Share

Bab. 7

last update Last Updated: 2023-01-11 09:41:20

Arina melangkah pasti, memasuki gedung kantor tempatnya dua tahun lebih ini mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Apalagi yang dilihatnya kemarin malam cukuplah memantapkan hatinya untuk terus melangkah tanpa melihat kembali ke belakang apalagi menunggu masa lalu yang mulai mengganggu.

Ditaruhnya tas pada meja kerja, tak dilihat lagi Wiwid pagi ini, ya hari ini Wiwid akan lamaran. Sebentar lagi sahabatnya itu akan dipersunting pria pujaannya yang tentunya saling mencintai, tak seperti dirinya yang menikah karna dijodohkan lalu berpisah karna hanya dirinya yang berusaha mencintai.

Semoga kebahagian dan kebaikan menaungi rumah tangga sahabatnya itu. Do’a tulus terucap dari dalam hati Arina.

Arina berjalan menuju pantri bawah, pantri khusus staf, dibawanya gelas keramik berwarna putih untuk diisi air minum, saat berjalan menuju pantri, dari arah pintu tengah yang dekat tangga menuju lantai atas, muncul Damar dengan kemeja hem warna biru cerah  dengan celana kain warna hitam sembari menenteng jas tas laptop. Nampak gagah dan rupawan, sedetik Arina berdesir juga namun segera dialihkan pandangan seolah tak mengenal. Ringan langkah Arina tanpa memperdulikan tatapan tajam Damar dan tanpa salah tingkah seperti biasa.

Hujan dan gerimis tak lagi sering menyapa bumi, pelan berganti cahaya mentari yang mulai terik memberikan hawa panas tak hanya pada bumi yang dipijak manusia namun juga pada penghuninya, sepert pada Damar, rasa panas sudah menjalar di kepala dan hatinya demi melihat Arina yang nampak sumringah di boncengan pria itu sepulang dari mall.

Damar bergegas mengikutinya saat itu, namun kehilangan jejak saat di perempatan lampu merah. Damar mengumpati macet yang seolah tak ada habisnya.

Tak diperdulikan Yasmin yang langsung duduk dihadapannya saat itu.

“Lho mau kemana mas?” Yasmin heran saat Damar menggeser kursinya dan terburu hendak keluar.

“Mas tunggu, aku kangen sama kamu, baru ketemu juga. Susah banget ketemu kamu sekarang Mas.” Yasmin menahan lengan Damar saat itu. Hatinya masih berdesir kala bersentuhan, bahkan semakin menambah rasa kagumnya pada pria ini yang tampak dewasa dari terakhir mereka bertemu.

“Sory, mamanya anak-anak lagi tungguin.” Damar melepas cekalan Yasmin dan segera mengambil bungkusan sop konro yang tadi dipesannya.

Meninggalkan Yasmin yang melongo dengan seribu tanya.

“Anak? Mas Damar udah nikah lagi?” Yasmin bermonolog sendiri, tak percaya bila Damar sudah menikah lagi dan memilik anak. Dengan siapa menikahnya? Bukankah dulu dirinya sukses membuat kekasihnya itu bercerai dari wanita pilihan ibunya?

Yasmin tertohok. Sudah dua kali Damar menikah namun bukan dirinya yang dipilih.

Kecewa.

Dengan menyibakkan rambut yang dipirang warna coklat, Yasmin memutuskan berjalan ke arah rumah bernyanyi menunggu seseorang yang baru saja dia iyakan ajakan kencannya.

--

“Rin, dipanggil bos Damar  ke ruangan beliu!” Rahma menghampiri meja Arina sambil membawa map, nampaknya baru dari ruangan bos.

Arina menarik nafas panjang, jengah. Namun tetap tersenyum dan mengucap terima kasih pada Rahma, karyawati berambut cepak bagian pengarsipan nota – nota.

“Dipanggil buat lagi coba?” Arina bergumam jengkel.

Suara Damar dari dalam mempersilahkan masuk. Tak mau masuk dengan tangan kosong dan agar tgak jadi perhatian karyawan yang lain, Arina membawa map laporan stok saja, padahal seminggu yang lalu sudah di laporkan.

