Beranda / Thriller / Dendam Saudara Kembar / Pergi, pergi, jangan ganggu aku

Share

Pergi, pergi, jangan ganggu aku

Penulis: Jernita S. Nita
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-22 23:14:51

Sebelum matahari terbit, Helena sudah meninggalkan kediaman Gordon, ia meminta izin kepada security untuk bertemu dengan ibunya dan berjanji akan segera kembali sebelum penghuni mansion megah itu bangun dari tidurnya. Helena menaiki taksi menuju alamat yang sudah dikirimkan orang suruhannya. Ia sangat berharap bisa bertemu dengan Helea. 

Butuh waktu satu jam 30 menit untuk ia tiba di alamat itu. Setelah turun dari taksi, Helena melihat sebuah rumah sederhana dengan cat berwarna hijau muda tepat di hadapannya. Nomor yang menempel sempurna di dinding rumah itu sama dengan nomor yang ada di ponselnya. Helena yakin kalau ini adalah alamat yang ia cari. Sebelum melangkah mendekati rumah itu, ia terlebih dahulu mengenakan masker, dan kacamata berwarna putih bening, agar tidak ada yang mengenalinya.

Tok....tok....tok... "Permisi, apa ada orang" ucap Helena sambil mengetuk pintu.

Sudah beberapa kali ia mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban. Namun Helena tidak langsung meninggalkan tempat itu. Ia menjatuhkan bokongnya di kursi usang yang terletak di teras rumah.

Setelah 30 menit menunggu ! Helena kembali mengetuk pintu.

Tok....tok...tok.... Namun hasilnya tetap sama, tidak ada jawaban. Ketika ia akan pergi ! Ia bertemu dengan seorang wanita.

"Maaf buk, apa aku bisa meminta waktunya sebentar ?" Ucap Helena.

Sebelum menjawab, wanita itu terlebih dahulu memperhatikan Helena dari ujung kaki hingga ujung rambut "iya. Kamu siapa ?" Ucapnya.

Helena menyodorkan tangan "kenalkan, nama saya Calista buk" ucapnya sambil berjabat tangan dengan wanita itu. Ia sengaja berbohong tentang dirinya, karena namanya terlalu dekat dengan nama Helea.

"Maaf buk. Aku mau bertanya, di mana ya pemilik rumah ini ?" Lanjutnya.

Baru saja wanita itu akan membuka mulut, tetapi pintunya tiba-tiba terbuka dan seorang wanita paruh baya muncul dari balik pintu.

"Nah, itu orangnya" ucap wanita itu sambil menunjuk ke arah wanita yang berdiri di bibir pintu.

"Terima kasih buk" ucap Helena sebelum ia melangkah menghampiri wanita yang berdiri di bibir pintu.

"Maaf buk" ucap Helena.

"Ka....ka...kamu siapa ?" Ucap wanita itu dengan gugup. Dari raut wajah yang pucat dan cara bicara yang gugup ! Wanita itu sudah bisa ditebak kalau ia saat ini sedang ketakutan.

Helena membuka kacamata tetapi tidak dengan maskernya "kenalkan nama saya Calista buk" sahut Helena dengan tersenyum ramah.

"Saya Susanti" sahut wanita itu. 

"Apa benar ini rumahnya nona Helea ?" Tanya Helena yang membuat wanita itu semakin takut, bahkan ia hampir menutup pintu jika Helena tidak menahannya.

"Ibu, saya bukan orang jahat" ucap Helena. 

"Pergilah, di sini tidak ada yang bernama Helea" sahut wanita itu sambil berusaha menutup pintu.

"Ibu, saya bukan orang jahat, percayalah" bujuk Helena "izinkan aku masuk dan bertemu dengan Helea sebentar saja" lajut Helena dengan wajah yang memohon.

"Aku sudah katakan, di sini tidak ada yang bernama Helea" Susanti masih tetap bertahan dengan ucapannya yang mengatakan kalau Helea tidak ada di rumah itu.  

"Aku tahu kalau ibu berbohong" todong Helena "aku datang untuk membantu Helea, bukan untuk menyakitinya" ucap jujur Helena yang membuat wanita itu berhenti berusaha untuk menutup pintu rumahnya.

