共有

bab 3

作者: MariaGG
last update 最終更新日: 2023-11-09 08:25:59

Beranjak dari tempat tidur, Max kemudian berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari sisa percintaannya semalam bersama dengan, Lyra. Masih terekam di dalam ingatan Max, tangisan serta permohonan yang diucapkan, Lyra, saat memintanya untuk menghentikan apa yang dia lakukan kepada Lyra, membuat Max menghentikan kegiatannya membersihkan diri dan segera melangkah keluar daei dalam kamar mandi.

Max tidak mengenal, Lyra, tetapi Max mengingat wajah saat Lyra memohon dengan memanggilnya sebutan Tuan muda, membuat Max yakin, jika Lyra salah satu pelayan yang bekerja di kediaman orang tuanya.

Dengan melangkah cepat, Max berjalan menuruni anak tangga untuk mencari keberadaan Lyra, namun langkah kakinya harus terhenti saat Nyonya Clara memanggilnya.

Max, kamu sudah bangun nak, tidak biasanya kamu bangun sepagi ini?" tanya Nyonya Clara, menatap ke arah Max, yang saat ini terlihat sedang melihat keseliling ruangan. Melihat itu, Nyonya Clara kembali bertanya kepada Max.

"Ada apa Max? Apa kau sedang mencari sesuatu? Katakanlah, biar ibu memanggil kepala pelayan untuk membantumu menemukannya," ujar Nyonya Clara yang masih berdiri di depan Sang putra. Mendengar itu, Max kemudian menoleh ke arah sang ibu dengan menggelengkan kepala.

"Tidak Bu. Aku tidak sedang mencari sesuatu. Di mana Ayah, apa Ayah masih tidur?" tanya Max, mengalihkan pertanyaan ibunya sembari mendudukkan dirinya didepan nyonya Clara.

Max tidak ingin jika Nyonya Clara mengetahui apa yang dia perbuat semalam, sehingga perbuatnya kepada salah satu pelayan di kediaman orang tuanya, diketahui oleh banyak orang termasuk Ayahnya yang mungkin akan menghukumnya.

Itu juga akan merusak reputasi Max, apa lagi Max memiliki kekasih dari kalangan model terkenal, yang saat ini berada di luar negeri. Jika kekasihnya mengetahui perbuatannya telah melecehkan seorang pelayan dengan tidur dengannya, kekasihnya pasti akan pulang menyusulnya dan itu tidak diinginkan Max, yang tau jika Ayahnya tidak menyukai kekasihnya itu.

"Ayahmu sedang berada di kamar, Max. Tidak akan lama lagi dia akan turun ke bawah," Nyonya Clara menatap Max menelisik apa yang sedang dipikirkan putranya. saat mendapati Max terlihat berbeda pagi ini.

Tak Tak Tak

Tidak lama langkah sepatu Tuan Raharja berjalan menuruni anak tangga, yang berjalan menghampiri Max, yang duduk bersama dengan Nyonya Clara.

"Max, itu Ayahmu! Apa yang ingin kau tanyakan kepada Ayahmu, bukankah tadi kau mencari Ayahmu Max," nyonya Clara kembali membuka suara, bertanya kepada Max yang duduk didepannya, mengira Max memang sedang mencari Tuan Antoni, seperti yang Max katakan.

"Ada apa Max? kenapa kau mencari Ayah," tanya Tuan Antoni, sembari menundukkan dirinya menatap ke arah Sang putra.

Max yang mendengar itu, hanya menatap sekilas sang Ayah, kemudian berucap. "Ayah, aku hanya ingin mempertanyakan masalah perusahaan, apa aku harus mulai bekerja hari ini?" tanya Max seolah membenarkan perkataan ibunya, jika dia memang sedang mencari sang Ayah.

Tuan Antoni, yang mengira jika Max ingin segera bekerja di perusahaan, tersenyum senang menanggapi perkataan putranya.

"Kenapa Max, apa kau sudah tidak sabar ingin bekerja di perusahaan hehe..," goda Tuan Antoni dengan menatap Sang putra, yang hanya terdiam.

