Share

22. Percakapan Telepon

Tiara menyentuh pipinya yang terasa panas. Tidak ada air mata kesedihan yang ada hanyalah sebuah kekesalan dan amarah yang menumpuk menjadi satu. Bari berjalan ke arah pintu, membuka pintu itu dengan lebar.

"Keluar! Gue bilang keluar!" bentaknya dengan amarah yang sama besarnya. Tiara berjalan menuju pintu, lalu berhenti tepat di depan lelaki itu; mantan calon adik iparnya.

"Harusnya otak kamu dipakai dengan benar. Semua ini terjadi karena kamu, bukan karena saya. Saya juga tidak mau hamil anak dari lelaki baji*gan seperti kamu, tapi saya juga gak mungkin menggugurkannya. Heh, syukurlah, Rumi selamat. Kamu memang tidak pantas mendapatkan cinta dari perempuan manapun!" Tiara berlalu keluar dari kamar Baru, lalu berjalan menuju lift.

Brak!

Bari membanting pintu dengan kasar.

"Sial! Sial! Kenapa harus dia yang hamil anakku Tuhan? Kenapa bukan Rumi?!"

Bugh!

Bugh!

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
novi zubaidah
lho. habis ena2 ma ankanya .. bpknya d embat juga .gila... bgt tu cewek mirip pecun
goodnovel comment avatar
Sri Ari Dona
nunggu gratisan
goodnovel comment avatar
Dite
ini rumi bari sama2 orang gak tahu diri, sabar amat yak pak angkasa.. mendingan sih ceraikan aja.. kayak gak ada cewe lain yg lebih baik dan sholehah aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status