Share

bab 2

Penulis: MariaGG
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-09 08:25:19

Max yang dalam keadaan mabuk, tidak sepenuhnya menyadari apa yang dia lakukan kepada Lyra, namun hasrat dirinya yang menggebu melihat tubuh Lyra yang begitu menggairahkan, membuatnya mengabaikan tatapan serta permohonan mengiba Lyra kepadanya, dan melanjutkan perbuatannya dengan merobek paksa pakain yang dikenakan Lyra.

"Tuan muda, jangan..! Hiks Hiks, Aku mohon tuan!" pinta Lyra dengan beruraian air mata, Lyra juga menggigit bibir bawahnya untuk meredam tangisannya, yang mungkin bisa didengar oleh anggota keluarga lainnya.

Namun tangisan dan permohonan Lyra, diabaikan oleh Max, yang terus saja meraba seluruh tubuh Lyra dan memaksa melepas paksa satu persatu kain yang melekat ditubuh Lyra.

"Tenanglah, kau pasti akan menyukainya!" Bisik max, di telinga Lyra. Membuat Lyra semakin ketakutan saat merasakan hembusan nafas Max di lehernya.

Max tersenyum nakal, saat berusaha melepas paksa pakaian yang dikenakan Lyra, dan membuangnya dengan kasar ke lantai kamar.

Max cukup terpeson melihat kecantikan Lyra saat berhasil melepas paksa kain yang menutupi rambut Lyra.

Dengan nafsu yang sudah membutakan mata, Max. Max langsung saja mengecup satu persatu bagian tubuh Lyra, yang saat ini masih berusaha melawan, walau dirinya tidak sekuat Max.

"Tuang jangan.. Tuan, lepaskan!" Lyra yang sudah semakin melemah, hanya mampu memohon kepada, Max. Berharap Max menatap Iba kepadanya dan melepaskannya. Namun apa yang diharapkan Lyra, tidak terjadi. Max terus saja mengabaikannya dan melanjutkan aksinya.

"Berisik! Lebih baik kau diam dan menikmatinya!" bentak Max yang tidak suka mendengar tangisan, Lyra.

Max yang merasa sangat terganggu dengan penolakan Lyra, yang masih terus memberontak diatas tempat tidur miliknya, kemudian Max menarik sebuah kain dan mengikat tangan Lyra diatas kepala tempat tidur, yang akhirnya membuat perlawanan Lyra terhenti, untuk melepaskan dirinya dari kungkungan, Max.

"Tuan muda, saya mohon! Lepaskan saya! Hiks Hiks Hiks."

"Diamlah. Ini tidak akan lama, setelah itu kau boleh pergi!"

Merasa nafsunya sudah tidak tertahankan, Max dengan cepat melepas seluruh pakaian yang dia kenakan, setelah puas mencumbui tubuh Lyra.

"Tidak Tuan! Jangan--jangan lakukan itu," lirih Lyra, yang begitu ketakut saat melihat Max telah ikut membuka seluruh pakaiannya didepan, Lyra.

Tangan dan kakinya tanpa sadar gemetar merasakan kepanikan, saat melihat Max, yang sudah melepaskan seluruh pakaiannya hingga tidak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya, memandang Lyra dengan senyum seringai diwajahnya.

"Kau lebih baik diam dan melayaniku dengan baik, aku pastikan kau juga pasti akan menikmatinya."

Mendengar perkataan Max, membuat Lyra merasa terhina. Bagaimana mungkin putra Tuan Raharja bisa melakukan tindakan melecehkan kepadanya. Tidak seperti Tuan Raharja yang memiliki sikap baik kepadanya.

"Tidak tuan, Jangan--.'

Tanpa mendengar tangisan dan rintihan Lyra. Max, akhirnya melakukan apa yang membuat Lyra sangat menyesali nasibnya.

