Share

Semua akan sia-sia

Dari balik pintu ruang rawat yang masih ternganga, Ervan bersandar pada dinding, mendengar setiap pertemuan yang mengharu biru tadi dalam kepiluan.

Dia masuk saat sudah berhasil membendung luapan kesedihan yang membanjiri kamar rawat Adhira.

“Ervan!” ucap Adhira. “Lihat ulahmu!”

Ervan mengambil tempat di samping Adhira. Menggenggam tangannya yang begitu dingin.

“Cepat atau lambat Laila akan tahu.”

Laila menarik Ervan dan merangkul mereka secara bersamaan.

“Aku tidak menyangka Laila jadi secengeng ini. Kamu terlalu memanjakannya, Ervan,” ucap Adhira.

“Aku tidak cengeng.”

“Terus ini apa? Selimutku sampai basah seperti pengungsi banjir,” tukas Adhira.

Laila menyudul perut Adhira karena kesal.

“Hei, pelan-pelan, dinding perutku sangat rapuh sekarang.”

Laila langsung menghentikan tindakan tadi. Wajahnya kembali muram karena dia sudah tahu bahwa Adhira mengidap penyakit yang belum dapat disembuhkan Ervan.

“Aku harus kembali ke sekolah. Masih ada kelas tambahan,” ucap Laila tiba-t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status