Share

BAB 13B

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2024-07-15 21:26:35

Tak butuh waktu terlalu lama dari masjid besar di tepi jalan raya tadi, Meira dan Aldo sudah sampai di rumah Dina. Rumah khas pedesaan berbentuk Limas dengan beragam tanaman di halaman. Meira tersenyum tipis menatap rumah yang sebagain besar berbahan kayu itu.

"Ini rumah kami, Mbak. Sederhana dan penuh kenangan, makanya ibu nggak mau mengubahnya menjadi rumah kekinian." Dina nyengir saat memarkirkan motornya di samping taman.

"Malah enak, Din. Damai, nyaman dan tenang khas pedesaan." Lagi-lagi Dina tersenyum tipis lalu mengajak Meira dan Aldo masuk.

Ibu tiba-tiba muncul di ambang pintu. Dengan ramahnya wanita lebih dari setengah abad itu memeluk Meira dan Aldo lalu mempersilakan mereka masuk ke ruang keluarga.

"Buatkan teh hangat, Din. Ada susu kotak di kulkas, Aldo pasti mau ya?" Lasmi tersenyum tipis pada Aldo yang masih bergelayut manja di lengan bundanya. Tak membalas pertanyaan Lasmi, jagoan kecil itu mendongak ke arah bundanya lebih dulu. Setelah yakin jika sang bunda mengiz
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Amie Novandi
knp air mata netes yah
goodnovel comment avatar
Fajri Dy
bagus mengharukan
goodnovel comment avatar
hasunah setia
rasain baim, sekarang kamu bingung
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 318

    Detik ini, suasana Jogja kembali dinikmati Hanum. Tak hanya makanan khas di kota itu, tapi juga lingkungan yang cukup nyaman dan tenteram. Semilir angin yang berbeda dia rasakan jua. Hanum memejamkan mata sesaat, menikmati hembusan angin pagi setelah sampai di rumah mertuanya. Rumah berlantai dua yang terlihat megah dan gagah. Dua satpam menyapanya ramah. Sopir pribadi mertuanya pun tersenyum tipis seraya mengangguk pelan. Asisten rumah tangga di sana juga menyambutnya dengan senyum dan keramahan yang sama. Tak terkecuali kakak iparnya, Raka dan Meira. Bahkan Aldo dan Dee anak mereka pun menghambur ke pelukan Hanum. "Eh, hati-hati, Sayang. Tante Hanum juga hamil kaya bunda. Ada adek bayi di perutnya." Sundari menasehati kedua cucunya. Meski Aldo anak Meira dengan suami pertamanya, tapi bagi Sundari dan Wicaksono, Aldo tetaplah cucu mereka. Keduanya pun sangat menyayangi jagoan kecil itu. Tak ada yang membedakan. Aldo mendapatkan cinta dan kasih sayang dari ayah sambung dan kakek ne

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 317

    Hari ini, Sundari dan Wicaksono akan berkunjung ke rumah orang tua kandung Meira. Selain besan, Adrian juga sahabat dekat Wicaksono sejak mereka sama-sama di bangku kuliah. Mereka menjalankan bisnis bersama sampai akhirnya sama-sama sukses.Beberapa oleh-oleh sudah dimasukkan ke bagasi. Wicaksono sudah menunggu di teras, sementara Sundari masih merapikan hijabnya. Tak selang lama sepasang suami istri itu sudah siap. Mereka berangkat ke rumah besan diantar oleh Pak Slamet. "Kita jadi jenguk Mbak Rena, Mas?" tanya Hanum sembari merapikan lemari pakaiannya yang sedikit berantakan. "Terserah kamu, Sayang. Kalau nggak juga nggak apa-apa. Ngamuk pula nanti kalau dia lihat kita ke sana. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa," balas Ken masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. "Tapi aku baca status WhatsAppnya tadi katanya dia diperbolehkan pulang hari ini. Masa kita nggak jenguk, Mas?" Hanum mendongak lalu menyiapkan baju ganti untuk suaminya. "Nggak jenguk juga nggak masalah, Sayang

