Share

14. Menuju Masa Lalu

"Enggak!" tangkis Cintia. "Yang benar saja, kita usah di sini loh, sudah di depan mata. Masa mau langsung pergi begitu aja. Ayo masuk," imbuhnya lagi sambil membuka pintu mobil dan berjalan menuju restoran itu. Aku dan Muti hanya berpandangan kemudian menyusulnya.

"Dia pasti sangat lapar. Dia kan tidak bisa jinak kalau lagi lapar."

"Setuju," aku menimpali. "Kalau dipikir sih harusnya kita sih yang lebih lapar. Bayangkan dari malam kita mengurus ini."

"Emangnya kita mengurus apa?"

"Mut ...."

"Iya, iya bercanda."

Kami lalu masuk dalam restoran itu dan mulai memesan. Mata Cintia menjelajah setiap sudut untuk memastikan ada tempat bagi kami. Cintia terlihat seperti mata-mata yang mengawasi setiap tempat para pengunjung. Ia melihat sebuah meja, sebuah 'target' katanya.

"Di sana sepertinya sudah mau selesai, aku akan duduk di sana untuk menjaga tempat itu," bisiknya padaku.

"Good job! sana, sana," balasku menyetujui. Cintia

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status