Malam yang panjang, membuat Lyra terus saja menangisi nasibnya hingga tak sadarkan diri. Berbeda dengan Max, yang entah berapa kali dia menjamah tubuh Lyra, sebelum menghempaskan tubuhnya disamping Lyra, saat akhirnya merasa puas mendapatkan apa yang dia inginkan.

***

Paginya, Lyra bangun dengan merasakan sakit yang teramat di sekujur tubuhnya, melirik ke arah samping di mana Max tertidur lelap. Lyra dapat mencium bau percintaannya bersama Max, dan kembali mengingat apa yang dilakukan Max semalam, hingga membuatnya tidak sadarkan diri.

Lyra kemudian mencoba untuk bergerak turun beranjak dari tempat tidur, berharap tindakannya tidak membuat sang Tuan muda Max, terbangun dari tidurnya.

Walau merasakan nyeri teramat diseluruh tubuhnya, Lyra mencoba mengabaikan rasa sakitnya dengan perlahan berdiri, dan mengambil pakaiannya yang berserakan sudah tidak berbentuk dilantai kamar, Max.

Lyra mengingat, apa saja yang dilakukan, Max semalam kepadanya, hingga membuat Max dapat tidur terlelap, tanpa merasa terganggu dengan tangisannya semalaman.

Tanpa sadar air mata Lyra kembali menetes membasahi pipinya. Lyra bingung, Lyra tidak tau apa yang harus dia lakukan kedepannya, apa lagi tubuhnya yang sudah tidak suci lagi, telah dinodai paksa oleh majikannya sendiri.

Lyra lekas menunduk untuk mengambil pakaiannya dan mengenakannya, yang sudah robek di beberapa bagian akibat perbuatan Max. Sebelum penghuni lainnya menyadari, jika saat ini dirinya berada di kamar Max, Lyra dengan cepat melangkah kepintu kamar untuk segera meninggalkan kamar Max.

Dengan pelan Lyra membuka pintu kamar, tanpa menoleh ke arah belakan, dimana Max yang saat ini nampak tertidur lelap setelah mendapat kepuasan dari menodainya.

Walau merasakan nyeri di seluruh tubuhnya, Lyra berusaha untuk menahannya dan berjalan turun dan kembali ke kamarnya, membersihkan dirinya sebelum kembali melakukan pekerjaanya di dapur.

Didalam kamar mandi. Lyra dapat melihat jelas, bekas merah yang ada di atas dada dan juga lehernya. Lyra tahu, itu semua adalah bekas dari perbuatan sang Tuan muda, yang semalam tanpa merasa bersalah telah melecehkannya untuk mendapat kepuasan.

Lyra hanya bisa menangisi nasibnya di kamar mandi, yang harus hidup dengan penuh penderitaan. Ibunya yang meninggal saat dirinya masih kecil dan ayahnya menikah dengan seorang wanita, dan membawa seorang anak perempuan, dengan tega mengusirnya, membuat Lyra tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang Ayah, semenjak kepergian ibunya.

Puas meluapkan tangisannya di kamar mandi, Lyra kemudian memperbaiki penampilannya sebelum keluar untuk kembali bekerja

Bam Bam Bam!

"Lyra, ini sudah jam berapa dan kau masih saja dengan enaknya tidur di dalam! Dasar CACAT, cepat keluar dan cuci semua pakaian yang ada di di belakang," Tutik kembali menggedor pintu kamar Lyra, saat mendapati jika Lyra belum melaksanakan semua pekerjaan pagi ini.

"Sebentar Kak Tutik! Lyra akan keluar dan mengerjakannya," teriak Lyra dari dalam kamar, menjawab perintah Tutik.

Dilantai atas, Max yang baru saja tersadar dari tidurnya yang begitu nyenyak. Membuka matanya, saat ingatan percintaan yang dia lakukan dengan seorang wanita semalam, terulang dikepalanya.