"Bagaimana kamu tahu tentang putriku" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Ia melangkah masuk ke dalam rumah dan diikuti Helena. Keduanya duduk sambil berhadap-hadapan.

"Aku tidak banyak tahu tentang putrimu, tetapi aku tahu kalau Helea memiliki masalah dengan keluarga suaminya" jawab jujur Helena "apa aku bisa mengetahui lebih banyak lagi tentang putri ibu ?" Lanjutnya. 

Wanita itu menggelengkan kepala "aku tidak ingin mengigat masa lalu putriku. Bahkan aku berusaha untuk melupakannya" ucapnya dengan berurai air mata.

Helena bangkit dari tempatnya, ia meletakkan kedua lutut di atas lantai lalu menggenggam kedua tangan wanita itu dengan erat "aku akan membantumu. Aku berjanji" ucapnya. Entah mengapa hatinya terasa pedih saat melihat Susanti meneteskan air mata. Walaupun baru pertama kali ia bertemu dengannya, tetapi Helena merasa dekat dan sudah lama kenal. Bahkan tanpa ia sadari kalau jari lentiknya mengusap butiran bening yang menetes di pipi wanita paruh baya itu.

Helena berusaha membujuknya agar ia bisa bertemu dengan Helea. Ia benar-benar ingin bertemu dengan Helea dan bicara langsung secara 4 mata. Namun Susanti masih saja menolak, ia tidak percaya dengan ucapan Helena. Ia takut jika Helena akan membuat kondisi putrinya semakin kacau dan parah.

"Baiklah, jika ibu tidak mengizinkan aku bertemu dengan Helea" ucapnya. Ia meletakkan satu lembar kertas kecil di atas meja "jika ibu butuh sesuatu, hubungi aku" lanjutnya. Ia memutar tubuhnya dan melangkah untuk pergi. Tetapi sebelum ke luar dari pintu, Helena menghentikan langkah kakinya karena mendengar ucapan Susanti.

"Tunggu sebentar" ucapnya. Ia melangkah menghampiri Helena yang berdiri di bibir pintu "ikuti aku" ucapnya.

Helena mengikuti langkah Susanti menuju sebuah kamar. Ia begitu terkejut saat pintu terbuka dan melihat seorang wanita meringkuk di atas tempat tidur dengan kondisi kedua tangan terikat tali. Helena berlari menghampirinya, dan yang paling mengejutkan lagi ! Ketika wanita itu menunjukkan wajahnya.

*Ya Tuhan, kenapa wajahnya mirip sekali denganku. Bahkan tidak ada bedanya. Wajar saja jika mereka menganggap aku sebagai Helea* ucap dalam batin Helena. 

"Pergi....pergi...jangan ganggu aku" teriak Helea yang membuat Helena tersadar dari hayalannya.

"Tenang, tenang sayang. Dia orang baik, dia tidak akan menyakitimu" bujuk Susanti kepada putrinya

"Tidak, tidak, suru dia pergi dari sini" teriak Helea sambil menyembunyikan wajahnya. 

Dengan ragu-ragu, Helena mendekati Helea. Tangannya gemetar saat menyentuh pundak wanita malang itu "kamu jangan takut, aku datang bukan untuk menyakiti kamu. Percayalah" ucap Helena untuk membujuk Helea.

"Tidak, tidak. Kamu pasti ingin memberikanku kepada mereka" bantah Helea "kamu wanita jahat, kamu tidak memiliki hati dan perasaan" lanjutnya dengan nada yang tinggi sambil menagis meraung-raung.

Kondisi Helea yang semakin tidak bisa dikendalikan, membuat Susanti meminta Helena ke luar dari sana.  Ia kembali menemui Helena setelah berhasil menenangkan putri kesayangannya.

"Bagaimana keadaannya buk ?" Tanya Helena dengan rasa khawatir. Ia benar-benar tidak tega melihat kondisi Helea yang begitu memprihatinkan, selain wajahnya yang pucat, rambutnya acak-acakan, tubuh Helea juga sudah kurus kering seperti tinggal belulang.

"Dia sudah tidur, kamu tidak perlu khawatir. Helea memang begitu, dia pasti marah saat bertemu dengan orang lain" ucap Susanti

"Apa dia sudah lama seperti ini ?" Tanya Helena.

