Share

74. Masih Ada Banyak Permainan

Aldan berdiri di belakang tubuh Hendrawan. Lalu dia melepas lakban di mulut kepala polisi itu, “Enak, ‘kan?”

Ketika lakban itu terlepas dari mulutnya, Hendrawan langsung memuntahkan semua yang ada di dalam mulut dan perutnya. Dia tidak peduli muntahan itu mengenai tubuhnya sendiri, yang terpenting ulat-ulat menjijikkan itu keluar dari tubuhnya.

Aldan dan Faizal yang melihatnya tertawa terpingkal-pingkal. Meski mengubah rencana tak melukai Hendrawan, tetapi mereka tetap puas menjahili kepala polisi itu.

“Gimana rasanya? Apakah makanan ini adalah makanan terlezat yang pernah anda makan?” tanya Aldan sembari memegangi perutnya yang sakit akibat tawa berlebihan.

“Yaiyalah. Saking lezatnya, dia sampek muntah. Makan boleh, tapi jangan berlebihan dong, ” sahut Faizal, lalu dia tertawa lagi.

Hendrawan menghiraukan ejekan kedua orang itu. Dia terus memuntahkan isi perutnya disertai dengan meludah berulang kali untuk menghilangkan bau dan rasa ulat-ulat itu yang melekat di lidahnya.

Wajah Hendr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status