara-suara penggemar yang mengikuti alunan musik membuat suaranya seakan tertelan. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
95%(36)
9
5%(2)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
38 ratings · 38 reviews
Write a review
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-30 16:41:24
0
user avatar
Syah Humaira Aisyah
cepat sambungannya ...next..next
2021-10-08 06:27:36
0
user avatar
Syah Humaira Aisyah
bila nk sambung ni...
2021-09-16 20:48:02
0
user avatar
Syah Humaira Aisyah
semangat ye..cepat sambungannya
2021-09-10 20:13:33
0
user avatar
SausalinaIsaurina
wiihh... melintasi dimensi lain dengan sengaja... keren kak... semangat up...
2021-09-06 06:32:32
0
user avatar
Azled
ayo, jangan malas nulis...
2021-08-30 19:47:28
1
user avatar
Seani 123
Keren.. Ditunggu kelanjutannya kak.
2021-08-28 15:27:59
1
user avatar
Rama Sipit
Lanjutkan Thor^^
2021-08-28 14:01:58
1
user avatar
Cathalea
waah, chinese fantasy, aku sukaaa. semangat up ya thor
2021-08-26 16:17:48
1
user avatar
Alinaa
Cara menggambarkan tokohnya bagus banget. Suka pokoknya
2021-08-26 16:06:10
1
user avatar
Angeleyes
Novel fantacy history yang bagus Kak... semoga mendapat pembaca setia... sukses ya Kakak Yasmine
2021-08-26 15:24:12
1
user avatar
athena_vivian
next part, chinese fantasy is always good to read
2021-08-26 15:04:47
1
user avatar
Zemira Fortunatus
lanjut Thor semangat up
2021-08-24 10:09:01
1
user avatar
M.Y. Daechwita
Tokohnya digambarkan dengan baik, tatanan bahasanya juga rapi. Plus ceritanya keren & juga menarik. Rekomended pokoknya! Di next yah thor! Semangat!
2021-08-17 21:16:11
1
user avatar
Senja Kelabu
keren ceritanya kak, di tunggu kelanjutannya yaa
2021-08-17 12:39:46
1
  • 1
  • 2
  • 3
25 Chapters
Bab 1 Awal
"Aaaahh!"Teriakan keras seorang wanita membuat seluruh istana diselimuti kegugupan serta panik luar biasa.Satu jam berlalu semenjak kontraksi Ratu Elena. Namun, buah hatinya belum juga menghadap dunia. Rambutnya dipenuhi keringat akibat kesakitan yang luar biasa. Ratu Elena meremas seprei di kedua tangannya, juga dengan sebuah kain tebal yang digigitnya sebagai pelampiasan dari rasa sakit yang amat luar biasa. Hembusan-hembusan nafas ia keluarkan dengan kasar, lalu menghirup udara lagi dengan pelan, begitu seterusnya selama satu jam. Tiba-tiba di tengah kegentingan para tabib pintu besar terbuka. Seorang pria gagah memasuki kamar persalinan bersama seorang nenek tua yang bungkuk. Para tabib sontak berdiri lalu menunduk untuk memberi salam."Ratuku ...." Sang Raja menghampiri Ratu Elena yang melemah. Membelai surai hitam yang basah dengan keringat. Kesedihan nampak begitu jelas di matanya. "Rajaku Theodor ... ini sangat menyakitkan," l
last updateLast Updated : 2021-07-18
Read more
Bab 2 Manusia Murni
 Kerajaan Axton, 1349.Kerajaan Axton tengah di rundung duka yang mendalam. Kepergian Ratu Elena membuat Raja Theodor dan seluruh rakyatnya merasa kehilangan sosok Ratu yang mengayomi dan selalu berbaur dengan rakyat biasa. Kremasi dilakukan dengan cara membakar jasad sang Ratu di atas tumpukan kayu. Selama proses pemakaman, Zein yang masih berumur sehari terus menangis tak ada hentinya. Bayi malang itu seakan tak rela jika ibunya pergi."Ayah ...." Seorang gadis kecil menghampiri Raja Theodor. "Kenapa aku harus kehilangan ibu?"Raja Theodor memeluk sayang anak sulungnya yang masih berumur 5 tahun itu."Tidak apa-apa. Ibu memberimu adik yang lucu sebagai gantinya," kata Raja Theodor. Emilia, putri raja yang berperawakan elegan itu berlari meninggalkan ayahnya menuju adik laki-lakinya yang tengah berada dalam gendongan pengasuh. Dia menatap tajam Zein. Tatapan ketidaksukaan terlihat jelas di wajah mungil tu."A
last updateLast Updated : 2021-07-18
Read more
Bab 3 Takdirmu
Universitas Academy Of Music"Hai, Zenia."Gadis berhoodie ungu itu berbalik. "Hai!" "Kau baru ke kampus lagi setelah satu Minggu, Zenia," ucap satu di antara 3 gadis  berpakaian minim.Zenia tersenyum. "Ya ... aku cukup lelah, jadi aku memutuskan untuk istirahat sejenak," ujarnya."Kegiatan apa yang kau isi selama istirahat?" tanya Cherly, si gadis dengan lipstik merah merona."Membaca beberapa buku di perpustakaan rumahku," kata Zenia."Itu saja?" Dylan menyinis, si gadis paling cantik di antara Cherly dan Vina. Itu menurut Zenia."Juga beberapa novel ... memangnya kenapa?""Wah ... kau sempurna, tapi seleramu sangat jelek," desis Vina, si gadis dengan belahan dada yang terbuka "Haha ... yah, itu memang jelek, seperti wajah kalian," ketus Zenia. Tidak peduli bagaimana raut kesal ketiga gadis itu, dia berlalu begitu saja. Terkadang, orang-orang seperti mereka harus dibalas. Zenia tidak meny