"Putriku bertingkah aneh seperti ini, semenjak 5 bulan yang lalu. Dan aku tidak tahu apa penyebabnya" Susanti menceritakan tentang rumah tangga putrinya, ia mengatakan kalau Helea menikah karena terpaksa dan suaminya tidak pernah mencintainya, hingga kondisi Helea seperti saat ini, dan yang paling menyakitkan ! Selama Helea tinggal di rumah ibunya, Richard Gordon tidak pernah datang menemuinya, bahkan menelepon untuk bertanya kabarnya saja tidak pernah.

*

*

*

*

*

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dendam Saudara Kembar    Bab 17. Aduh, kenapa kepalaku tiba-tiba pusing.

    Suara kicauan burung menandakan kalau hari sudah pagi. Richard yang baru bangun dari tidurnya langsung disambut satu gelas teh dan sepotong roti bakar yang terletak di atas meja. Ia menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur lalu melangkah menuju sofa. Tangan kekarnya meraih satu lembar kertas yang dijepit di bawah gelas.*Tuan pagi ini aku sengaja mengantar sarapan dan teh ke kamar tuan, karena pagi ini aku harus menemui ibuku yang sedang sakit. Maaf, aku pergi tanpa minta izin terlebih dahulu kepada tuan* isi dalam kertas putih. Richard hanya tersenyum membacanya, ia merasa lucu dengan sikap Helea. Untuk apa Helea repot-repot menulis surat, sementara ia memiliki ponsel. Dia bisa mengirim pesan atau menghubungi Richard melalui ponselnya.Tok....tok....tok..... Seseorang mengetuk pintu kamar Richard."Masuk" sahut dari dalam sana."Selamat pagi sayang" sapa Michella sambil menjulurkan kepala dari balik pintu. Wanita berambut pirang itu melangkah menuju Richard yang duduk di sofa. I

  • Dendam Saudara Kembar    Bab 16. Ada apa dengan baju kamu.

    Satu Minggu telah berlalu, suasana di kediaman Gordon terlihat baik-baik saja, namun berbeda dengan Helea. Wanita cantik berusia 25 tahun itu kembali mengubah sikapnya sama seperti saudara kembarnya. Helea bersikap persis seperti adiknya, ia selalu menuruti perintah Michella dan Saras, bahkan setiap malam ia menjelma sebagai tukang pijat pribadi Saras. Entah apa yang ada di pikiran wanita cantik itu, bukankah dia ingin balas dendam terhadap apa yang terjadi kepada adiknya ? Terus kenapa dia menjadi penurut dan tidak mau membantah ?"Pijat yang benar" perintah Saras. Wanita tua itu sedang duduk di kursi kerajaannya sambil membaca buku."Baik nyonya" sahut Helea dengan lembut. Ia memijat kaki Saras dengan lembut."Selesai ini, buatkan aku kopi" lanjut Saras memerintah Helea."Iya nyonya" Setelah selesai memijat kedua kaki Saras, Helea melangkah menuju dapur untuk membuatkan kopi. Namun saat menuruni anak tangga, ia bertemu dengan Richard yang baru pulang dari luar kota."Kenapa kamu b

  • Dendam Saudara Kembar    Bab 15. Dasar wanita murahan.

    Keduanya berlari menuju tempat tidur. "Helea, Helea" panggil Helena dengan nada yang cemas dan khawatir. Ia menepuk wajah saudara kembarnya itu dengan lembut, berharap kalau wanita cantik itu akan sadar dan membuka mata."Sayang, sayang. Buka matamu" Susanti memeluk tubuh Helea yang terbaring lemah di atas tempat tidur. Entah apa yang terjadi kepada Helea sehingga wanita cantik itu pingsan dan mulutnya mengeluarkan busa.Helena meraih ponsel dari dalam tas, lalu memesan taksi untuk membawa Helea ke rumah sakit."Buruan pak" ucap Helena untuk mendesak sopir taksi. Sedangkan Susanti sedang menagis tersedu-sedu sambil memeluk putrinya.Butuh waktu 57 menit untuk mereka tiba di rumah sakit. Pihak medis langsung membawa Helea masuk ke ruangan UGD, sedangkan Helena dan Susanti menunggu di depan pintu."Ibu yang tenang ya ! Helea pasti baik-baik saja" Helena memeluk ibunya untuk memberikan kekuatan, ia tahu bagaimana perasaan ibunya saat ini."Hm....." Sahut Susanti bersama anggukan kepala.

