Share

61. Tewasnya Pranawa Sakti

Dengan sebuah gerakan memaksa namun penuh energi Sanggageni berupaya membelokkan arah gelombang tapi yang telah ia lepaskan. Tentu ia tak ingin membunuh putranya sendiri meski Arya sudah melakukan itu padanya. Akan menjadi penyesalan besar bila api dari pedangnya menyentuh kulit Arya.

“Baik, Tuan Sanggageni. Turunkan senjatamu!” titah Senopati Sakuntala sambil terus menghunuskan pedang di leher Arya.

“Jangan Ayahanda! Mereka akan membunuhmu!” cegah Arya. Pemuda itu meringis, karena teriakannya tadi bilah pedang Senopati Sakuntala menggores kulit lehernya.

Sanggageni masih terengah-engah. Belum pernah ia lakukan sebelumnya membelokkan gelombang api. Kini ia dihadapkan pada situasi yang gamang dan sulit. Membiarkan putranya terbunuh dan memenangkan perang, atau menyerahkan diri dan putranya selamat. Perlahan Sanggageni menurunkan pedangnya. Pijar di bilah pedang itu pun padam.

“Bagus! Sudah ku duga kau begitu menyayangi putramu yang tak tahu diri ini!” seru Senopati Sakuntala sinis.
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status