Share

Bab 25.B

Kuraih bayi kurus tak berdosa itu lalu kupeluk Bram dengan erat, kasihan sekali mereka, hadir ke dunia tapi ibunya tak peduli sama sekali.

"Mereka cucu kita, Mas."

"Sini, Nak," sahut Mas Ilyas meminta Frans untuk mendekat.

"Dia kakekmu, Frans, papanya ibu kamu."

Mas Ilyas memeluk bocah kecil itu sambil menangis.

"Bu, sepertinya kita harus segera pergi dari sini, karena di rumah ini masih ada Nona Monic, Ibu ingat 'kan dia anaknya Erina?" tanya Nining.

Ya, aku baru ingat jika Erina dan Ali memiliki anak gadis yang masih kuliah, apa yang harus kujelaskan padanya jika ada aku dan Mas Ilyas di rumah ini.

"Ning, apa gadis itu tahu kelakukan ibu dan ayahnya?"

"Entahlah, Bu, saya ga tahu soal itu, tapi sekarang kalau menurut saya kita pergi dulu dari sini, lagian Tuan Ilyas juga harus ke dokter 'kan?"

"Ngapain pergi, kita ga boleh takut sama Monic, lagipula ini rumah Papa, dia yang harusnya pergi dari rumah ini, bukan kita," sahut Delia.

"Gadis itu dan keluarganya sudah menghancurkan keluar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status