Saat Nic sampai menjemput di lokasi yang dikirim Andrea. Gadis itu masih belum siap dan membuat Nic harus menunggu di dalam mobil sampai sepuluh menit lamanya. Nic terus melirik arloji ditangannya, sebentar lagi pesta akan dimulai dan masih belum ada tanda-tanda dari Andrea akan selesai. Nic melihat toko yang berada diseberangnya, dengan rasa kesal ia pun turun dari mobil, dan berjalan cepat memasuki toko tempat Andrea berada.
“Selamat dat—”
Sapaan pegawai toko langsung terhenti begitu tahu siapa yang memasuki toko. Mereka segera menundukkan kepalanya sopan begitu melihat Nic, kembali menyapanya seraya menawarkan bantuan.
Nic mengabaikannya ia berjalan melewati pegawai yang menyapanya seolah tidak melihat mereka dan segera mencari Andrea masuk ke dalam.
“Andrea mau sampai kapan kau disini? Kita sudah hampir telat!” kata Nic dengan tidak sabar begitu melihat Andrea.
Beberapa pegawai yang berada tidak jauh dari Andrea langsung terperanjat meliha
terima kasih telah membaca. maaf akhir2 ini akan jarang update karena sedang ada kesibukan tapi aku bakal selalu sempetin untuk update cerita ini :)
Diane memberikan tatapan menyeledik pada Andrea, melihatnya dari atas sampai bawah dan kembali lagi ke atas dengan ekspresi yang sulit diartikan. Tapi Andrea tahu tatapan judge yang diberikan olehnya terlihat sangat jelas. Diane semakin mendekat ke arah Andrea, dan Andrea semakin memutus jarak mereka ia tidak mau dekat-dekat dengan anjing yang berada dipelukannya. “Namanya siapa?” tanya Diane mencondongkan wajahnya. Dengan wajah sedikit risih, Andrea menjawab, “Andrea.” Diane menautkan alisnya saat melihat Andrea berusaha menjauhinya. “Kau kenapa? Kau takut dengan dia?” tanpa bersalah Diane malah menyodorkan anjing miliknya ke hadapan Andrea. Andrea tersentak dengan gerakan Diane membuat Andrea melihat anjingnya berada tepat di depan wajahnya membuat tubuhnya terhuyung kebelakang dan berteriak kaget. Pekikan Andrea membuat orang-orang refleks melihat ke arahnya. Beruntung tangan Nic masih berada dipinggangnya, jadi Nic menahan tubuh Andrea aga
Andrea kesulitan mencari kamar mandi dirumah yang ramai dan cukup besar ini, sementara dirinya terlalu malu untuk bertanya pada orang yang tengah sibuk dengan urusannya. Andrea pun mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Andrea terus berjalan dan secara tidak sadar ia sudah berada di taman belakang rumah ini. Taman itu tidak di datangi banyak orang, hanya beberapa yang orang yang sepertinya bernasib sama seperti Andrea. Andrea mencari orang yang tepat untuk ia tanyai, matanya bertemu dengan seorang pria jangkung, bersurai hitam, dan memakai pakaian hitam sama sepertinya. Tidak sadar Andrea tersenyum, ternyata ia tidak sendirian memakai pakaian gelap diacara sore yang cerah ini. Andrea pun menghampiri pria itu yang tengah bersandar sembari memakan sebuah kue ditangannya. “Sepertinya bukan saya saja yang memakai pakaian diacara ini,” kata Andrea begitu berada di dekat pria itu. Pria yang mengenakan kemeja hitam terperanjat dengan kedatangan Andrea yang tib
Pupil mata Nic melebar sempurna, kedua tangannya refleks mengempal mendengar perkataan kakaknya Nathan yang brengsek itu. Nic sudah jengkel dengan sikap Nathan yang selalu mempermainkannya, dan untuk kali ini ia tidak akan membiarkan Nathan menyentuh apa yang akan menjadi miliknya. Tidak seperti yang sudah-sudah. Nic lalu memotong jarak antara dirinya dan Nathan, memastikan pria itu mendengarkan kata-katanya dengan jelas. “Dengar Nathan, sekali kau mencoba menyentuh Andrea akan aku bongkar semua kebrengsekanmu itu dan kali ini aku tidak main-main,” Nic mengatakan itu dengan serius menatap lurus Nathan. “Dia milikku dan akan selalu begitu. Aku bukan lagi Nic kecil yang bisa kau bodohi dan kau permainkan selamanya, jadi diam saja dan pulanglah ke Italia temui kekasih gelapmu itu. Jangan mengacaukan rencanaku!” Bukan takut akan ancaman Nic, Nathan malah terkekeh kecil. Ia memiringkan wajahnya mengamati ekspresi Nic. “Permainan apa lagi yang sedang kau buat Nic?