Max, kemudian melirik ke arah sampingnya tempat tidur, dan menyadari jika apa yang terjadi semalam bukanlah mimpi, melainkan sesuatu yang nyata. Dengan penampilan kamar yang berantakan, noda merah di atas tempat tidurnya, dengan aroma bekas percintaan hebat, yang Max tidak pernah rasakan sebelumnya, membuat Max kembali ingin mengulangnya.

Max tahu apa yang dia lakukan semalam adalah kesalahan, tetapi itu adalah kesalahan terindah yang dia lakukan, mengingat kenikmatan yang dia dapat akibat kesalahan yang dia perbuat membuat Max tidak menyesali apa yang dia lakukan dan ingin kembali mengulangnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 117

    Lyra menatap Max dengan ekspresi yang memohon pertolongan. "Max, ini Jennifer. Dia ada di sini untuk mencelakaiku," ucapnya dengan suara yang penuh dengan kecemasan.Max segera merasakan ancaman yang mengancam mereka. Dia ingin mendekat, namun takut jika Jennifer berani melakukan ancaman yang akan mengancam nyawa Lyra.Max dengan suara paling mencoba menarik perhatian Jennifer. "Jennifer, apa yang kamu lakukan di sini? Kamu harus pergi sekarang juga, jika tidak, kamu akan menyesalinya" ujarnya dengan suara yang penuh dengan ketegasan.Jennifer mencibir, matanya menyorot tajam tidak erdulu dengan ancaman yang dikatakan Max kepadanya.Jennifer tidak peduli jika Max akan menghubungi pihak kepolisian untuk datang menangkapnya. Dia sudah membuat keputusan, dan akan mengakhiri ini semua di sini, dengan melenyapkan Lyra. Hanya itu jalan satu-satunya untuk membuatnya dapat menghilangkan rasa sakit di hatinya, melihat kebahagiaan Max bersama dengan Lyra, dan tanoa perduli demgan dirinya.Namu

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 116

    "Max, kamu... Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Jennifer dengan dahi mengerut dalam, melihat keberadaan Max di dalam apartemennya.Max merapatkan bibirnya tidak menjawab, matanya hanya melirik tajam Damian yang duduk dengan senyum acuh melihat keberadaannya.Jennifer melihat pandangan mata Max, berusaha untuk menjelaskan kepada Max, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman."Max, kamu jangan salah paham. Damiam datang karena ingin membantuku untuk mengambil beberapa barang milikku, lagi pula aku akan meninggalkan apartemen milikmu, Max. Mengingat kamu memutuslam mengakhiri hubungan kita, tidak ada alasan untuk aku tetap berada di sini," ujar Jennifer membuat Max terkejut.Max terlihat terkejut, raut wajah yang Max perlihatkan saat ini di hadapan Jennifer cukup membuat Jennifer merasa bingung. pasalnya Max sendiri yang meminta untuk mengakhiri hubungan mereka, namun saat ini Max berdiri seolah tidak menyangka jika dia akan menyetujui perpisahan mereka."Kenapa Mas, apa kamu tidak ing

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 115

    Max tidak menyembunyikan kehamilan Lyra, dia memberitahukan kepada ayahny Anthony dan juga ibunya, walaupun ibunya tidak menyambut hangat kabar kehamilan Lyra, tetapi Max tidak perduli. Ibunya memang sejak dulu mengharapkan jika dia dan Lyra akan segera berpisah, namun masih malam mempertahankan pernikahannya bahkan membuat Lyra hamil anak miliknya.Berbeda dengan ibunya, Ayahnya bahkan berpesan kepadanya untuk lebih memperhatikan keadaan Lyra daripada pekerjaannya di perusahaan, itu jelas membuat Max menggelengkan kepala melihat antusias yang ditunjukkan ayahnya dengan kabar kehamilan istrinya.Semenjak kehamilan Lyra, Max lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya di perusahaan, agar dapat segera kembali untuk menemui istrinya, yang sengaja dia tinggalkan sendirian di apartemen miliknya.Max belum memikirkan untuk mencari seorang pelayan, yang bisa dia percayai untuk tinggal merawat dan membantu pekerjaan Lyra, agar Lyra tidak perlu mengerjakan pekerjaan yang berat mengingat keadaan ist

