Gebby kali ini tak bisa berkutik saat akhirnya semua berkas yang ia simpan kini diambil kembali oleh Reyhan. Untung saja ada Ana yang bisa meredakan amarah Gebby. "Nak, papa ingin melihat kalian itu akur, tidak saling memarahi seperti ini," ucao Reyhan hampir menangis. Nadira pun terpaksa menahan emosinya pada Gebby demi menghargai sang Papa. Setelah berhasil mendapatkan semua dokumen itu Nadira Reyhan dan juga pengacaranya langsung pergi dari sana. Reyhan minta diantar ke apartemen pribadinya yang sudah kosong. Sebelumnya apartemen itu disewakan namun karena kontraknya sudah habis sekarang apartemen itu kosong."Nad, maafkan papa ya kata-kata Gebby tadi pasti membuat kamu sangat sakit hati.""Nadira ngerti kok, Pa. Mungkin Gebby memang masih dendam pada kami, sebab termakan pada ucapan mamanya dulu. Yang jelas Nadira dan Rashi sama sekali gak pernah ada niatan untuk merebut apa yang menjadi hak Gebby. Bagi Nadira bisa ketemu dan merawat papa sudah cukup membuat Nadira bahagia.""Se
"Luna, aku datang untuk minta maaf sama kamu. Aku harap kamu sudahi saja semua rasa sakit hatimu selama ini. Gebby sangat ingin kamu sembuh dan dia juga ingin merawatmu," ucap Reyhan hari itu di hadapan Luna. Setelah sekian lama, Reyhan akhirnya bersedia menjenguk Luna lagi. Ia berharap Luna mengerti dengan maksud kedatangannnya itu."Kamu, kamu yang bawa pergi anakku, kan? Mana anakkuu?" jerit Luna dengan wajah memerah karena marah. "Maaf, Lun! Aku minta maaf. Kamu harus tahu kalau Gebby sudah dewasa sekarang. Dia bahkan sudah menjenguk kamu beberapa kali," jelas Reyhan. Reyhan sadar, berapa kalipun ia berusaha menjelaskan, Luna tak akan bisa langsung mengerti. Kondisi kejiwaannya sangat parah, sikapnya berubah drastis menjadi impulsif."Kamu! Kamu buat aku dipenjara! Jahat, kamu dan orang-orang jahat itu bersekongkol untuk menjatuhkan aku!" pekik Luna lagi. Reyhan pasrah, Luna memang benar-benar sulit untuk mengerti.Reyhan pun memilih pergi dari sana dibantu oleh Nadira yang sejak
Indah dan Edwan lagi-lagi dibuat terkejut akan kemunculan Danang. Mungkin ini semua memang sudah rencana Tuhan, Rashi dipertemukan kembali dengan kedua orang tuanya itu dengan cara yang tak terduga.Secara naluriah, manusia pastilah punya perasaan cinta kasih. Meski ketakutan di hatinya ada karena perasaan bersalah akibat tindakan di masa lalu, orang tua tetaplah ingin tahu bagaimana kabar anaknya. Ternyata selama beberapa waktu ini Danang memang rutin melintas area tempat usaha Rashi. Membaca nama butik itu membuat Danang teringat pada nama anaknya. Belum lagi secara tidak sengaja ia pernah melihat Indah di sana. Perasaannya mengatakan bahwa itu adalah tempat usaha yang dimiliki oleh anaknya yang selama ini diasuh oleh Indah.Danang mencoba mengintai untuk bisa melihat wajah putrinya yang sudah sangat lama ia tinggalkan, namun ia tak mau menunjukkan diri secara langsung. Kini malah ia yang kepergok oleh putrinya sendiri."Mas Danang, Rashi tidak mungkin membenci kamu. Kita sudah sama
Dua bulan telah berlalu, kini Gebby bisa tertawa lepas karena akhirnya Luna bisa ia bawa pulang. Roses panjang dan agak ribet itu akhirnya membuahkan hasil juga.Ana memeluk putrinya itu dengan tangis bahagia. Sekian lama putrinya terbelenggu dan harus menjalani hidup yang berat, akhirnya kini terlepas.Dokter dan pihak yayasan memberikan beberapa aturan dalam perawatan Luna di rumah, yang terpenting adalah jangan sampai nantinya Luna bertindak tak terkendali sampai mencelakai orang lain. Jika hal itu terjadi maka Gebby yang harus bertanggung jawab dan bukan lagi pihak yayasan. Gebby sudah menyetujui itu semua, yang terpenting baginya sekarang adalah ia bisa segera membawa mamanya itu pulang ke rumah. Setelah itu baru nanti akan dipikirkan tindakan selanjutnya.Gebby sudah mencari referensi rumah sakit yang terpercaya untuk membantu menangani kasus seperti yang dialami Luna, setelah mendapatkan informasi lengkapnya barulah nanti Gebby akan membawa mamanya itu.Hari itu, Gebby menitipk
