Home / Lainnya / Dendam Wanita Teraniaya / Bab 27 Resmi berpisah.

Share

Bab 27 Resmi berpisah.

Author: Hapyhapy
last update Huling Na-update: 2025-12-05 05:52:36

Kirana menatap Wira dengan mata membulat sempurna, tapi dia tidak berkata apa-apa.

Mendengar kata gaji lima kali lipat, rasa dingin dan sunyi sel tahanan, serta rasa sakit hatinya seolah menjauh. Ya, walaupun masih ada sedikit rasa sakit itu, tapi ya sudahlah. Toh, sekarang namanya sudah dibersihkan.

“Jadi, bagaimana? Apa kamu masih marah?” Wira bertanya dengan nada menggoda.

Sekar menjawab, “Sudah saya katakan, saya ini hanya orang kecil say_”

“Apakah kamu masih marah?” Wira mengulangi, memotong ucapan Sekar. Kali ini nada dan ekspresinya tegas.

Melihat raut wajah Wira yang mulai galak, Kirana merapatkan mulutnya.

“Tidak, Tuan. Saya tidak marah.”

Wira tersenyum puas mendengar jawaban Kirana kali ini.

__

Keesokan harinya, Wira pergi ke lapas untuk menemui Sekar. Tak lupa dia juga mengajak Kirana untuk ikut.

Mereka menunggu di ruang kunjungan.

Tak butuh waktu lama sampai Sekar datang. Dia datang didampingi petugas wanita. Petugas pamit setelah mengantar Sekar.

Sekar duduk bersebran
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dendam Wanita Teraniaya   Bab 27 Resmi berpisah.

    Kirana menatap Wira dengan mata membulat sempurna, tapi dia tidak berkata apa-apa.Mendengar kata gaji lima kali lipat, rasa dingin dan sunyi sel tahanan, serta rasa sakit hatinya seolah menjauh. Ya, walaupun masih ada sedikit rasa sakit itu, tapi ya sudahlah. Toh, sekarang namanya sudah dibersihkan. “Jadi, bagaimana? Apa kamu masih marah?” Wira bertanya dengan nada menggoda.Sekar menjawab, “Sudah saya katakan, saya ini hanya orang kecil say_”“Apakah kamu masih marah?” Wira mengulangi, memotong ucapan Sekar. Kali ini nada dan ekspresinya tegas.Melihat raut wajah Wira yang mulai galak, Kirana merapatkan mulutnya.“Tidak, Tuan. Saya tidak marah.”Wira tersenyum puas mendengar jawaban Kirana kali ini.__Keesokan harinya, Wira pergi ke lapas untuk menemui Sekar. Tak lupa dia juga mengajak Kirana untuk ikut.Mereka menunggu di ruang kunjungan. Tak butuh waktu lama sampai Sekar datang. Dia datang didampingi petugas wanita. Petugas pamit setelah mengantar Sekar.Sekar duduk bersebran

  • Dendam Wanita Teraniaya   Bab 26 Topeng yang retak

    Bab 26__“Apa yang kamu katakan, Mas. Apa maksud semua ini?” Suara Sekar lirih dan bergetar.Seringai Wira semakin lebar, “Ini adalah hadiah istimewa khusus untukmu, bagaimana? Apa kamu suka?”Kedua telapak tangan Sekar terkepal erat. Napasnya semakin tak beraturan.“Kamu keterlaluan, Mas! Hentikan video itu!” Dia berteriak. Keanggunan dan kecantikannya telah hilang.“Tak tahu malu!”“Dasar wanita rendahan!”Beberapa tamu wanita mulai menghardik.“Benar-benar wanita yang tak bersyukur.”“Ya, benar. Padahal Tuan Wira begitu mencintainya.”Bisik-bisik itu terus berlanjut. Tapi Sekar tak mempedulikannya, dia fokus menatap Wira dengan penuh amarah dan kebencian.Ravi mendekat dan berdiri di samping Sekar. “Tuan Wira, anda sungguh keterlaluan, mempermalukan istri sendiri di depan umum.”Tiba-tiba Wira tertawa sarkas, “Dokter Ravi, kamu memang seorang pria sejati. Tak merasa malu membela kekasih gelapmu di depan tamu-tamuku.” Tatapannya meremehkan dan ada rasa jijik. “Kalian memang pasanga

