Setiap detik berlalu begitu lambat, tidak secepat debaran jantung Rafael yang sedang menggila saat ini! Tergesa sang General Manager menghampiri Rafael dan memutar rekaman CCTV segala arah dari lobby hotel bahkan lorong kamar di setiap lantai juga tidak luput dari pencarian. Pandangan Rafael tertumbuk pada sosok tubuh Kirei yang masuk dengan langkah pelan. Terlihat begitu bimbang.
“Lacak gadis ini ada di kamar berapa!”
Lebih dari 10 menit mereka berjuang mencari sosok Kirei. Keringat dingin mengalir di kening sang karyawan hotel dan General Manager, terlebih mereka diawasi oleh tatapan tajam milik Rafael!
“Ketemu! Gadis ini masuk ke kamar 808 di lantai 8, Tuan.”
“Berikan kunci kamarnya. Sekarang!” tegas Rafael.
“Ta.. tapi…”
“Tapi apa? Kamu berani melawan perintah saya?” tanya Rafael dingin. Disaat seperti ini Rafael sudah tidak memiliki kesabaran ekstra!
Dan Rafael ber
Kirei menatap keluar jendela dan terkesiap saat melihat rumah Rafael di depan matanya! Kenapa Rafael membawa Kirei ke rumahnya?“Kenapa kesini?”“Kamu mau bertemu dengan Mama kamu dengan kondisi seperti ini?” tanya Rafael balik membuat Kirei terdiam. Baru menyadari kondisi dirinya yang begitu berantakan. Benar ucapan Rafael barusan, mamanya pasti akan langsung pingsan jika melihat kondisi Kirei yang mengenaskan seperti ini.Rafael keluar dari mobil lebih dulu dan membukakan pintu untuk Kirei disaat gadis itu masih tampak ragu.“Ada Mommy di dalam. Jangan takut, aku tidak akan melakukan apapun sama kamu jika itu yang kamu takutkan,” tegas Rafael.Terpaksa Kirei melangkahkan kakinya memasuki rumah Rafael yang disambut oleh pekik kekagetan dari mommy Carol. Tidak menyangka kalau Kirei dan Rafael akan datang bersamaan ke rumahnya.“Astaga! Kalian kenapa datang gak bilang Mommy dulu?”“
“Aku akan tetap menikahi Kirei, Mom!” ucap Rafael tegas membuat mommynya terkaget.Dan ternyata bukan hanya mommy Carol yang kaget tapi Rafael juga kaget sendiri dengan ucapannya. Kenapa dirinya bisa menjawab seperti itu? Bukannya tadi ia ingin menjawab tidak ingin menikahi Kirei? Tapi kenapa bibirnya berkata lain? Kenapa antara otak, hati dan bibir jadi tidak sinkron seperti ini?“Kenapa?”‘Kenapa? Aku pun tidak tau jawabannya, Mom!’ keluh Rafael dalam hati, tidak memahami dirinya sendiri.“Aku hanya ingin membantu Kirei, Mom,” kilah Rafael cepat. Hanya itu alasan yang ada di otaknya saat ini.“Membantu Kirei? Maksudnya?”“Aku akan membayar tagihan rumah sakit Mamanya dan membiayai transplantasi ginjalnya, Mom. Maka dari itu aku tetap harus menikah dengan Kirei!” jelas Rafael meski sadar kalau alasannya sangat lemah! Terbukti saat mendengar jawaban mommynya.&ldq
“Kirei?” panggil Rafael dengan suara serak menahan hasrat.“Hmm?”Kirei mendongak meski wajahnya masih tampak manyun. Melihat itu membuat pertahanan Rafael runtuh. Entah keberanian darimana hingga Rafael berani menunduk dan langsung menyatukan bibirnya dengan bibir merah merona milik Kirei.Rafael melumatnya dengan lembut membuat Kirei yang kaget karena tidak menyangka hanya bisa terpaku diam, tanpa mampu membalas.Demi Tuhan! Ini adalah ciuman pertama Kirei! Rafael masih terus melumatnya dengan lembut dan perlahan. Kirei mencengkeram baju Rafael dengan erat untuk menyalurkan perasaan yang baru pertama kali dirasakannya saat ini. Perlahan Kirei menyambut ciuman Rafael meski agak canggung.Setelah sekian menit saling melumat akhirnya dengan enggan Rafael melepaskan tautan bibir mereka dan membiarkan Kirei menarik nafas dalam-dalam. Rafael membelai lembut bibir Kirei yang agak sedikit membengkak karena ulahnya barusan.