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 316

    "Assalamualaikum." Salam terdengar dan semua yang duduk di ruang tamu itu pun membalas salamnya. Tak hanya Rudy yang kaget melihat tamu itu, tapi juga Ken dan Hanum. Mereka saling tatap lalu Rudy meminta Hanum duduk kembali saat menantunya itu akan menyambut tamunya. "Biar bapak saja. Kamu ajak ngobrol mama dan papa dulu, Num," pinta Rudy sembari beranjak dari sofa. Laki-laki itu menatap tajam ke arah tamunya lalu menarik pergelangan tangan perempuan itu untuk menjauh. Di bawah pohon mangga halaman rumah, Rudy menghempaskan tangan perempuan itu. "Aku sudah cukup sabar selama ini, War. Bahkan setelah kujatuhkan talak pun, aku masih mengurusi tempat tinggal dan jatah iddahmu. Jangan bikin aku semakin muak dan menjadi mantan suami yang tega. Mau apalagi datang ke sini?" sentak Rudy tak terima kedatangan mantan istrinya itu. Rudy yakin Mawar sengaja datang tepat di saat kedua orang tua Ken berkunjung. Entah apa rencananya, tapi Rudy yakin jika itu rencana yang buruk. "Kamu apa-apaan

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 315

    "Kenapa, Ken?!" pekik Sundari yang spontan memeluk menantunya lebih erat. "Hati-hati, Mas. Ada apa?" Hanum ikut bertanya. "Astaghfirullah. Ada kucing nyebrang tiba-tiba. Maaf, Ma, Pa, Sayang. Itu kucingnya sudah diseberang," tunjuk Ken ke seberang jalan. Seperti yang lain, Ken pun berdebar tak karuan. Dia nyaris menabrak kucing itu kalau nggak mengerem mendadak tadi. Jantungnya berdegup kencang. Ken memilih menepikan mobilnya lebih dulu untuk menetralkan debar dadanya. "Atau papa yang gantiin nyetir?" Wicaksono menawarkan. "Nggak, Pa. Tadi memang aku agak kurang fokus, makanya sedikit oleng saat ada kucing." Ken kembali melajukan mobilnya perlahan. "Kenapa kurang fokus? Ada masalah di kantor?" tanya Wicaksono lagi. Sundari mengusap punggung Hanum beberapa kali untuk menenangkan. Tak lupa mengusap perut menantunya yang makin membuncit itu. "Sudah nggak apa-apa," ujar Sundari pada Hanum. Kedua perempuan itu pun saling tatap lalu sama-sama tersenyum. "Nggak ada masalah, Pa. Cuma

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 314

    Jarum jam menunjuk angka tujuh pagi. Suasana di rumah Ken cukup berbeda kali ini. Kemarin sore, papa dan mamanya datang dari Jogja untuk menjenguk mereka, sekalian akan berkunjung ke rumah besan. "Akhirnya mama merasakan kembali masakan Hanum," ujar Sundari di ruang makan. Hanum tersenyum, sembari menuangkan air putih ke gelas mertuanya. Dia sengaja menyiapkan sarapan pagi untuk mereka hari ini. Ada soto, rawon dan ayam goreng. Dibantu Bi Santi membuat sate telur puyuh, perkedel dan beberapa gorengan. "Kangen ya, Ma?" Ken menimpali. "Kangen banget. Nggak cuma masakannya yang bikin kangen, tapi orangnya juga. Bulan depan mama sudah longgar, nggak banyak kegiatan. Makanya, pengin ajak Hanum keliling Jogja. Nanti kalian bareng mama sama papa ke Jogja ya? Kita adakan acara empat bulanan Hanum sama tujuh bulanan Mbak Meira sekalian di sana biar makin seru," ujar Sundari begitu bersemangat. Ken menatap Hanum beberapa saat lalu sama-sama tersenyum. "Iya, Ma. Kan sejak awal juga begitu

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 313

    Malam ini langit terlihat lebih cerah dengan hiasan beragam bintang. Malam pertama setelah Mawar pergi dari rumah yang sudah lebih dari 10 tahun dia tinggali. Rudy baru keluar dari pintu dengan secangkir teh hangat dan pisang goreng yang dibelinya di warung tadi. Dia memilih duduk di teras sembari menikmati cerahnya langit dan lalu lalang kendaraan di depan rumah. Sesekali terdengar suara tawa dari pos ronda yang tak jauh dari rumahnya. Baru menyeruput tehnya, tiba-tiba terdengar dering handphonenya di ruang tengah. Perlahan Rudy bangkit dari kursi lalu melangkah ke sofa ruang keluarga. Handphone masih menyala dengan seringnya yang nyaris usai. Senyum pria lebih dari setengah abad itu pun tampak jelas di sudut bibir. Anak kesayangannya memanggil, membuatnya lebih tenang tiap kali mendengar suara merdunya. "Assalamualaikum, Pak. Bapak lagi ngapain? Sudah makan?" tanya Hanum terdengar semringah dari seberang. "Wa'alaikumsalam, Num. Bapak lagi ngeteh sama makan pisang goreng di teras.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status