Sebagian orang sudah mengira Tatiana mengadakan pesta minum teh secara mendadak karena ingin memperkenalkan calon isteri Nic dan juga sebagai cara pengalihan gosip, dan sebagian lagi tidak berpikir apa-apa karena mereka sudah terbiasa dengan undangan mendadak dari para bangsawan atau kalangan atas lainnya. Tapi sepertinya acara ini memang dibuat untuk Andrea. Tatiana ingin melihat langsung bagaimana seorang Andrea calon isteri Nic yang baru ia ketahui pagi ini. Karena tadi pagi ia sangat marah begitu berita itu dikonfrimasi benar oleh Nic dan anaknya Alex. Oleh karena itu Tatiana membuat acara ini tanpa berpikir dua kali, ia ingin tahu bagaimana Andrea menghadapi orang-orang sepertinya karena sudah jelas mereka sangat berbeda meski Andrea termasuk kalangan atas. Tapi kelas mereka jelas berbeda. Dan sesuai dugaannya, Alex dan Fiona menikahkan Nic hanya untuk membersihkan nama baik mereka yang sudah tercemar karena aib yang dibawa oleh Nic. Tatiana marah da
Brianna menatap Andrea tepat di matanya saat Andrea berjalan mendekatinya, terdapat percikan rasa takut yang keluar di dalam tubuhnya saat Andrea sudah berada di hadapannya. Ekspresi Andrea datar tapi tatapannya begitu memicing tajam, seperti ada sesuatu yang sedang Andrea tahan dan ia keluarkan melalui tatapannya. “Aku tidak tahu apa yang membuatmu bisa berpikir seperti itu, aku? Hamil?” Andrea tertawa sinis, mendengar kata hamil yang terdengar sangat menggelikan di telinganya. Orang di sekitar Andrea mulai menatap aneh dirinya, perubahan sifat Andrea terlalu cepat membuat orang-orang bingung menilai kepribadiannya. Sedetik sebelumnya Andrea hanya terdiam kaku mendengar semua orang membicarakannya, dan detik selanjutnya ia tampak marah hanya dengan pertanyaan yang dilontarkan Brianna. “Tentu saja, apa lagi yang dilakukan oleh wanita dan pria di club malam? Membaca buku cerita?” Brianna menantang Andrea lewat perkatannya. “Betul, wanita yang bai
Derap langkah Nic terdengar begitu cepat mengikuti Andrea, saat tangan gadis itu ditarik paksa oleh Tatiana untuk dibawa pergi. Suasana pesta teh yang seharusnya tenang dan syahdu sore ini mendadak berubah menjadi suram. Perdebatan antara Andrea dan Brianna memicu amarah dari tuan rumah, Tatiana. Tatiana sudah tidak bisa menoleran sikap Andrea lagi. Ini pertama kalinya Tatiana bertemu dengan gadis itu, tapi ekspetasi yang ia harapkan dari gadis seperti Andrea sangat berbeda jauh. Tatiana sangat tahu orang seperti Andrea pasti sangat asing dengan etiket kebangsawanan, tapi Tatiana tidak melihat Andrea menjaga sikapnnya untuk menutupi ketidak tahuannya dan malah bersikap berani dan sok tahu. Perkataan Andrea tadi membuatnya sangat malu untuk mengakui Andrea sebagai calon isteri Nic. Meski hanya kata ‘seks’, tapi itu adalah hal yang sangat vulgar diucapkan di acara seperti sekarang dan haram bagi wanita bangsawan mengatakan itu di depan umum. Karena mereka akan terlihat
“Kau sengaja ya?” Nic yang tengah fokus menyetir melirik ke arah Andrea yang tiba-tiba bersuara. Setelah meninggalkan kediaman Tatiana, Andrea menjadi lebih diam. Seperti tenaganya telah terkuras karena perdebatan tadi, bahkan ia berjalan mendahului Nic dan tidak melihat ke arahnya sama sekali. Dan saat mereka sudah berada di dalam mobil, Andrea kembali memalingkan wajahnya menghadap kaca mobil. Dan baru sekarang ia berbicara saat mobil yang di kendarai Nic hampir sampai rumah Andrea. “Maksudmu?” Andrea lantas membenarkan posisi duduknya menghadap Nic yang kini fokusnya sudah terbelah menjadi dua, antara melihat Andrea dan jalanan yang ada di depannya. “Menaruhku di tengah-tengah mereka, Kau sengaja ingin melihatku dicemooh oleh banyak orang?” tanya Andrea lagi. Kini emosi Andrea kembali muncul di permukaan setelah ia menenangkan dirinya dalam diam tadi. “Tidak.” “Lalu kenapa kau tidak menghampiriku?!” kata Andrea setengah berteriak. W
Andrea melangkah memasuki rumahnya saat waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Karena begitu Andrea turun dari mobil Nic tadi sore dengan keadaan mood yang berantakan, Andrea langsung menghubungi Sasha dan memintanya untuk mengantarkan mobil Andrea di club Minnerva. Awalnya Andrea hanya ingin minum sendirian karena ia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya karena kejadian acara minum teh sore tadi, tapi begitu Sasha datang Andrea langsung menumpahkan segala kekesalannya pada Sasha. Sasha menemani Andrea sembari mendengarkan semua ceritanya dengan seksama. Sampai akhirnya Sasha menyuruh Andrea berhenti minum dan pulang untuk beristirahat sebelum Andrea benar-benar mabuk dan membuat masalah. Dengan paksaan Sasha pun mengantarkan Andrea pulang ke rumah. Saat Andrea sampai di dalam rumah, seluruh anggota keluarganya termasuk kakaknya Rachel dan suaminya Devan ada di sana menunggunya di ruang keluarga. Andrea yang setengah mabuk memicingkan matanya bingung, ia men