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 114

    Max merasa begitu bersyukur dan beruntung. Dia mencium kening Lyra dengan penuh kasih sayang. "Terima kasih, Lyra. Kamu telah membuatku pria yang paling bahagia di dunia ini," ucapnya dengan suara bergetar. Dokter yang melihat kebahagiaan mereka, ikut tersenyum bahagia melihat wajah Max yang terharu menyambut kehamilan istrinya, kemudian sang Dokter, keluar meninggalkan mereka.Lyra tersenyum, merasa begitu dicintai oleh suaminya. "Kita akan menjadi keluarga yang bahagia, Max. Aku tidak sabar menantikan kehadiran bayi kita," Lyra menunduk, dengan mengusap perutnya yang rata dengan harapan.Mereka akan menjadi orangtua, dan perjalanan baru dalam kehidupan mereka akan segera dimulai."Aku akan melakukan segala yang aku bisa untuk membuat kamu dan bayi kita bahagia, Lyra. Kamu adalah segalanya bagiku," ucap Max dengan suara yang penuh dengan tekad.Lyra tersenyum, merasakan cinta yang begitu dalam dari suaminya. "Aku tahu, Max. Dan aku tidak bisa meminta lebih dari kamu. Kita akan menjal

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 113

    Jennifer beberapa hari ini menghabiskan waktunya di Bar dan akn kembali ke apartemen yang diberikan Max untuknya saat mabuk. Jennifer memilih untuk melupakan kekecewaannya dengan meminum minuman keras, untuk menghilangkan rasa sakit di hatinya.Damian, yang kebetulan melihat Jennifer juga berada di sebuah Bar dengan minuman di hadapannya, beranjak dari duduknya meninggalkan beberapa rekannya untuk menghampiri Jennifer.Damian melirik wajah Jennifer yang memerah oleh pengaruh minuman keras, matanya menata dalam Jennifer yang terlihat mabuk duduk sendirian. "Jennifer ada apa? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Damian, matanya memerhatikn raut wajab Jennifer yang terlihat jika dia tidak baik-baik saja.Jennifer menoleh saat mendengar suara seseorang yang bertanya kepadanya, matanya menyipit memandang Damian dengan senyum getir diwajahnya."Damian, itu kau?" tunjuk Jennifer meletakkan minumannya, kemudian mengulurkan tangannya untuk mengusap wajah Damian yang berdiri di hadapannya.Da

  • Derita Cinta Istri Cacat Mr. Max   bab 112

    Max disatu sisi merasa lega mendengar kata-kata itu, namun di sisi lain dirinya merasa bersalah, terutama saat melihat wajah Lyra yang kembali terluka, yang harus mengingat penyebab Lyra mengalami kecacatan di kakinya, semua karena menolongnya."Aku menyesal, Lyra. Aku menyesal telah tanpa sengaja menyakiti kamu. Tetapi percayalah, jika aku akan menebus semua pengorbanan yang telah kamu berikan padaku, aku berjanji Lyra." ujarnya dengan suara yang penuh dengan keyakinan.Max tidak akan mengingkarinya, dirinya telah berjanji kepada Lyra jika dia akan menebus semua kesalahan yang telah dia lakukan kepada Lyra, sehingga Lyra tidak akan merasa bersedih atau pun menyesal karena telah menolongnya saat itu.Lyra meraih tangan Max dengan lembut. "Aku tahu kamu menyesal, Max. Tapi yang penting sekarang adalah bagaimana dengan hubunganmu bersama dengan Nona Jennifer? Aku tidak ingin jika Nona Jennifer datang dan terus menggangguku, Max. Kamu harus membuat keputusan, agar membuatku semakin percay

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status