‘Aku akan membuat Kirei menyetujui pernikahan ini dengan cara apapun!’ tekad Rafael lagi meski hanya dalam hati. “Bukankah sudah jelas? Aku tidak mencintai kamu dan kamu juga tidak mencintai aku, terlebih lagi kamu sudah punya pacar! Aku tidak mau disebut sebagai pelakor nantinya!” tegas Kirei. “Alice akan menjadi urusanku nanti. Kamu jangan khawatir! Aku yang akan menjelaskan pada Alice mengenai pernikahan kita, aku janji kamu tidak akan dipusingkan mengenai hal itu!” Kirei terdiam bimbang mendengar ucapan Rafael membuat pria itu semakin gencar membujuknya. “Kamu harus pikirkan Mamamu, Kirei. Apa kamu tega melihat Mamamu berulang kali menjalani proses cuci darah yang menyakitkan seperti itu? Apa kamu tidak ingin melihat Mamamu kembali sehat seperti dulu lagi?” “Argh! Kamu memang menyebalkan! Bisa-bisanya kamu menggunakan Mama untuk membuatku bimbang! Kamu tau sendiri kalau aku sayang banget sama Mama!” sungut Kirei kesal. “Aku hanya m
“Aku mau menikah dengan Rafael, Ma,” putus Kirei membuat senyum lebar terkembang di wajah Rafael. Senyum sumringah yang keluar dari lubuk hati Rafael yang paling dalam!‘Finally I got you, Kirei!’ batin Rafael senang.“Kamu yakin, Nak? Pernikahan adalah kontrak seumur hidup, kamu yakin berani menjalaninya secepat ini?” tanya mama Inara membuat hati Kirei tersentak.‘Kontrak seumur hidup? Nyatanya pernikahan Kirei ada kemungkinan hanya akan menjadi kontrak 1 tahun kalau Rafael menyetujuinya, Ma,’ desah Kirei dalam hati namun Kirei tidak mungkin mengatakan semua itu jadi Kirei mengangguk, berusaha meyakinkan mamanya.“Kirei yakin, Ma.”Yang terpenting baginya saat ini adalah membuat mamanya sehat kembali. Jika harus mengorbankan hidupnya Kirei tidak masalah! Mama Inara menghembuskan nafas dan beralih menatap Rafael kembali.“Kalau Kirei sudah menyatakan kesediaannya maka saya ti
Café X…“Jadi hal penting apa yang mau kamu bicarakan, Kirei?” tanya Rafael tak sabar sesaat setelah mereka memesan minuman karena Kirei menolak untuk makan jadi Rafael tidak ingin memaksanya.“Mengenai pernikahan kontrak yang sebelumnya pernah kita bicarakan.”Rafael mengerang dalam hati saat mendengar ucapan Kirei. Kenapa Kirei bersikeras membahas mengenai pernikahan kontrak itu sih? Tidak bisakah Kirei melupakannya saja dan mereka menikah seperti pasangan pada umumnya? Kontrak seumur hidup bukan kontrak 1 tahun!“Lalu?” pancing Rafael mencoba sabar, ingin tau apa yang hendak Kirei bahas. Rafael tidak akan membahasnya lebih dulu, ia ingin tau keinginan Kirei yang sebenarnya. Setelah itu barulah Rafael akan memikirkan cara selanjutnya untuk membatalkannya. Karena dirinya sudah bertekad tidak akan mau melanjutkan ide mengenai pernikahan kontrak itu!“Respon kamu hanya itu?”&ldquo
“Kalau misal lo berubah pikiran dan gak jadi menikah, lo bisa oper Kirei ke gue. Dia cantik banget. Polos pula. Bener-bener tipe calon istri idaman gue. Dari dulu gue paling suka gadis model kayak gitu, Bro,” bisik Reynard jahil membuat emosi Rafael langsung menggelegak!“Sialan! Jangan harap! Awas kalau lo berani macam-macam!”Reynard hanya nyengir sambil mengendikkan bahu. Puas karena berhasil meledek sang kakak yang selalu tampak serius dan tidak memiliki selera humor! Apakah karena terlalu sering berkubang dengan penyakit, kuman, virus, darah, jenazah dan lain sebagainya? Entahlah!Padahal pekerjaan Reynard sebagai pengacara juga memerlukan keseriusan tapi tetap saja dirinya tidak sekaku sang kakak!Rafael berhenti di depan rumah Kirei dan menahan langkah Kirei yang sudah hendak berlalu meninggalkannya begitu saja. Seperti biasa! Mama Inara yang memahami kalau Rafael ingin berbicara berdua dengan Kirei segera sadar diri dan men
Selama seminggu ke depan Kirei selalu disibukkan dengan rencana pernikahannya. Mommy Carol benar-benar membuat Kirei pusing karena begitu banyak hal yang mommy Carol tanyakan pada Kirei, padahal Kirei tidak memahami apapun.Entah soal gaun pengantin, lokasi pesta, menu makanan, undangan, souvenir dan lain sebagainya. Terlalu banyak hingga Kirei sendiri lupa! Kirei tidak menyangka kalau menyiapkan acara pernikahan akan seribet ini!“Mom, aku ikut apa yang menurut Mommy baik aja,” ucap Kirei pasrah, tidak ingin menuntut terlalu banyak.“Tapi ini kan pernikahan kamu, Sayang. Jadi harus sesuai dengan keinginan calon pengantinnya.”“Kalau gitu Mommy tanya Rafael aja. Aku terserah Rafael.”“Rafael sudah beberapa hari ini sibuk di rumah sakit, dia harus menyelesaikan pekerjaannya sebelum menikah agar kalian bisa langsung honeymoon nantinya.”Ucapan mommy Carol membuat Kirei tersedak minumannya sendiri