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more
Bab 4 Bayi
"Zenia Mecca!""Zenia Mecca!""Zenia! Kami mencintaimu!"Sorak-sorakan para Zeirs, sebutan untuk penggemar Zenia, memenuhi seluruh studio ketika pembawa acara mengungumkan jika gadis cantik itu mendapat penghargaan Billboard Chart.Malam ini adalah momen membanggakan yang tidak akan pernah hengkang dari ingatannya. Begitu banyak kesulitan dilewati gadis berusia 18 tahun itu. Wajah cantik bak dewi merupakan salah satu alasan dirinya banyak mendapat kebencian. Mereka berpendapat kalau Zenia hanya mengandalkan parasnya, perihal bakat, dia tidak punya sama sekali.'Paras Menutupi Segalanya'Itulah judul artikel mengenai Zenia ketika awal-awal debut. Stress? Sudah pasti, tapi dia berhasil bertahan dan terus berjalan."Selamat, ya. Aku juga adalah penggemarmu," kata salah satu pembawa acara.Zenia tersenyum. Dia kembali mengenang masa-masa sulitnya. Jika sekarang penggemarnya hampir ada diseluruh dunia, maka dulu berbeda. Dahulu, pen
last updateLast Updated : 2021-07-22
Read more
Bab 5 Aku Di Sini
 3 bulan kemudian."Zenia, masuklah. Kenapa kau di luar? Dokter sudah menunggu."Zenia menepis kasar tangan Yoshi. "Tidak! Aku berubah pikiran. Aku mau pergi!""Ini akan membuat hidupmu kembali normal. Kau relakan itu demi karirmu. Semua akan baik-baik saja, Zenia.""Kau salah. Setelah menggugurkan anak ini aku akan lebih menderita. Aku akan hidup sebagai pembunuh nyawa yang tidak berdosa!"Zenia meninggalkan Yoshi yang tampak syok. Dia tidak peduli dengan karirnya. Dalam hati Zenia mengutuk dirinya karena sebelumnya mau saja dibawa Yoshi ke rumah sakit untuk menggugurkan janinnya.Tiga bulan lalu adalah awal dari kehancuran hidupnya. Entah bagaimana dan siapa yang memberitahu media tentang kehamilannya. Semuanya menjadi berantakan saat itu. Perut Zenia kian membesar. Usia kehamilannya sudah memasuki tujuh bulan. Seiring dengan itu namanya semakin hangat diperbincangkan di berbagai stasiun televisi maupun medi
last updateLast Updated : 2021-07-23
Read more
Bab 6 Persalinan
"Perayaan esok sore?" tanya Zenia. Dia dan nenek Shim berjalan menuju apartemen. Mereka baru saja berkeliling pantai."Bergabunglah bersama kami besok. Aku hampir tidak pernah melihat seorang pun datang mengunjungimu. Jadi aku berfikir kau mungkin kesepian."Zenia miris. Memang benar bahwa dia tidak pernah kedatangan seseorang. Orang tua maupun teman-temanya tidak pernah sekalipun menanyakan kabarnya. Itu membuat hatinya sakit, tapi juga bersyukur."Kehamilanmu sudah memasuki sembilan bulan, bukan?"Zeni mengangguk."Datanglah besok dan bergabunglah bersama kami para lansia. Aku jamin kau akan banyak tertawa." Nenek Shim tertawa kecil."Tertawa bisa membuat perasaanmu bagus dan itu sangat baik untuk anakmu." kata nenek Shim lagi.Zenia menyutujui ajakan nenek Shim. Dia mengelus perutnya yang tertutupi jaket tebal berbulu. Udara sore ini sangat dingin.•••Matahari mulai terbenam dan bulan dengan pelan menu
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more
Bab 7 Kehilangan
 Seorang wanita berdress hijau ambruk di atas lantai keramik. Dia tidak lagi memiliki tenaga untuk menopang tubuh lemasnya. Berita putri tunggalnya yang mengalami kecelakaan membuatnya terkejut hingga tak bisa berkata apa-apa, selain mengeluarkan buliran bening."Frank!" teriaknya memanggil suaminya yang berada di dapur."Kenapa kau berteriak-teriak di malam hari, huh?" Frank yang dari dapur dengan membawa dua gelas kopi."Anakku ... anak kita ...." Wanita yang hampir berumur 50 tahun itu tak dapat lagi melanjutkan perkataannya. Dia menangis sesenggukan hingga membuat suaminya kebingungan."Bicaralah yang jelas, Maudi, aku tidak bisa mengerti jika kau terus menangis." Frank mendekati Maudi dan mengelus punggungnya."Aku baru saja menonton sebuah berita yang memberitakan kalau Zenia mengalami kecelakaan tadi siang." Maudi kembali menangis, tapi masih berusaha melanjutkan kalimatnya, "Zenia juga menghilang bersama  ambulans yang seh
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more
Bab 8 Siapa Yang Menjadi Korban?