  • Dendam Saudara Kembar    Bab 14. Kamu kenapa ? Apa kamu ada masalah ?

    Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Richard langsung menerobos masuk ke dalam kamar ibunya. Untung saja Saras tidak pingsan karena terkejut."Kamu....." Ucap Saras."Apa mama yang membuat berita bohong itu" todong Richard tanpa basa-basi. Ia langsung bicara pada intinya."Berita bohong apa maksud kamu ? Mama tidak mengerti" "Bukankah selama ini mama sangat membenci Helea ?" Tanya Richard yang membuat Saras semakin bingung dan tidak mengerti.Saras tersenyum sinis. "Kamu bicara apa sih ?" Ucapnya."Mama tidak perlu berpura-pura seperti ini. Katakan saja yang sebenarnya" sentak Richard. Ia semakin kesal karena Saras tidak menjawab, justru balik bertanya.Saras terpaku karena sentakan Richard, butiran bening satu persatu mulai mengalir di pipinya. "Kamu berani meninggikan suara seperti ini, karena aku bukan ibu kandungmu" ucapnya.Richard mengacak rambut. "Maafkan aku" ucapnya, lalu bergegas ke luar dari kamar Saras dan kembali ke kamarnya. Richard tidak tega melihat Saras meneteskan

  • Dendam Saudara Kembar    Bab 13. Oh....ini hanya luka sedikit.

    "nyonya, nyonya" panggil Rati sambil mengetuk pintu.Cek...lek... pintu terbuka. "Ada apa bi ?" Ucap Helena.Rati tidak tidak menjawab pertanyaan Helena. Matanya fokus melihat tangan Helena yang berlumur darah, hingga menetes ke lantai. "Ada apa dengan tangan nyonya ?" Ucapnya."Oh, ini hanya luka sedikit" jawab santai Helena."Tidak, tidak. Ini bukan luka sedikit, tetapi luka parah" Rati berlari menuju kamarnya, ia menghubungi dokter pribadi keluarga Gordon dan memintanya untuk segera datang."Obatnya diminum tiga kali sehari nyonya. Tangan nyonya bisa infeksi jika tidak rutin atau teratur meminum obat" ucap dokter sebelum meninggalkan kediaman Gordon.Setelah mengantar dokter ke pintu utama, Rati kembali ke kamar Helena. Ia tidak percaya dengan alasan yang dikatakan Helena. Rati merasa curiga karena Helena sudah banyak berubah dan sangat berbeda dengan yang dulu.Rati mengunci pintu dari dalam, lalu menghampiri Helena yang duduk di sisi ranjang sambil termenung. "Nyonya, apa yang se

  • Dendam Saudara Kembar    Bab 12. Dia bagaikan monster yang berwujud manusia.

    Tepat pukul 8 pagi, Richard sudah meninggalkan kediaman Gordon. Saat ini pria tampan itu sudah dalam pesawat menuju Amerika. Sementara Helena sedang bersiap-siap di dalam kamarnya, ia tidak perlu bersembunyi untuk ke luar dari sana. Karena sebelum Richard pergi, ia sudah terlebih dahulu meminta izin, dan pria tampan itu mengizinkannya.Pak...pak....pak.... Michella bertepuk tangan saat melihat Helena menuruni tangga."Richard pergi, dia juga akan pergi" ucap Michella. "Apa kamu ingin menemui pria itu ?" Lanjutnya."Aku tidak mengerti maksud kamu" jawab Helena.Hahahaha Michella tertawa. "Sekali jalang, ya akan tetap jalang" sindir Michella."Biarkan dia pergi memuaskan hasratnya. Selama ini kan dia tidak pernah disentuh Richard" sahut Saras dari lantai dua."Maaf aku buru-buru" Helena melewati Michella. Ia langsung masuk ke dalam taksi yang sudah ia pesan dari ponselnya.Sepanjang perjalanan, Helena memperhatikan mobil yang ada di belakang, ia takut jika Michella atau Saras mengikutin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status