Share

25. Bukit Tepi Laut

Delia terus mengayuh sepeda, raut wajahnya masih begitu syok dengan apa yang baru ia lihat tadi. Bagaimana bisa di siang bolong bertemu hantu sungguh apes nasibnya hari ini batinnya dalam hati. Keringat di dahi terus saja menetes membasahi wajah bulatnya yang tampak lelah. Semilir angin laut terdengar syahdu dan terlihat pohon kelapa yang berjajar rapih di sepanjang jalan. Delia tersenyum ramah pada ibu-ibu yang sedang memunguti kelapa jatuh untuk di jual.

“Baru pulang sekolah?” Ucap seorang ibu yang menyapa Delia dari kejauhan.

“Iya Bu.”

Delia lantas menyapa balik lalu bergegas pergi untuk pulang ke Rumah. Bunyi suara perut mulai terdengar ia begitu lapar bibirnya sampai kering karena menahan haus sedari tadi. Dengan sisa tenaganya Delia berusaha mengayuh sepeda walau kakinya terasa keram karena kelelahan. Sesampainya di Rumah langsung di sambut Bibi Susi yang terheran-heran, penampilan gadis kec

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status