“Duduk Rin!,” Damar mempersilahkan Arina untuk duduk di sofa panjang dekat jendela.

Tak ingin membantah agar tak terjadi drama, Arina menurut saja berjalan duduk di kursi sambil memangku map berwarna biru yang tadi dibawahnya.

Arina tak lagi menjerit atau protes saat melihat Damar mengunci pintu.

Arina diam menunggu apa yang akan dilakukan pria yang dianggap brengsek ini.

“Puas jalan – jalan sama pria lain?.” datar suara Damar menahan geram.

“Bukan urusan Bapak, kan. Kita punya kehidupan masing – masing.”  Arina tenang tak ingin terpancing.

“Jelas urusan saya Arina, apalagi menyangkut ibu dari anak saya.” Suara Damar rendah dan mulai berjalan kearah sofa.

“Saya tak menganggu kesenangan Bapak dengan wanita pujaan anda kan, jadi tolong tak usah mengrusi saya juga, dengan siapa saya jalan.” Arina mulai gugup mendapati Damar duduk tepat disampingnya.

“Wanita mana?” Suara Damar mulai meninggi, sudah dia duga bila Arina akan menyangka dirinya masih ada hubungan dengan Yasmin.

“Apa perlu saya ingatkan Bapak tentang wanita rambut pirang tempo hari di mall?” Arina berkata jengkel dengan bibir mengerucut yang nampak menggemaskan dimata Damar.

“Saya nggak ada hubungan apa pun dengan Yasmin Rin.” Damar merendahkan suara sambil menatap Arina.

Arina membuang pandang, menghalau rasa gugup.

“Sekarang tak ada hubungan, apa sudah bosan, bukankah dia wanita yang Bapak cintai hingga rela menjatuhkan talak pada saya di hadapannya?.” Arina mulai berkaca.

“Maafkan saya Rin. Sungguh saya menyesal.”

“Bapak tak mencintai saya, bahkan tak menginginkan pernikahan kita, saya kan orang ketiga yang menghalangi kalian bersatu. Mengapa tak menikahi dia saja pak? Agar tak mengganggu saya lagi dan anak saya.”

“Saya cintanya sama kamu Arina.” Pelan Damar mengucapkan, tangannya berusaha menyibak rambut hitam Arina yang menutupi sebagian wajahnya dari samping.

“Tolong jangan biarkan hatimu menerima cinta dari pria lain.” Damar mendekatkan dahinya pada pelipis kanan Arina.

Arina berdesir dan kaget, namun tak bisa berkutik karna pinggangnya telah ditahan tangan besar Damar agar tak bisa bergeser.

“Lepaskan saya, Pak. Jangan buat seperti ini, apa kata orang nanti, saya takut dikira janda gatal yang menggoda pacar orang.” Arina menggeliat, namun Damar enggan melepaskan.

“Kita pulang sama-sama sabtu nanti ke rumah ibu, saya kangen Davian.” Damar menduselkan keningnya pada pipi mulus itu.

“Kangen? Liat saya nggak pernah, aneh saja Bapak bisa kangen pada anak saya.” Arina jengkel.

Damar tersenyum mendengar kejengkelan wanita ini. Wanita yang takkan dilepaskannya.

Cup!

Satu kecupan diberikan pada pipi kanan Arina dan...

“Ih nyebelin, Bapak nyebelin banget, mesum, jangan sentuh – sentuh saya.” Arina mengamuk dan menghujami tububh Damar dengan pukulan bertubi, tentu saja tak rasa sakit bagi Damar. Apalah artinya tenaga dari tubuh mungil Arina dibanding tubuh tinggi dan bidang miliknya.

Arina terisak.

“Bapak udah lecehin saya,”

Damar semakin mengeratkan pelukan. Bukan begitu maksud Damar. Namun rasa cinta yang semakin membuncah dan rasa cemburu pada Alan yang membuatnya bertindak diluar kesopanan.