  • Dendam Wanita Teraniaya   Bab 25 Hadiah ulang tahun pernikahan

    Bab 25 __ Sudah hampir satu minggu lebih Kirana mendekam di sel tahanan. Dalam sel ini dia sendirian tak ada penghuni lain, yang membuatnya heran selama Kirana tinggal disini tak ada satupun petugas polisi yang datang untuk membawanya ke ruang interogasi. Sampai saat ini dia belum ditanyai tentang kasus peracunan Sekar. Kirana bertanya-tanya entah sampai kapan dia harus menunggu. Dia sudah pasrah pada keadaan, dapat dipastikan Kirana akan divonis bersalah. Walau sebenarnya dia sama sekali tidak bersalah dan tidak melakukan hal yang dituduhkan. __ Kini keadaan Sekar sudah membaik dan hampir sembuh total. Dia sudah kembali ke mansion, dan tengah sibuk memilih gaun-gaun mewah untuk pesta anniversary pernikahannya yang ke sepuluh. Mary yang berdiri di belakangnya tersenyum lega melihat majikannya sudah terlihat lincah lagi. Sekar mengerutkan keningnya tampak kebingungan. Gaun-gaun yang ada di hadapannya ini semuanya bagus-bagus, dia jadi bingung mau memilih yang mana. Di

  • Dendam Wanita Teraniaya   Bab 24 Sekar yang nekat, Kirana yang merana

    Bab 24__Untunglah Ambulance cepat datang. Dengan sigap petugas medis membawa tubuh Sekar ke dalam mobil, tentunya untuk langsung dibawa ke Rumah sakit.__Wira menunggu gelisah di luar ruangan IGD private. Dia ditemani Edy dan Marni, raut wajah mereka juga nampak cemas.Tak berapa lama Dokter muncul dari balik pintu. Dia langsung menghampiri Wira, “Tenanglah, Tuan Wira, istri anda sudah melewati masa kritisnya.”Mereka yang mendengarnya menghela napas lega.“Saya ingin membicarakan kondisi Nyonya Sekar lebih lanjut, sebaiknya kita berbicara di ruangan saya.” Dokter kembali berkata, kemudian membimbing Wira menuju ruangannya.Tanpa basa-basi, saat sampai di ruangan, Dokter langsung menjelaskan dengan gamblang apa yang terjadi pada Sekar.Sekar mengalami keracunan. Racun tikus, untung dosisnya tidak berlebihan dan Sekar masih bisa diselamatkan. Wira sangat terkejut, tapi sebisa mungkin dia mengendalikan ekspresi wajahnya.Sang Dokter menatap Wira, “Sepertinya ini bukan sekedar ke

  • Dendam Wanita Teraniaya   Bab 23 Siasat baru

    Bab 23__Rahang Kirana mengeras, tangannya terkepal. 'Sekar, kamu benar-benar licik!’ Dia tersenyum kecut.Orang-orang di sekitar mulai berbisik-bisik.“Kenapa kamu melakukan semua ini, Kiran? Apa kamu benar-benar membenciku, hah?” Suara Sekar bergetar, matanya berkaca-kaca, tampak sekali rasa sakit tercermin di sana.Sungguh akting yang sempurna!“Saya tidak melakukannya, Nyonya.” Kirana berusaha untuk tetap tenang, walau dadanya berkecamuk karena amarah, “Kemarin saya hanya menyiram tanaman-tanaman ini, saya juga tidak tahu kenapa bunga-bunganya bisa mati.”Sekar mendengkus, “Mana ada maling ngaku.” Lalu dia menatap ke arah Wira, “Mas, kamu tidak bisa membiarkannya begitu saja, dia harus dihukum!”Wira menghela napas panjang, “Jawab jujur, apa kamu melakukannya atau tidak?” Dia menatap Kirana intens.“Tidak, Tuan.” Kirana menjawab mantap.“Mas! Seorang kriminal tidak akan mengakui kejahatannya begitu saja!” Sekar merasa geram, kenapa Wira masih bersikp tak acuh. “Saya tidak meng

  • Dendam Wanita Teraniaya   Bab 22 fitnah ke dua

    Bab 22__Seperti biasa Kirana dengan sopan memasuki kamar Tuannya, lalu mulai membuka tirai-tirai jendela dengan remot.Kirana menghampiri Wira yang masih terbaring di ranjang.“Selamat pagi, sudah saatnya untuk bangun, Tuan.” Suaranya tidak pelan juga tidak keras, cukup untuk didengar oleh Wira.Sang Tuan menggeliat pelan, kelopak mata itu perlahan terbuka, berkedip untuk menyesuaikan cahaya.Edy, yang memang sudah lebih dulu memasuki kamar Wira keluar dari dalam kamar mandi.“Air hangatnya sudah saya siapkan, Tuan.” Edy berkata sambil mendekat untuk membantu Wira duduk, dibantu oleh Kirana.Karena Malvin sudah dipecat, untuk sementara, Pak Edy yang membantu Wira membersihkan diri. Wira menyampirkan tangannya di bahu Kirana, wajah mereka berdekatan, membuat mereka tanpa sadar saling memandang.Wira menyeringai. Bukan seringai sombong atau menyebalkan, tapi sebuah seringai nakal yang menawan.Kirana menunduk malu, merasa dirinya tidak sopan menatap Tuannya.__Sekar masih khawatir,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status