Regulasi MimpiRadit terlihat menyandarkan tubuhnya di penyangga kursi kerja yang ada di dalam kantornya, matanya menerawang, lalu sesekali memutar mutar kursi itu.“Selamat pagi tuan, bagaimana hari minggu anda? apa semuanya berjalan dengan baik?” ucap sekretrais Nade.“Nade, kau sudah datang, baguslah, ada yang harus aku bicarakan denganmu,” ucap Radit yang kemudian menegakkan posisi duduknya.“Apa kau kemarin berhasil mendapatkan file rekaman dari tempat sekretaris pribadi Vero?” tanya Radit.“Saya hingga tadi malam menginap di tempat Mike tuan, saya juga berhasil meminjam laptopnya, namun sepertinya rekaman cctv itu tidak ada di sana. Saya sudah mencarinya berkali kali, bahkan di file yang disembunyikan, tapi saya berhasil mendapatkan ini,” ucap sekretaris Nade yang kemudian meletakkan beberapa lembar foto di meja kerja Radit.“Foto?” tanya Radit.“Saya mendapatkan foto itu dari laptop Mike, lalu mencetaknya, mungkin saja tuan ingin melihat foto itu,” ucap sekretaris Nade.Dengan
Persaingan SengitVero dan Radit terlihat saling melempar pandangan sengit, seolah mata itu ingin saling beradu, menyerang dengan pertarungan mematikan. Entah apa yang akan terjadi, yang jelas dua pria yang bukan dari kalangan biasa itu akan menemui wanita yang sama.“Radit,” bisik Vero.“Untuk apa dia ada di sini, dia akan merusak semuanya,” ucap Vero jauh di dalam hatinya.“Mari kita bertarung secara adil,” ucap Radit di dalam hatinya, seraya tetap memusatkan pandangannya, pandangan tajam, menjurus, menusuk.“Tuan Radit, kau juga di sini?” tanya Vero.“Selamat siang tuan Vero, tidak disangka kita akan bertemu di sini,” ucap Radit yang tentu itu semua adalah sekedar basa basi.Dari ujung jalan terlihat Laura berjalan menuju ke arah mereka berdua, dengan sekretaris Mimih mengikuti dari belakang.“Kalian berdua di sini?” tanya Laura.“Se-selamat siang nona Laura,” ucap Vero berusaha mendapatkan perhatian Laura lebih dulu.“Aku membeli ini untukmu, bunga yang sama cantiknya denganmu,” u
Cincin IndahVero terlihat sibuk di kantornya, kantor Berlian grup, terlihat di sana sekretaris Mike baru saja menerima panggilan telephone.“Baik nyonya, akan segera saya sampaikan,” ucap sekretaris Mike, lalu dia terlihat menutup panggilan telephone itu.“Tu-tuan,” ucap sekretaris Mike sedikit gugup.“Ada apa?” tanya Vero dengan mata masih fokus memeriksa beberapa berkas.“Nyo-nyonya Rose baru saja menghubungi saya, katanya dia akan mendatangi kediaman tuan jika tuan tidak menemuinya. Dia akan membawa tuan muda Noah menemui tuan besar Dipo dan nyonya Anna,” ucap sekretaris Mike. Mendengar hal itu, Vero menghentikan aktifitasnya.“Wanita itu benar benar sudah hilang akal,” ucap Vero kesal.“Beri tahu dia, aku akan menemuinya di akhir pekan,” lanjut Vero.“Baik tuan, akan segera saya sampaikan,” ucap sekretaris Mike.“Saya permisi dulu tuan,” ucap sekretaris Mike yang memberi hormat, lalu meninggalkan ruangan Vero.Vero terdiam, dia benar benar kesal dengan apa yang dilakukan Rose.“A
Pesta Besar Tante ImeldaAwal Prahara BesarLaura terlihat begitu cantik dengan balutan gaun mewah berwarna merah, gaun tanpa lengan dengan model panjang di bagian bawah. Semakin memperlihatkan aura kecantikannya, di tambah lagi dengan make up menawan hasil polesan sang make-up artist ternama. Laura keluar dari kamarnya, berputar di hadapan Radit.“Bagaimana menurutmu, aku sudah terlihat cantik? Apa Vero akan melihatku?” tanya laura.“I-iya, lumayanlah,” ucap Radit.“Apa? lumayan, kau tahu Dit, aku menghabiskan satu jam lebih untuk mendapatkan riasan ini,” ucap Laura kesal seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada.“Kau harus menambah sebuah senyuman, supaya terlihat lebih berwarna,” ucap Radit seraya tersenyum, lalu Laura mengulaskan senyum gigi sempurna.“Ayo kita berangkat, sebentar lagi pesta tante Imelda akan di mulai,” ucap Radit.“Baiklah, seperti rencana kita, aku akan membuat Vero mendatanggiku, lalu aku aku akan berpura pura mabuk, supaya aku bisa meracau habis habisan,