“Saya cinta sama kamu Arina, saya ingin kamu dan Davian kembali dan kita beri keluarga yang utuh untuk Davian, jangan biarkan anak kita memanggil papa pada pria lain. Saya tak rela Arina.” Damar memejamkan mata, menyesap aroma mint dari tubuh mantan istrinya itu.

Arina semakin terisak, dan Damar semakin mengeratkan pelukan, menumpahkan rasa sayangnya yang membuncah.

“Tolong jangan nangis lagi sayang.” Damar mengecupi sekali lagi yang mendapat pukulan sekali lagi juga.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
cataleyaa
udah dicampakkan, terhinakan..masih mau balik lagi? itu krn yasmin ga sesuai ekspektasinya..coba yasminnya bak malaikat, ga bakal deh kamu di rayu lagi...ga jafi lanjut deh..sayang koin..endingnya udah ketebak...sampahnya dipungut lagi sepertinya...wkkw
goodnovel comment avatar
Yanti Keke
pukulan sayang mah ituuhhhh hhhhhh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 99

    “Nakal, nggak anak ayah hari ini, hum?” Danu dekati dan mencium bertubi perut membola Abel yang tampak semakin membuatnya seksi. “Nakal, Mas, aku dibikin muntah sampai tiga kali.” Keluh Abel sambil bersandar di sofa ruang tamu rumah pribadinya. Hari ini cuti Danu akan berakhir, besok sudah harus balik lagi ke Papua. Untuk bekerja dan mengajukan surat mutasi, agar kiranya bisa dipindahkan ke kantor pusat di Jakarta saja. agar tak jauh jika harus bolak balik melihat istri dan ibunya. Danu baru saja kembali, dia tadi habis mengecek pembangunan rumah kost-kostan yang didirikan di lahan yang dulu rumahnya berdiri. Mereka memutuskan tinggal di rumah peninggalan orang tua Abel. Gajinya yang lebih dari cukup di pertambangan juga penghasilan Abel dari membantu mertuan di toko baju, mereka gunakan untuk merenovasi rumah kecil Abel dulu, sekarang menajfi dua lantai dengan empat kamar. Dua kamar di atas, dan dua kamar di bawah. Abel merasa nyaman sudah kembali tinggal di kotanya, dekat dengan me

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 98

    Hera terkejut bukan main, melihat laporan keuangan perusahaan yang ia rebut dari pak Subroto. Sudah lima bulan ini penghasilan mereka minus terus. Namun bulan ini yang paling parah, bahkan Hera sudah merumahkan sebagian karyawannya, karna tak adanya proyek yang didapat. Padahal suaminya, Arham sering dinas keluar kota demi melobi proyek di daerah.Hera mulai curiga pada ayah dari putranya itu. Benarkah selama ini Arham jalan dinas, atau jalan yang lainnya. Lalu diam-diam ia mulai menyelidiki tingkah laku suaminya di luar sana.Ia coba menelpon nomor suaminya namun lagi-lagi tidak aktif. Alasan Arham jika dinas luar, sinyal di daerah tersebut kurang bagus, harus ganti kartu lagi dengan provider yang berbeda, kilah Arham, saat Hera bertanya mengapa ponselnya tak aktif.Selain alasan sinyal kurang, tentu hantaman seks di kemaluan Hera, juga jadi senjata ampuh Arham untuk mengambalikan mood istrinya itu lagi. Istri yang ia bodohi setahun ini. Hera rela meninggalkan pak Subroto yang ulet b

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 97

    Hari ini ada pengajian kompleks menyambut tahun baru hijriah. Pengajian dan ceramah di laksanakan di gedung serbaguna yang ta jauh dari kompleks itu, sengaja di lakukan di gedung sebab panitia mengundang banyak majelis taklim dan masyarakat sekitar.Ramai hari itu ibu-ibu yang hadir, semuanya nampak cantik dalam balutan busana muslimah. Tak terkecuali dengan Helena, ia ikut dengan saran ibu-ibu di kompleksnya agar mereka semua menggunakan gamis seragam pengajian mereka. Gamis panjang warna putih dengan jilbab lebar warna ungu muda. Helena nampak manis. Tadi sempat pak Subroto memberinya kecupan sayang di dahi dan bibirnya sebelum mereka turun dari mobil dan masuk ke gedung, sementara did alam gedung sana mereka harus berpisah. Pak Subroto dengan rombongan bapak-bapak dan Helena bersama ibu-ibu rombongan pengajian.Tak hanya ibu-ibu pengajiandi kompleks itu saja yang diundang, namun ada juga dari kompleks lain. Pokoknya ibu-ibu berdandan secetar mungkin. Ada yang sengaja datang memang