Max tidak menanggapi perkataan Ayahnya, pikirannya saat ini hanya ingin segera mencari pelayan yang bersamanya semalam. Entah di mana pelayan itu sekarang, pikir Max. Max kemudian menolehkan kepalanya, untuk mencari keberadaan Lyra, jika Mungkin dia bisa menemukam keberadaan pelayan yang di carinya itu saat ini.

"Max, Apa kau mendengar apa yang Ayah katakan," tegur Tuan Antoni, menyadarkan Max yang saat ini tidak fokus saat mendengar Ayahnya berbicara kepadanya.

Max yang tersadar mendengar panggilan sang Ayah, menoleh untuk menatap Tuan Antoni. "Maaf Ayah, Max tidak mendengar apa yang tadi Ayah katakan," Max membung nafas, sembari memijat keningnya yang sedikit berdenyut.

Entahlah, dirinya masih saja terus memikirkan tentang pelayan yang tidur bersamanya semalam. Max tidak mengetahui, apa alasan Lyra pergi begitu saja, yang seharusnya memintanya untuk bertanggung jawab tetapi memilih menghindar darinya.

Nyonya Clara yang melihat anaknya tidak menanggapi perkataan sang suami, merasa curiga tentang kesehatan Sang putra. Berdiri dari duduknya, Nyonya Clara kemudian mendekat ke arah Max untuk memeriksa keningnya.

"Max, apa kau sakit, nak! Kembalilah ke kamarmu, ibu akan membuatkanmu bubur hangat," Clara meminta kepada Max, untuk kembali beristirahat di kamarnya, memikirkan jika mungkin kesehatan Sang putra tidak begitu baik pagi ini.

"Benar Max, dengar kata ibumu. Kau harus kembali beristirahat di kamar, lagi pula masalah pekerjaan kau bisa bekerja saat kau sudah merasa lebih baik," Tuan Raharja ikut menimpali perkataan istrinya.

Sebenarnya Max ini menolak permintaan kedua orang tuanya, karena ingin mencari keberadaan Lyra. Tetapi tidak ingin membuat orang tuanya semakin curiga, Max memilih mengiyakan dan beranjak dari duduknya untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Baiklah Ibu, kalau begitu Max akan kembali ke kamar. Maaf Ayah, sepertinya kita bisa membahas masalah perusahaan lain kali," ujar Max kepada Ayahnya, yang dibalas anggkan oleh Tuan Raharja, Max kemudian melangkah untuk kembali ke kamar.

Saat hendak menaiki anak tangga, Max tanpa sengaja bertemu dengan Lyra yang baru saja membawa beberapa pakaian untuk Dia cuci. Max terdiam, sembari melihat ke wajah Lyra yang dia yakin jika Lyra adalah pelayan yang semalam tidur bersamanya, yang juga melakukan hubungan panas dengannya di tempat tidur. Memikirkn itu, membuat tubuh Max kembali memanas.

Max ingin menghampiri Lyra, namun langkahnya dihentikan oleh panggilan Nyonya Clara, yang kembali menegur Sang putra saat melihat jika Max, Masih Berdiri di anak tangga terdiam seolah melihat sesuatu.

"Ada apa Max? Kenapa kamu masih berdiro di situ. Kembalilah nak, ibu akan segera membuatkan bubur untukmu," ujar Nyonya Clara, yang menyadarkan Max dari lamunannya. Mendengar itu, Max hanya menoleh menatap sang ibu sekilas dan kembali melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga.

Lyra yang tidak menyadari jika dirinya telah diperhatikan oleh Max, sibuk menyelesaikan pekerjaan mencucinya yang menumpuk. Tidak ada satupun pelayan yang ikut membantunya untuk mengerjakan tugas mencuci pakaian, hanya Lyra seorang yang mengerjakannya tanpa mencoba untuk meminta bantuan.

Hal ini karena salah satu pelayan bernama Tutik, selalu saja menghasut pelayan lainnya untuk tidak datang membantu lyra, dan membiarkan Lyra mengerjakannya sendiri. Lyra juga tidak mengeluh dan tidak mempedulikan jika tidak ada satupun pelayan yang akan membantunya.