Gebby kembali ke rumah dengan perasaan sangat bahagia. Akhirnya ia punya kesempatan besar untuk merebut Melvin dari Nadira.Perlahan ia akan mencuci otak Melvin agar lebih mempercayai dirinya dibandingkan Nadira."Ma ... Nek ... Aku pulang!" ucao Gebby sambil melangkah masuk ke dalam rumah. Ia tak menemukan kedua wanita itu di kamar depan, Gebby pun berusaha mencari sang mama dan neneknya itu ke dapur.Gebby hampir menjerit saat melihat sang mama yang sedang memegang pisau dan bersiap untuk menghujamkan pisau itu ke punggung Ana dari belakang sementara neneknya itu sedang sibuk memasak dan tidak sadar jika di belakangnya ada Luna yang siap menyerang."Mama, stop!" pekik Gebby sambil menerjang tangan mamanya itu, sontak pisau tajam itu terhempas ke lantai dan membuat Ana kaget bukan kepalang."Astaghfirullah ... Ada apa ini?" seru Ana yang terkejut. Sementara itu Luna menggeram marah karena aksinya telah digagalkan."Mama kenapa mau celakain nenek?" tanya Gebby pada Luna. Pisau itu tel
"Hai, Vin!" sapa Gebby pada Melvin. Melvin agak terkejut saat ia melihat Gebby ada di lobby kantornya terlihat sedang menunggu."Oh, hai, Geb!""Aku dari tadi nunggu kamu, loh.""Oh, ya? Bukannya kita belum ada janji untuk bertemu sebelumnya?""Sorry, emang belum. Tapi boleh, dong, kalau aku sesekali datang ke sini untuk sekedar melihat progres kerjasama kita? Lagian aku belum pernah ke sini, aku juga ingin tahu bagaimana sistem kerja di sini.""Ooh ... Oke, boleh aja, kok. Ayo, aku ajak berkeliling," sahut Melvin."Oke," ucap Gebby senang. Ia dan Melvin pun akhirnya mengitari sekitaran kantor dan Melvin menunjukkan bagian demi bagian di kantornya itu. Padahal Gebby tidak terlalu ingin tahu tentang itu tujuan utamanya datang ke kantor Melvin adalah supaya ia dan Melvin bisa punya pertemuan yang intens sehingga Gebby punya peluang untuk bisa semakin dekat dengannya."Padahal kamu ini bisa dikatakan pemula, tapi keren, loh. Kantor kamu bagus, sistem kerja juga bagus. Aku saranin kamu bu
"Pa, mana uangnya yang aku minta? Transfer sekarang juga, lusa aku akan terbang bawa Mama," ucap Gebby pada Reyhan hari itu."Papa cuma bisa kasih kamu lima ratus juta dulu, Geb. Nanti kurangnya beberapa hari lagi, ya!""Log, kok gitu, sih, Pa?" seru Gebby tak senang."Bukannya kamu ya yang maksa untuk segera mencairkan dana investasi ke perusahaan Melvin? Kamu pikir uang di perusahaan kita bisa kamu atur seenaknya?""Ya ampun, Pa, aku tih cuma minta sedikit, apa susahnya sih tinggal transfer?""Semua uang pribadi papa sudah papa masukkan ke deposit berjangka. Hanya bisa diambil pada waktu yang tepat.""Papa sengaja, ya, biar aku gak bisa mintabuang sama Papa? Papa bener-bener tega, ya? Aku itu sedang berusaha supaya mama sembuh, tapi papa malah menghalang-halangi!""Kamu salah, uang papa sudah papa depositokan jauh sebelum kamu berencana mengambil mama kamu dari yayasan itu.""Papa sepertimya emang gak pernah sayang sama aku! Papa selalu aja bikin aku kecewa!""Geb, papa gak ada bila
Suasana kompleks pagi itu dibuat heboh atas penemuan tubuh Luna yang menyedihkan itu. Warga langsung mencari bantuan untuk segera membawa Luna pergi ke rumah sakit karena setelah diperiksa ternyata denyut nadinya masih ada.Gebby dan Ana hanya bisa pasrah, serasa tubuh mereka lemas tak berdaya menghadapi kenyataan itu. Luna kehilangan banyak darah akibat luka di bagian kepalanya. Bahkan mereka berdua tidak tahu kapan kejadian itu terjadi karena malam itu mereka tidur sangat nyenyak. Sebenarnya Gebby sempat terbangun beberapa kali untuk mengecek keadaan mamanya itu namun tidak terjadi apa-apa. Akhirnya setelah larut malam kantuk pengendara dan ia tertidur dengan sangat pulas. Gebby pin menyesal karena membiarkan mamanya itu tidur di lantai dua. Bukan tanpa sebab, mamanya dulu pernah menempati kamar itu, Gebby berharap ingatannya bisa kembali secara perlahan dengan merasakan suasana kamar itu setiap hari.Luna akhirnya tiba di rumah sakit dan langsung ditangani oleh tim medis. Gebby da