Ciuman DahsyatDi pesta besar tante Imelda yang diadakan di Graha Hotel, rencana Radit dan Laura berhasil, mereka memang ingin membakar api cemburu di hati Vero, untuk menumbuhkan benih benih cinta yang dilingkupi rasa penasaran. Setelah ini, permainan selanjutnya akan dimulai, semakin seru dan menyenangkan. Laura akan terus mempermainkan perasaan Vero, hingga semuanya berjalan seperti yang dia inginkan.Gemuruh tepuk tangan masih belum berhenti, mereka benar benar terpukau dengan tarian Laura dan Radit.“Wah, kalian memang luar biasa. Bagaimana kalian bisa menari sekompak itu? apa kalian sudah sering latihan,” tanya nyonya Anna.“Kami pernah berada di sekolah yang sama,” ucap Radit seraya tersenyum. Dia masih terlihat mengatur nafasnya, menari tentu membutuhkan tenaga dan usaha yang luar biasa.“Benarkah? kalian pernah sekolah di sekolah yang sama?” tanya tante Imelda yang tiba tiba menyahut.“I-iya tante, di Amerika,” ucap Radit gugup.“Bisnis? Kau ke Amerika untuk belajar bisnis pe
Kenangan sebuah ciuman pansRadit menggendong tubuh Laura di punggungnya, hingga masuk ke dalam kamar yang digunakannya untuk tidur. Radit meletakkan tubuh Laura ke tempat tidur, membenarkan posisinya, lalu menarik selimut hingga menutupi dada Laura. Radit terlihat mengamati wajah Laura, lalu dia duduk di pinggir tempat tidur Laura, semakin dekat mengamati wajah itu. Radit menyentuh rambut Laura, mengelusnya lembut.“Apapun yang kau alami hari ini, kau sudah melakukannya dengan baik, aku akan selalu ada di sisimu,” ucap radit, lalu dia berdiri dan berbalik, hendak meninggalkan Laura. Tiba tiba tangannya ditahan oleh sesuatu, Radit menoleh, ternyata tangan Laura menarik tangan Radit.“Kau mau ke mana?” tanya Laura, mendengar hal itu Radit kembali duduk di pinggir tempat tidur.“Kau mirip sekali dengan orang yang aku kenal, kau tahu, dia sangat tampan,” ucap Laura yang sepertinya masih dalam keadaan mabuk.“Istirahatlah,” ucap Radit.“Suaramu juga sangat mirip dengannya, suara yang merd
Sebuah Dendam Yang Penuh LukaVero duduk di meja kerjanya, kantor berlian grup, terlihat membaca sebuah berkas penting, lalu melemparnya ke meja.“Aku bisa gila,” gumam Vero.“Wanita itu sungguh membuatku tidak berdaya,” lanjutnya seraya meraih kertas kosong yang ada di depannya, meremasnya, lalu melemparnya jauh. Lemparan itu tepat mengenai sekretaris Mike yang tiba tiba masuk karna pintu tidak tertutup dengan benar.“Tu-tuan,” ucap sekretaris Mike.“Ada apa?” tanya Vero.“Baru saja nona Laura menghubungi saya tuan,” ucap sekretaris Mike.“Apa? Laura? Kenapa dia tidak langsung menghubungiku?” tanya Vero.“Saya kurang tahu tuan,” ucap sekretaris Mike.“Apa yang dia katakan?” tanya Vero penasaran.“Nona Laura mengundang tuan Vero untuk bertemu nanti malam di ocean blue,” ucap sekretaris Mik.“Apa? baiklah, kosongkan jadwalku,” ucap Vero.“Ta-tapi tuan, nanti malam kita sudah ada janji bertemu dengan sub kontraktor,” ucap sekretaris Mike.“Apa itu lebih penting daripada bertemu dengan L
Hotel Mariana Penuh CintaLaura sudah siap untuk pertemuannya, dia terlihat begitu cantik dengan dress warna putih dari bahan brokat, tanpa lengan, diatas lutut, lalu dia menutupnya dengan mantel hitam yang panjangnya dibawah lutut.“Kau terlihat sangat cantik,” ucap Radit ketika melihat Laura keluar dari kamarnya.“Benarkah? apa Vero akan melihatku?” tanya Laura.“Dia tidak akan berkedip sedikitpun,” ucap Radit.“Ya, akan aku pastikan dia membeli saham hotel itu, bagaimanapun caranya,” ucap Laura.“Kau akan bisa melakukannya, aku sudah menyiapkan semua berkas dan dia akan mendapatkan informasi mengenai hotel itu dengan mudah,” ucap Radit.“Kau bisa melakukannya?” tanya Laura.“Ya, aku bahkan memasang iklan khusus supaya Vero tertarik, kita harus bermain cantik dan itu sudah aku lakukan dengan cukup baik,” ucap Radit.Beberapa hari lalu, Radit sengaja menyebarkan rumor mengenai dirinya yang akan membeli saham di Mariana Hotel, dan memberikan saham itu sebagai hadiah pernikahan. Radit