 Pria tua yang merupakan seorang dokter baru saja keluar dari ruangan Zenia setelah mengatakan kalau kondisi Zenia sudah sepenuhnya pulih dan sudah dibolehkan pulang.Zenia meletakkan pakaian rumah sakitnya di atas kasur putih yang empuk. Dia akhirnya akan meninggalkan ruangan berbau obat itu setelah empat hari menjalani perawatan."Ayo, sayang." Maudi merangkul pundak Zenia. "Di mana ayah?" "Dia ada di kantor. Rapat mendadak membuatnya tidak bisa menjemputmu.""Benarkah?" Zenia tidak yakin apakah ayahnya benar-benar sibuk dengan rapat atau sibuk dengan selingkuhannya. Zenia menggenggam tangan ibunya lembut, menyandarkan kepalanya di pundak rapuh itu. Zenia dan Maudi memasuki sebuah mobil hitam yang sudah menunggu mereka sejak tadi bersama seorang supir. Mereka berdua duduk berdampingan di kursi belakang. Diperjalanan, Zenia tidak sengaja melihat dirinya di papan reklame gedung besar.
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more
Bab 9 Bukan Bayi Zenia
Sebuah langkah memasuki gedung Universitas yang terkenal di Amerika, Universitas Of Music namanya.  Hoodie panjang selutut berwarna kuning, ditambah dengan sepatu kets bernilai ribuan dollar sangat pas di tubuh wanita cantik itu.  Decakan-decakan kagum dari para mahasiswa mahasiswi membanjiri suasana pagi itu seakan telah melupakan skandal heboh Zenia beberapa bulan ini. "Dia selalu bisa membuatku tidak bisa berkata apa-apa saat melihat wajahnya." "Cantik seperti dewi." Yah, itulah dua kekaguman di antara banyak pujian yang didengar Zenia.  Awalnya perjalanan Zenia menuju ruang kelasnya baik-baik saja dengan pujian-pujian itu, tapi semuanya mulai memburuk ketika sebuah celaan terdengar, padahal tinggal beberapa langkah lagi di akan memasuki kelasnya. Dylan, Cherly, dan Vina menghampiri Zenia dengan tatapan jijik.&nb
last updateLast Updated : 2021-07-28
Read more
Bab 10 Yang Aku Inginkan Hanya Anakku.
Gesekan pedang yang saling beradu dari kakak beradik itu menerima banyak desiran kagum dari para prajurit dan beberapa pelayan yang kebetulan lewat.  Teriknya matahari tak melunturkan tekad mereka yang berapi-api. Emilia, si putri mahkota yang arogan dengan lihainya mengayunkan pedang ke arah leher Zein hingga empunya sendiri tak dapat melakukan perlawanan lagi. Zein mengangkat kedua tangan polosnya ke udara, tanda menyerah. "Kau selalu kalah olehku yang hanya seorang wanita? Memalukan sekali." Emilia berdecih lalu menurunkan kembali pedangnya.  "Aku harus kalah, bukan? Aku harus memberimu kekahalanku agar kau tidak malu di depan orang-orang kita." Zein mengambil pedangnya yang sebelumnya terjatuh di atas lapangan berpasir itu.  "Pembohong! Akui saja kekalahanmu. Sedari dulu kau memang selalu kalah olehku. Kau hanya bisa mengeluarkan kekuatan dari kedua tanganmu, t
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status