"Lyra, kenapa kamu masih belum menyelesaikan cuciannya. Lihat itu, hari akan semakin siang dan sedikitpun pakaian belum ada yang selesai kau kerjakan," sergah Tutik, yang kembali datang menemui Lyra yang saat ini sedang mencuci pakaian dengan sendirian.

"Iya Kak Tutik, saya baru saja akan menyelesaikannya, lagi pula pakaian yang saya cuci sangat banyak dan hanya saya sendirian yang mengerjakannya," Lyra berharap, Tutik mengerti dengan keterlambatannya menyelesaikan pekerjaannya, karena keterbatasan tenaga yang dia miliki.

Selain belum sarapan, Lyra juga masih merasakan nyeri di tubuhnya akibat perbuatan Max semalam, itu membuat pekerjaan Lyra sedikit terhambat karena dirinya merasa tubuhnya kurang sehat.

"Kamu jangan mencari alasan Lyra! Lebih baik segera kau selesaikan, jika tidak. Aku akan menambah tugas pekerjaanmu hari ini," Tutik tersenyum mencibir, kemudian menendang pakaian yang sudah selesai Lyra cuci dan hendak menjemurnya.

Bruk!!!

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 117

    Lyra menatap Max dengan ekspresi yang memohon pertolongan. "Max, ini Jennifer. Dia ada di sini untuk mencelakaiku," ucapnya dengan suara yang penuh dengan kecemasan.Max segera merasakan ancaman yang mengancam mereka. Dia ingin mendekat, namun takut jika Jennifer berani melakukan ancaman yang akan mengancam nyawa Lyra.Max dengan suara paling mencoba menarik perhatian Jennifer. "Jennifer, apa yang kamu lakukan di sini? Kamu harus pergi sekarang juga, jika tidak, kamu akan menyesalinya" ujarnya dengan suara yang penuh dengan ketegasan.Jennifer mencibir, matanya menyorot tajam tidak erdulu dengan ancaman yang dikatakan Max kepadanya.Jennifer tidak peduli jika Max akan menghubungi pihak kepolisian untuk datang menangkapnya. Dia sudah membuat keputusan, dan akan mengakhiri ini semua di sini, dengan melenyapkan Lyra. Hanya itu jalan satu-satunya untuk membuatnya dapat menghilangkan rasa sakit di hatinya, melihat kebahagiaan Max bersama dengan Lyra, dan tanoa perduli demgan dirinya.Namu

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 116

    "Max, kamu... Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Jennifer dengan dahi mengerut dalam, melihat keberadaan Max di dalam apartemennya.Max merapatkan bibirnya tidak menjawab, matanya hanya melirik tajam Damian yang duduk dengan senyum acuh melihat keberadaannya.Jennifer melihat pandangan mata Max, berusaha untuk menjelaskan kepada Max, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman."Max, kamu jangan salah paham. Damiam datang karena ingin membantuku untuk mengambil beberapa barang milikku, lagi pula aku akan meninggalkan apartemen milikmu, Max. Mengingat kamu memutuslam mengakhiri hubungan kita, tidak ada alasan untuk aku tetap berada di sini," ujar Jennifer membuat Max terkejut.Max terlihat terkejut, raut wajah yang Max perlihatkan saat ini di hadapan Jennifer cukup membuat Jennifer merasa bingung. pasalnya Max sendiri yang meminta untuk mengakhiri hubungan mereka, namun saat ini Max berdiri seolah tidak menyangka jika dia akan menyetujui perpisahan mereka."Kenapa Mas, apa kamu tidak ing

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 115

    Max tidak menyembunyikan kehamilan Lyra, dia memberitahukan kepada ayahny Anthony dan juga ibunya, walaupun ibunya tidak menyambut hangat kabar kehamilan Lyra, tetapi Max tidak perduli. Ibunya memang sejak dulu mengharapkan jika dia dan Lyra akan segera berpisah, namun masih malam mempertahankan pernikahannya bahkan membuat Lyra hamil anak miliknya.Berbeda dengan ibunya, Ayahnya bahkan berpesan kepadanya untuk lebih memperhatikan keadaan Lyra daripada pekerjaannya di perusahaan, itu jelas membuat Max menggelengkan kepala melihat antusias yang ditunjukkan ayahnya dengan kabar kehamilan istrinya.Semenjak kehamilan Lyra, Max lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya di perusahaan, agar dapat segera kembali untuk menemui istrinya, yang sengaja dia tinggalkan sendirian di apartemen miliknya.Max belum memikirkan untuk mencari seorang pelayan, yang bisa dia percayai untuk tinggal merawat dan membantu pekerjaan Lyra, agar Lyra tidak perlu mengerjakan pekerjaan yang berat mengingat keadaan ist