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 96

    Sudah tiga bulan ini Bara terbaring di rumah sakit, akibat kecelakaan yang menimpanya. Kedua kakinya mengalami kelumpuhan, tangan sebelah kirinya mengalami patah tulang, alat vitalnya bahkan harus di potong karna tertancap beling tajam dari pecahan kaca depan, bahkan tulang lehernya harus dioperasi tiga kali agar bisa lurus kembali, jangan ditanya dengan giginya, hampir semua giginya hancur karna benturan yang sangat kuat tepat di bagian wajahnya. Wajah tampannya yang dulu memikat Helena dan perempuan lainnya kini hancur tak terbentuk, organ tubuhnya yang gagah dengan ukuran yang cukup panjang dan besar yang dulu ia gunakan untuk memuaskan perempuan lain dan bahkan buat Helena yang ingin setia pada pak subroto jadi selingkuh kiri kanan karna tergila-gila itu, kini sudah tak dapat ia fungsikan. Bahkan untuk buang air kecil dan besar saja Bara harus di bantu.Rasanya lebih baik mati saja daripada hidup namun menderita luar biasa seperti ini.Bara menangis tanpa bisa mengeluarkan suara,

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 95

    Penolakan Firda pada Bara buat lelaki itu, tak lagi mengantar jemput Firda bila ingin pulang melihat anaknya. Bukan apa-apa, masa lalu Bara yang buruk dalam rumah tangganya jadi pertimbangan Firda untuk menerima pria yang agak mirip dengan almarhum suaminya itu.“Saya janda, Pak. Nggak enak kalau Bapak sering antarin saya, dan saya mohon, jangan ajarin Gavin lagi untuk manggil papa sama Bapak,” ucapan Firda tempo hari terngiang kembali di telinganya. Bara tak ingin memaksa, meski ada rasa tertarik pada Firda yang berwajah ayu itu. namun bayangan Gavin yang memanggilnya papa, buat hatinya menghangat dan tiba-tiba malam ini dia teringat dengan kandungan Helena. Bila ditarik waktunya, Helena sudah melahirkan tiga bulan lalu, begitu pikir Bara, namun mengapa wanita itu tak juga menghubunginya, padahal Bara yakin anaknya yang Helena kandung adalah benihnya, bukan benih bandot tua itu.Bara tiba-tiba tergelitik, ingin menghubungi nomor Helena, ingin menanyakan kabar bayi mereka.___________

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 94

    Abel berdebar dengan hebatnya, saat ia menunggu suaminya di dalam kamar. Ini pernikahannya yang kedua, namun ini adalah pertama kalinya akan melewati malam pertama. Malam pertama dengan suami kedua ceritanya.Jam sepuluh pagi tadi Danu sudah menghalalkan Abel dalam akad nikah yang sakral dan begitu syahdu, status Abel yang sudah yatim piatu membuat banyak orang menitikkan air mata. Andai orang tuanya masih hidup, tentu mereka bahagia luar biasa, sebab yang meminang putrinya adalah pria baik-baik yang selama ini menjadi tetangga mereka sendiri, laki-laki yang begitu terjaga adabnya, meski godaan sebagai pekerja tambang juga luar biasa. Bukan hanya anak gadis, bahkan ada istri orang yang pernah terang-terangan mengungkapkan perasaannya pada Danu, namun laki-laki ini juga punya prinsip sendiri.Danu juga bukan laki-laki yang terjaga sholat lima waktunya, namun sebisa mungkin ia tetap menunaikan sholat yang bisa ia dapat. Sebab pekerjaannya sebagai mekanik alat berat di perusahaan tembaga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status