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 114

    Max merasa begitu bersyukur dan beruntung. Dia mencium kening Lyra dengan penuh kasih sayang. "Terima kasih, Lyra. Kamu telah membuatku pria yang paling bahagia di dunia ini," ucapnya dengan suara bergetar. Dokter yang melihat kebahagiaan mereka, ikut tersenyum bahagia melihat wajah Max yang terharu menyambut kehamilan istrinya, kemudian sang Dokter, keluar meninggalkan mereka.Lyra tersenyum, merasa begitu dicintai oleh suaminya. "Kita akan menjadi keluarga yang bahagia, Max. Aku tidak sabar menantikan kehadiran bayi kita," Lyra menunduk, dengan mengusap perutnya yang rata dengan harapan.Mereka akan menjadi orangtua, dan perjalanan baru dalam kehidupan mereka akan segera dimulai."Aku akan melakukan segala yang aku bisa untuk membuat kamu dan bayi kita bahagia, Lyra. Kamu adalah segalanya bagiku," ucap Max dengan suara yang penuh dengan tekad.Lyra tersenyum, merasakan cinta yang begitu dalam dari suaminya. "Aku tahu, Max. Dan aku tidak bisa meminta lebih dari kamu. Kita akan menjal

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 113

    Jennifer beberapa hari ini menghabiskan waktunya di Bar dan akn kembali ke apartemen yang diberikan Max untuknya saat mabuk. Jennifer memilih untuk melupakan kekecewaannya dengan meminum minuman keras, untuk menghilangkan rasa sakit di hatinya.Damian, yang kebetulan melihat Jennifer juga berada di sebuah Bar dengan minuman di hadapannya, beranjak dari duduknya meninggalkan beberapa rekannya untuk menghampiri Jennifer.Damian melirik wajah Jennifer yang memerah oleh pengaruh minuman keras, matanya menata dalam Jennifer yang terlihat mabuk duduk sendirian. "Jennifer ada apa? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Damian, matanya memerhatikn raut wajab Jennifer yang terlihat jika dia tidak baik-baik saja.Jennifer menoleh saat mendengar suara seseorang yang bertanya kepadanya, matanya menyipit memandang Damian dengan senyum getir diwajahnya."Damian, itu kau?" tunjuk Jennifer meletakkan minumannya, kemudian mengulurkan tangannya untuk mengusap wajah Damian yang berdiri di hadapannya.Da

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 112

    Max disatu sisi merasa lega mendengar kata-kata itu, namun di sisi lain dirinya merasa bersalah, terutama saat melihat wajah Lyra yang kembali terluka, yang harus mengingat penyebab Lyra mengalami kecacatan di kakinya, semua karena menolongnya."Aku menyesal, Lyra. Aku menyesal telah tanpa sengaja menyakiti kamu. Tetapi percayalah, jika aku akan menebus semua pengorbanan yang telah kamu berikan padaku, aku berjanji Lyra." ujarnya dengan suara yang penuh dengan keyakinan.Max tidak akan mengingkarinya, dirinya telah berjanji kepada Lyra jika dia akan menebus semua kesalahan yang telah dia lakukan kepada Lyra, sehingga Lyra tidak akan merasa bersedih atau pun menyesal karena telah menolongnya saat itu.Lyra meraih tangan Max dengan lembut. "Aku tahu kamu menyesal, Max. Tapi yang penting sekarang adalah bagaimana dengan hubunganmu bersama dengan Nona Jennifer? Aku tidak ingin jika Nona Jennifer datang dan terus menggangguku, Max. Kamu harus membuat keputusan, agar membuatku semakin percay

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status